Sejarah Copet di Bandung, Jumlah Pelaku Pernah Capai 300 hingga Ada Musyawarah Copet
Di tahun 1950-an, jumlah copet di Kota Bandung sudah mencapai 300 pelaku. Saking banyaknya, polisi sampai mempelajari cara pencopet beraksi
Di tahun 1950-an, jumlah copet di Kota Bandung sudah mencapai 300 pelaku.
Sejarah Copet di Bandung, Jumlah Pelaku Pernah Capai 300 hingga Ada Musyawarah Copet
Copet termasuk ke dalam pelaku kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat. Aksi copet pernah terangkat lewat sinetron Preman Pensiun yang mengambil latar di Kota Bandung.
Usut punya usut, sepak terjang copet sudah ada sejak 1958. Bahkan di Kota Kembang itu pernah diadakan musyawarah copet di era 1970-an.
Copet sendiri merupakan tindakan kriminal karena mencuri barang berharga tanpa sepengetahuan sang pemilik. Umumnya copet beraksi di tempat umum, seperti jalanan, mal, terminal sampai pasar tradisional.
-
Apa alasan utama Bandung dijuluki Kota Kembang? “Namun masih belum jelas apakah sebutan Bloem (bunga/kembang) itu ditujukan pada Kota Bandung, ataukah para noni indo yang cantik dari Onderneming (perkebunan) Pasirmalang. Entahlah, sejarah jualah yang lebih tahu,” beber Haryoto Kunto.
-
Di mana Kota Semarang berada? Kota Semarang terletak berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Demak di bagian timur, Kabupaten Semarang di bagian selatan, dan Kabupaten Kendal pada bagian barat.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Dimana lokasi Rumah Kentang di Bandung? Sekitar 12 tahun yang lalu, bangunan yang terletak di Jalan Banda, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat itu terkenal angker.
Di Kota Bandung copet rupanya sudah masif sejak pasca kemerdekaan. Saking banyaknya, kepolisian mencatat jumlah pencopet di sana mencapai 300 pelaku. Mereka akan menyasar korban yang dianggap lengah dan memiliki barang berharga.
Kisah Copet di Bandung Era 1950-an
Mengutip Antara, sejak dulu Kota Bandung memiliki daya tarik yang menawan, termasuk oleh kalangan pelaku kejahatan. Ini karena wilayah tersebut masuk kategori kota besar, dengan penduduk urban dari berbagai latar belakang.
Sayangnya, berdasarkan catatan kepolisian di Bandung pada 18 Juni 1958, jumlah pencopet telah mencapai 300 pelaku.
Mereka amat meresahkan masyarakat, sampai-sampai pihak kepolisian mendata dan mengumpulkan mereka.
Dari jumlah tersebut pelakunya bukan hanya laki-laki, namun juga kalangan perempuan dengan menyasar korban yang berpotensi menurut mereka.
Polisi Mempelajari Keahlian Para Pencopet
Namun ada fenomena menarik seputar copet di Kota Bandung. Di tahun itu, pihak kepolisian juga melakukan pengamatan dan mencari tahu bagaimana para pelaku ini melakukan aksinya dalam mengambil barang.
Kemudian para pencopet juga dipotret wajahnya untuk dipasang di tiap ruangan reserse agar diketahui siapa-siapa pelakunya. Sebanyak 300 pencopet itu, enam di antaranya tercatat sebagai perempuan.
Pencopet Menurunkan Keahlian ke Keluarga
Berdasarkan keterangan keenam pelaku pencopet perempuan itu, mereka menjelaskan bahwa kemampuannya mencopet didapat dari suami mereka.
Pencopet perempuan itu mempelajarinya secara langsung, karena suami mereka memiliki profesi yang sama.
Di sana diketahui juga jika para calon korbannya adalah kalangan perempuan yang tampak membawa barang banyak.
Maraknya tukang copet di Kota Bandung semakin tahun semakin meningkat kala itu. Bahkan, di era 1970-an pernah diadakan musyawarah copet di kota kembang. Pesertanya adalah para tukang copet dari berbagai kota di Jawa seperti Surabaya, Semarang, Jakarta dan Yogyakarta.
Pernah Ada Musyawarah Copet
Ada beberapa poin yang dibahas di musyawarah tersebut, seperti pembagian wilayah operasi di kota masing-masing agar tidak berebutan, termasuk peningkatan kewaspadaan dan penertiban dalam melakukan aksi mencopet.
Musyawarah ini sempat dilakukan diam-diam, namun akhirnya terendus oleh pihak kepolisian. Kendati begitu, tidak diketahui apakah para pelaku ini ditindak atau ditertibkan.
Dibasmi Pemerintah
Di tahun 1970-an, copet semakin marak di Indonesia. Ini membuat Presiden Soeharto kala itu bergerak cepat untuk melakukan pemberantasan.
Yang menarik, musyawarah copet kemudian diangkat menjadi sebuah film berjudul “Raja Copet”. Mengutip buku Moments in Indonesian Film History: Film and Popular Culture in a Developing 1950-2020 oleh David Hanan, ditampilkan bagaimana para pimpinan copet melakukan rapat besar untuk membahas langkah-langkah mencopet di jalanan.