Buka Usaha Toko Kelontong, Wanita Asal Sleman Ini Bisa Untung Rp380 Juta per Bulan
Tak banyak orang yang bisa mencapai sukses di usia muda. Satu di antara mereka itu adalah Granita Elsara (27 tahun). Setiap bulan, usaha toko kelontong miliknya mampu meraup omzet Rp380 juta dengan keuntungan bersih hingga belasan juta.
Meraih sukses di usia muda menjadi impian banyak orang. Namun tak banyak orang yang bisa mencapai hal itu. Satu di antara mereka yang sukses di usia muda itu adalah Granita Elsara (27 tahun). Setiap bulan, usaha toko kelontong miliknya mampu meraup omzet Rp380 juta dengan keuntungan bersih hingga belasan juta.
Perempuan yang akrab disapa Elsa itu merintis usaha toko kelontong sejak Bulan September 2017. Saat itu, ia masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum UGM. Ia menjalankan usaha itu berawal dari keprihatinannya akan harga barang-barang yang dijual di toko-toko kelontong tempatnya yang relatif mahal karena berada di lokasi wisata.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Saya tinggal di daerah Kaliurang Barat di mana barang-barang kebutuhan pokok dan snack dijual mahal. Selain berada di tempat wisata, lokasinya yang jauh dari kota menjadikan biaya distribusinya juga mahal. Akhirnya saya terpikir untuk membuat toko kelontong guna menstabilkan harga,” kata Elsa dikutip dari Ugm.ac.id pada Rabu (31/8).
Lalu bagaimana perjuangan Elsa dalam membangun usahanya? Berikut selengkapnya.
Sempat Nangis
©Ugm.ac.id
Elsa mengaku pada awalnya ia menjalankan usaha itu bermodalkan kemauan. Saat itu ia tidak punya modal finansial sama sekali. Untuk memulai usaha, ia meminjam uang orang tuanya. Awalnya ia meminjam Rp32 juta untuk belanja keperluan perlengkapan toko dan produk yang akan dijual.
Ia pun mulai membuka toko di garasi rumah di Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Toko itu ia namai Warung Bu Woro, nama itu diambil dari nama ibunya. Minggu-minggu awal menjalankan usaha menjadi waktu yang sulit bagi Elsa. Usahanya tidak berjalan sesuai ekspektasi.
“Di hari pertama dan kedua itu tetangga banyak yang beli sebagai bentuk dukungan. Tapi setelah itu pendapatan menurun. Sempat nangis karena merasa sudah tidak bisa memutar barang lagi. Penjualannya stagnan dengan omzet Rp300-400 ribu per harinya,” kata Elsa.
Strategi Elsa
shutterstock.com
Elsa tak mau berlama-lama dalam keterpurukan. Ia segera bangkit dan mencari solusi untuk keluar dari keterpurukannya saat itu. Ia kemudian menambah diversifikasi barang dan menambah kualitas barang per itemnya sehingga bisa menawarkan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen.
Hingga akhirnya pada Desember 2017 saat momen liburan dan kunjungan ke Kaliurang meningkat, penjualan barang di tokonya melonjak tajam dan omzet mengalami kenaikan.
Saat itu ia melihat peluang pasar yang potensial di kawasan wisata Kaliurang. Ia berusaha melebarkan pasar dengan menggandeng pelaku industri wisata di sekitar Kaliurang untuk kerja sama.
Ia mencoba memasukkan proposal ke hotel, rumah makan, dan toko penjualan makanan setempat seperti jadah tempe dan mendapat respon positif. Ia pun kemudian merambah usaha dengan mensuplai kebutuhan hotel, rumah makan, dan toko di sekitar Kaliurang
“Kita memasukkan proposal jadi harus berani menambah modal. Hutang sebelumnya belum kebayar tapi sudah pinjam ortu lagi sehingga total pinjaman Rp54 juta. Selesai masa liburan omzet naik per harinya dengan titik tertinggi Rp36 juta dan pada Januari 2018 saya bisa melunasi semua pinjaman ke ortu,” kata Elsa.
Kunci Sukses
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Filipe Frazao
Karena usahanya kian berkembang, kini Elsa merekrut karyawan untuk membantu operasional usahanya. Saat ini ia mempekerjakan 4 orang karyawan.
Profit dari usaha yang digagas Elsa tidak main-main. Setiap harinya ia rata-rata bisa menghasilkan omzet Rp12-an juta. Apabila dikalkulasikan ia berhasil memperoleh omzet Rp380 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp10-12 juta sebulan.
“Kunci berbisnis itu ya harus ada keberanian untuk ambil risiko. Jangan cepat menyerah saat jatuh kalau mau bertahan dan segera cari solusi,” tutur Elsa.
Meski terbilang sukses, Elsa tak sekalipun menyangka bisa berada pada titik ini. Apalagi ia hanya belajar dari pengalaman tanpa ada mentor dan pendampingan dari pihak manapun.