Kisah Unik Desa Tempuran Blora, Banyak Warganya yang Jadi Polisi dan Tentara
Di Desa Tempuran, Kabupaten Blora, ada sebuah makam keramat milik Mbah Lembu Peteng. Konon dulunya ia adalah seorang prajurit.
Di Desa Tempuran, Kabupaten Blora, ada sebuah makam yang dikeramatkan. Menurut masyarakat setempat, yang disemayamkan di makam keramat itu adalah sesepuh desa bernama Mbah Lembu Peteng.
Melalui sebuah video yang diunggah pada 23 Desember 2023, pemilik kanal YouTube Sahabat Al Arif Blora menyempatkan diri untuk mengunjungi makam keramat itu. Dalam kesempatan tersebut ia bertemu langsung dengan Lurah Desa Tempuran, Pak Keman.
-
Apa yang menjadi ciri khas rumah Pratama Arhan di Blora? Rumah tersebut memiliki suasana yang sangat pedesaan, sejalan dengan karakter Arhan. Tampilan rumahnya tampak didominasi oleh elemen kayu. Bahkan, dindingnya dibuat dari lapisan kayu dan terdapat beberapa bilah bambu yang menjadi pagar.
-
Di mana lokasi utama pelaksanaan Gernas Tanam Padi di Blora? Salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah di 3 lokasi. Di antaranya Kelurahan Tambakromo, Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan dan Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa yang terjadi di Pasar Ngawen Blora? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat. Banyak lapak yang ditempati ribuan pedagang hangus terbakar. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 23.30 WIB.
-
Apa nama masjid tertua di Blora? Masjid tertua adalah Masjid Baitunnur.
-
Kenapa Pasar Ngawen Blora terbakar? Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat lilin yang menyala di salah satu kios sembako lupa dimatikan pemiliknya.
Saat itu Pak Keman sedang mencari rumput di sekitar makam. Di sela-sela kesibukannya, ia bercerita tentang makam keramat itu kepada pemilik kanal YouTube Sahabat Al Arif Blora. Berikut selengkapnya:
Mbah Lembu Peteng
Dalam kesempatan itu, Pak Keman menceritakan sosok Mbah Lembu Peteng. Ia merupakan orang pertama yang membuka permukiman di Desa Tempuran.
Pak Keman melanjutkan, Mbah Lembu Peteng mempunyai dua orang murid yaitu Jaelani dan dan Bimo Kroyo. Bimo Kroyo kemudian dipilih Mbah Lembu Peteng untuk menjadi pemimpin di desa tersebut karena sikap dewasanya.
Pak Keman sendiri tidak tahu persis kapan pertama kali Mbah Lembu Peteng menempati Desa Tempuran.
“Pokoknya tahun 1817 itu sudah Mbah Lurah Salekan. Itu sudah lurah keempat di desa ini,” kata Pak Keman.
- Hanya Muncul Setahun Sekali, Begini Serunya Berburu Ungker di Pelosok Hutan Jati Blora
- Berawal dari Laporan Warga, Polisi Tangkap Remaja Mau Tawuran di Kebon Jeruk
- Tidak Bisa Diajak Kompromi Warga Desa Gabusan Blora Kompak Saling Tutup Akses Jalan, Begini Masalahnya
- Jateng Masuk Musim Kemarau Mei 2024, Puncaknya Juli Hingga Agustus
Lurah Samin
Pak Keman mengatakan, Mbah Lurah Salekan cukup terkenal sebagai kepala desa Tempuran dengan sebutan Mbah Lurah Samin. Waktu itu ia cukup berani melawan penjajah Belanda. Selain itu kisah Mbah Lurah Salekan hingga kini masih tercatat di Keraton Surakarta.
“Waktu itu Mbah Lurah Salekan tidak mau berkomunikasi dengan pihak Belanda. Bahkan membayar pajak pun dia tidak mau. Makanya ia kemudian dikenal dengan nama Lurah Samin,” kata Pak Keman.
Lebih lanjut, Pak Keman bercerita, berdasarkan runtutan sejarahnya, Mbah Lembu Peteng masih keturunan Kerajaan Majapahit. Tak hanya di Desa Tempuran, nama-nama Lembu Peteng juga terdapat di beberapa tempat seperti Gresik dan Madura sebagai penanda bahwa orang itu masih keturunan Majapahit. Ciri khas makam Lembu Peteng ditandai dengan pohon asem yang tumbuh di atasnya.
Keturunan Prajurit
Pak Keman mengatakan, dulunya Mbah Lembu Peteng yang dimakamkan di Desa Tempuran Blora merupakan seorang prajurit. Bakat prajurit itu kemudian ditularkan secara turun-temurun pada keturunan berikutnya. Bahkan hingga sekarang, bakat prajurit dari Mbah Lembu Peteng masih ditularkan pada warga yang tinggal di sana.
“Makanya setiap tahun itu pasti ada anak sini yang daftar polisi atau tentara pasti jadi. Bahkan Tempuran adalah desa kecil yang tentara dan polisinya banyak sekali. Setiap tahun pasti ada. Karena dulu cikal bakal orang sini adalah prajurit,” pungkas Pak Keman.