Fokus Perdalam Ilmu Agama di Bulan Ramadan, Begini Keseruan Ponpes di Kendal Belajar Kitab Kuning
Pondok pesantren itu punya metode sendiri agar santri bisa menyerap ilmu yang terkandung di kitab kuning.
Pondok pesantren itu punya metode sendiri agar santri bisa menyerap ilmu yang terkandung di kitab kuning.
Fokus Perdalam Ilmu Agama di Bulan Ramadan, Begini Keseruan Ponpes di Kendal Belajar Kitab Kuning
Bulan Ramadan merupakan bulan yang tepat untuk memperdalam ilmu agama. Suasana belajar ilmu agama makin kental di pesantren-pesantren, begitu pula di Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan Pondok Pesantren Canga'an didirikan? Berdiri sejak tahun 1711, kini pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari tiga abad.
-
Apa yang dilakukan K.H. Abbas Abdul Jamil di Pondok Pesantren Buntet? Selama memimpin Pondok Pesantren Buntet, Kiai Abbas (sapaannya) terus menyampaikan semangat nasionalisme kepada para santri yang ia asuh. Ia yakin, kekuatan santri yang jumlahnya tidak sedikit mampu menumbangkan bangsa penjajah yang sewenang-wenang di Indonesia.
-
Di mana Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berada? Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
-
Dimana Pondok Pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
Sejatinya Ponpes Darul Amanah merupakan salah satu pesantren yang menerapkan prinsip pendidikan seimbang antara agama dan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja.
Namun begitu memasuki Ramadan, kegiatan santri difokuskan untuk memperdalam ilmu agama. Dalam hal ini mereka fokus memperdalam kitab kuning.
Mengutip dari rilis yang diterima merdeka.com, tidak semua pondok pesantren berani menerapkan kurikulum kitab kuning.
Penyebabnya adalah level kesulitan dari membaca dan memahami kitab kuning itu sendiri.
Diperlukan pemahaman khusus terhadap bahasa Arab agar dapat lancar membaca kitab kuning.
Ustadz Fatwa, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, mengatakan bahwa Ponpes Darul Amanah punya metode sendiri dalam mengajarkan kitab kuning.
Ia mengatakan, hal pertama yang penting dikuasai sebelum belajar kitab kuning adalah kemampuan dalam berbahasa Arab. Setidaknya, santri harus tahu cara menulis, membaca, dan mengartikan bahasa Arab.
“Di kitab kuning tulisan Arabnya gundul semua. Jadi santri baru harus kita kuatkan dulu alat untuk memahami, baru di tahun selanjutnya kita mempelajari isi dari kitab kuning tersebut yang mana di dalamnya terdapat banyak hukum, fiqih, sejarah, dan lain-lain,”
ujar Ustadz Fatwa.
Bagi pria yang akrab disapa Gus Fatwa itu, belajar kitab kuning merupakan hal yang wajib karena menjadi sumber penting dalam pembelajaran agama Islam.
- Doa Pulang Mengaji & Belajar Menuntut Ilmu, Jadikan Kegiatan Penuh Keberkahan
- 5 Cara Membaca Kitab Kuning Lengkap Beserta Pengertiannya
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Walaupun kesulitan membaca dan menghafal kitab kuning terbilang tinggi, namun dengan adanya metode yang diberikan Ponpes Darul Amanah membuat mereka bisa lebih mudah membaca dan menghafal banyak ilmu yang terkandung di dalamnya. Sehingga, pemahaman terhadap agama dapat dilakukan secara lebih dalam.
Selain kitab kuning, pembelajaran ilmu agama yang diperkuat selama Ramadan adalah hafalan Al-Qur’an, tadarus, kultum, dan lainnya.
Tentang Ponpes Darul Amanah
Pondok Pesantren Darul Amanah di Kendal, Jawa Tengah, merupakan salah satu pesantren yang menerapkan prinsip pendidikan yang seimbang antara agama dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Ponpes ini berdiri di bawah naungan Nadhlatul Ulama (NU) dan Dzikrul Ghofilin.
Di sana, terdapat puluhan ekstrakurikuler yang sukses dan berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Contoh dari keberhasilan ini adalah akademi sepak bola yang telah mengantarkan beberapa santri ke timnas Indonesia, kegiatan pramuka yang mengikuti jambore internasional, dan unit fashion yang diundang untuk mengikuti fashion show tingkat internasional.