Sisi Menarik Kue Rangi, Jajanan Kuno Khas Betawi yang Kini Terpinggirkan
Salah satu alasan kue ini masih dicari para penggemar lantaran tekstur dan cita rasanya yang beragam.
Salah satu alasan kue ini masih dicari para penggemar lantaran tekstur dan cita rasanya yang beragam.
Sisi Menarik Kue Rangi, Jajanan Kuno Khas Betawi yang Kini Terpinggirkan
Jika dicari, apa jajanan kuno di Jakarta? Tentu akan disebut beberapa nama seperti kerak telor, kembang goyang sampai selendang mayang. Namun ternyata masih ada kudapan lawas lainnya yang hampir terlupakan bernama Kue Rangi.
Buat sebagian orang, nama ini mungkin dianggap asing karena memang sudah jarang ditemui. Kehadirannya kalah pamor dengan jajanan jadul lainnya yang sering tampil di acara kebudayaan.
-
Apa itu Kue Rangi? Kue rangi adalah salah satu kue tradisional Betawi. Kue ini terbuat dari campuran tepung kanji kelapa parut yang dipanggang dengan cetakan khusus di atas tungku kecil dan ditutup agar matang.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Apa ciri khas dari pantun Betawi? Pantun Betawi memiliki ciri khas yang spontan, blak-blakan, dan lucu.
-
Mengapa kue talam Betawi punya banyak warna? Warna tersebut datangnya dari bahan alami, seperti unsur buah dan daun pandan yang bisa mengeluarkan warna hijau pekat.Kemudian ada juga kue talam yang berwarna ungu dan berasal dari ubi jalar dengan warna serupa.
-
Kenapa budaya palang pintu muncul di Betawi? Budaya palang pintu muncul ketika daerah-daerah Betawi masih rawan. Dulu jauh sebelum seperti saat ini, orang melamar untuk nikah harus berangkat pada malam hari.
Walau demikian, Kue Rangi tak boleh dipandang sebelah mata karena memiliki sejumlah sisi menarik. Keunikan kue jadul ini tak sekedar dilihat dari tampilannya, namun proses pembuat yang ternyata tidak menggunakan teknologi modern.
Salah satu alasan kue ini masih dicari para penggemar lantaran tekstur dan cita rasanya yang beragam. Selain cocok sebagai teman minum teh dan kopi, Kue Rangi menjadi salah satu kudapan yang mengenyangkan.
Yuk kenali lebih lanjut jajanan Kue Rangi yang mulai terpinggirkan di Kota Jakarta ini.
foto: jakita.jakarta.go.id/
Kue yang Dicetak Asli Betawi
Penampilan kue rangi sepintas mirip dengan jajanan bandros dari tatar Sunda atau gandos dari tanah Jawa. Warna dan bentuknya juga serupa, yakni putih pucat dengan sedikit gosong di bagian bawahnya.
Foto: wikipedia
Meski terlihat sama, bahan utama Kue Rangi berbeda dengan bandros maupun gandos. Mengutip majalah Jakita yang dikelola oleh Pemprov Jakarta, Kue Rangi memakai tepung tapioka atau kanji yang membuat tekstur kue menjadi lebih kenyal namun mudah untuk dipotong
Jka Bandros dan Gandos bercita rasa gurih dan sedikit asin, rasa Kue Rangi perpaduan gurih dan manis yang nikmat disantap saat hangat.
Rasa dasar dari kue ini adalah gurih dan sedikit asin. Bertambah nikmat dengan tambahan parutan kelapa di bagian atasnya.
, kue Rangi memiliki bentuk kotak dan kering di luar namun teksturnya lembut saat dikunyah.
Hal lain yang membedakan Kue Rangi dengan kue lainnya adalah tambahan toping gula merah cair yang kental. Sementara Gandos dan Bandros hanya menggunakan toping kelapa ataupun gula pasir.
Foto: Buku Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita
- Mencicipi Kue Geplak, Si Cantik Penggoyang Lidah dari Betawi yang Kini Hampir Hilang
- Dua Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri hingga Tewas Divonis 15 Tahun Penjara
- Nyaris Tenggelam, Seni Betawi Kuno Ini Unik Karena Padukan Pantun dengan Gambang Kromong
- Kenalan dengan Uniknya Tari Kukupu Khas Jawa Barat, Adopsi Siklus Hidup Serangan dengan Elemen Balet
Cara Memasak Dipanggang Pakai Kayu
Menurut budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra, Kue Rangi dahulu jadi sajian acara keluarga. Cara memasaknya juga tidak seperti kue pada umumnya, karena Kue Rangi dibuat menggunakan kayu bakar.
Ini juga menjadi alasan mengapa kue jadul khas Betawi ini diberi nama Rangi yang artinya dibakar atau dipanggang menggunakan kayu.
Hingga kini cara pembuatan Kue Rangi juga masih dipertahankan oleh beberapa penjual, yakni dengan memanggang menggunakan tungku kayu bakar.
“Ada yang bilang kalau istilah ‘Rangi’ berasal dari bahasa Betawi kuno, yaitu dipanggang atau dibakar,” jelasnya.
Beraroma Harum
Selain itu, asal usul kue Rangi juga konon berasal dari aromanya yang harum dari proses membakarnya yakni digarang wangi. Digarang, dalam bahasa Betawi artinya dipanggang.
Aroma wangi berasal dari kayu bakar. Jika dimasak menggunakan minyak tanah atau gas, aroma khas dari kue tersebut kabarnya tidak akan keluar dan cita rasanya juga berkurang.
Beberapa daerah di Jakarta yang masih menjajakan kue Rangi di antaranya di wilayah Bulak – Jakarta Timur, Cipinang Jatinegara – Jakarta Timur dan Ragunan – Jakarta Selatan. Kue ini biasanya dijual dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu per porsinya.
Dicatat Sebagai KIK
Di balik keberadaan Kue Rangi yang mulai terpinggirkan, kue ini telah tercatat sebagai salah satu Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardana.
KIK tersebut meliputi ekspresi budaya tradisional, sumber daya genetik serta potensi indikasi geografis yang harus dijaga.
“Pencatatan inventarisasi KIK ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para pelaku kuliner Betawi, agar terus menjaga eksistensinya dalam menghadapi maraknya kuliner dari luar,” ucap Iwan.