Termasuk Daerah 'Rawan', Ini 5 Fakta Fenomena Pengemis di Desa Pageralang Banyumas
Di Desa Pageralang, Banyumas, banyak warganya yang berprofesi sebagai pengemis. Mereka biasanya berdiri berjejer di pinggir jalan raya mengharapkan lemparan uang dari pengemudi. Konon, mereka berdiri untuk menjaga tempat itu karena seringnya terjadi kecelakaan di sana.
Bila hendak menuju Purwokerto dari arah Yogyakarta, selepas pertigaan Buntu ke arah utara, pengendara akan melintasi wilayah hutan karet dengan jalan berkelok-kelok. Di hutan itu, banyak orang berdiri di pinggir jalan raya dan meminta uang kepada pengemudi.
Biasanya, pengemudi yang lewat akan melempar koin dan orang-orang itu akan berlari ke arah koin tersebut. Keadaan seperti itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Desa Pageralang, berada di Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di tempat itu banyak warganya yang berprofesi sebagai pengemis. Mereka biasanya berdiri berjajar di pinggir jalan mengharapkan lemparan uang dari pengemudi.
Konon, mereka berdiri untuk menjaga tempat itu, karena termasuk daerah rawan kecelakaan.
Sejarah Kemunculan Pengemis di Pageralang
©YouTube/RCTI
Keberadaan pengemis di Pageralang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Konon, karena seringnya terjadi kecelakaan, warga di sana kerap kali berjaga di jalan raya. Karena belas kasihan, pengendara yang lewat, memberi sedikit uang sebagai ucapan terima kasih karena telah menjaga tempat itu.
Seiring berjalannya, tugas menjaga itu malah menjadi mata pencaharian warga setempat. Dari sana kemudian muncul mitos jika pengendara di sana tidak memberi uang pada pengemis, maka akan ada saja kecelakaan yang terjadi di sana.
Bahkan sebelum adanya pengemis itu sempat ada peristiwa di mana sebuah bus masuk jurang dan ratusan orang meninggal.
Mengemis 24 Jam
©YouTube/RCTI
Selama 24 jam sehari, pasti selalu ada para pengemis yang mengais rezeki dari para pengendara yang lewat. Keberadaan mereka tidak mengenal waktu dan cuaca. Baik saat siang maupun malam, saat cuaca cerah maupun hujan, ada saja pengemis yang berjaga di jalan raya Desa Pageralang.
“Memang pengemis di sini selalu ada selama 24 jam. Tapi ganti-ganti orangnya. Soalnya kita biasanya tiga jam pulang, tapi nanti ada lagi yang datang. Penghasilannya kalau lagi dapat ya Rp20-25 ribu dapat, tapi kalau tidak ya Rp10 ribu,” ujar Bu Parinah, salah seorang pengemis di sana dikutip dari YouTube RCTI.
Daerah Rawan Kecelakaan
©YouTube/RCTI
Daerah Jalan Raya Kebun Krumput yang melintasi Desa Pageralang memang merupakan daerah rawan kecelakaan. Kontur jalannya naik turun dan berkelok, jadi pemicu.
Di sana juga terdapat banyak tikungan tajam yang membuat para pengendara harus ekstra hati-hati. Bahkan beberapa kali pernah terjadi kecelakaan yang menelan banyak korban jiwa saat para pengemis itu dilarang beraktivitas di tempat itu.
Sempat Dibubarkan
©YouTube/RCTI
Karena dianggap mengganggu arus lalu lintas, aktivitas para pengemis di sana pernah dibubarkan polisi. Tetapi, ketika tidak ada pengemis berjaga di sepanjang jalan, kecelakaan justru sering terjadi.
“Dulunya memang sempat dibubarkan. Takutnya kan malah mengganggu pengendara lainnya. Misalnya pengendara melempar uang, lalu uangnya jatuh di tengah jalan, pengemis mengejar uangnya lalu ketabrak. Tapi ternyata nggak ada mereka malah terjadi kecelakaan,” kata Desi, salah satu warga yang tinggal di dekat kawasan itu.
Hubungan Timbal Balik
©YouTube/RCTI
Bagi beberapa pengendara yang sering melintas di sana, keberadaan pengemis di Desa Pageralang justru merupakan sebuah hubungan timbal balik. Walaupun harus memberikan sejumlah uang, para pengendara cenderung akan merasa lebih aman melintasi tempat itu dengan adanya para pengemis terutama pada malam hari.
“Untuk menjaga keamanan kalau ada mobil mogok, biar tempatnya juga tidak terlalu rawan. Soalnya kan tempatnya hutan-hutan gitu. Biasanya alasannya kayak gitu,” kata Sugito, warga sekitar yang tinggal di Desa Pageralang, dikutip dari YouTube RCTI pada Rabu (29/7).