Dulu Ditarik dengan Tenaga Kuda, Ini Sejarah Jalur Kereta Api Solo-Boyolali
Kini peninggalan jalur kereta api bersejarah itu hampir hilang tanpa jejak
Kini peninggalan jalur kereta api bersejarah itu hampir hilang tanpa jejak
Ditarik dengan Tenaga Kuda, Ini Sejarah Jalur Kereta Api Solo-Boyolali
Pada tahun 1892, perusahaan Solosche Tramweg Maatschappij (SoTM) mulai membangun jalur trem dari Stasiun Jebres ke arah barat menuju Stasiun Purwosari dan berakhir di Stasiun Boyolali.
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Kenapa jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Dimana jalur kereta api Jogja-Bantul dulu berlanjut? Dahulu ada jalur kereta api yang menghubungkan antara Kota Yogyakarta hingga Bantul. Bahkan jalur itu berlanjut hingga daerah Sewugalur di Kabupaten Kulon Progo.
-
Kapan jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo terakhir kali dilintasi kereta? Jalur kereta api itu terakhir kali dilintasi kereta api pada tahun 1986 di mana kereta api terakhir itu berhenti di Stasiun Mantrianom atau 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.
-
Mengapa jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta ditutup? Jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Yogyakarta dulunya merupakan jalur strategis militer Hindia Belanda. Namun sejak tahun 1976, jalur kereta api itu ditutup.
Operasional kereta yang melintas di jalur tersebut menggunakan satu gerbong trem yang ditarik empat kereta kuda.
Trem itu berkapasitas 20 penumpang. Setiap empat kilometer, kuda penariknya harus diganti mengingat beban yang ditarik cukup berat.
Pada masa itu, pelanggan trem SoTM didominasi oleh kaum-kaum priyayi maupun juragan perkebunan di Boyolali. Namun memasuki tahun 1905, SoTM mengalami keterpurukan. Banyak kuda-kuda penarik trem yang mati.
Hal inilah yang membuat perusahaan itu bekerja sama dengan NIS untuk melakukan modernisasi berupa pengadaan lokomotif uap.
Modernisasi itu selesai pada 1 Mei 1908.
Namun hal ini membuat SoTM semakin terpuruk sehingga pada 1 Januari 1911 SoTM resmi diakuisisi oleh NIS.
Di tangan perusahaan NIS, jalur tersebut mengalami revitalisasi dan pembaharuan. Untuk angkutan penumpang, NIS meluncurkan layanan trem uap yang ditarik lokomotif.
Tujuan NIS mengakuisisi jalur kereta api Solo-Boyolali adalah karena daerah tersebut dianggap penting oleh Belanda. Selain daerah yang subur, Boyolali juga memiliki beberapa sumber air bersih dan beberapa pabrik gula.
Jalur itu kemudian digunakan untuk meningkatkan pelayanan angkutan dari Pabrik Gula Colomadu, Pabrik Gula Gembongan, Pabrik Gula Cokrotulung, dan Pabrik Gula Bangak. Di sisi lain jalur ini juga digunakan untuk layanan kereta api penumpang.
Selain diperpanjang, jalur kereta api ini juga mengalami perubahan rute.
Pada awalnya rute yang dilewati jalur kereta api hanya berhenti sampai Benteng Vastenberg.
Setelah trem kereta api uap mulai digunakan, jalur tersebut kemudian dilanjutkan menuju Stasiun Jebres dengan melintasi Pasar Gede.
- Dilantik Jadi Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto Jadi Kasad Tersingkat Sepanjang Sejarah
- Sejarah Desa Legetang di Dieng, Hilang dan Lenyap dalam Semalam
- Melihat Peradaban Jalur Kuno yang Terendam Waduk Gajah Mungkur, Dulunya Rute Gerilya Jenderal Soedirman
- Dijuluki si Peluru dari Medan, Ini Kisah di Balik PO Medan Jaya yang Melegenda
Perubahan rute ini dibuat agar penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dari Kota Solo menuju Wonogiri maupun Boyolali dapat langsung berpindah menggunakan kereta api NIS.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pemerintah Indonesia kembali memasang rel jalur kereta api Solo-Boyolali. Pada tanggal 17 Juni 1946 jalur kereta api Solo-Boyolali kembali dibuka.
Pada tanggal 1 Agustus 1973, Perusahaan Jawatan Kereta Api menutup jalur tersebut sebagai jalur kereta api umum. Layanan lori tebu diteruskan hingga tahun 1980-an, yang kali itu terjadi pemutusan kontrak pengangkutan dari Pabrik Gula Colomadu.
Dilansir dari kanal YouTube KRONIK RONS, meskipun masih tersisa sedikit jalur kereta api namun secara keseluruhan jalur tersebut sudah tidak berbekas karena selama bertahun-tahun tertumpuk trotoar.
Saat ini bekas bangunan Stasiun Kartasura masih berdiri tegak. Namun sudah beralih jadi warung sate milik Pak Bagong.
Sementara itu bangunan Stasiun Boyolali sudah hilang tak bersisa. Perkiraan lokasi Stasiun Boyolali terletak setelah Kantor Kelurahan Siswodipuran hingga depan Panti Marhaen. Di sana terdapat penanda aset tanah milik PT KAI tepat di depan bangunan tersebut.