Masih Jadi Misteri, Begini Cerita Penemuan Candi Peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat
Penemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Penemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Masih Jadi Misteri, Begini Cerita Penemuan Candi Peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat
Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
Penemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Melalui penelitian arkeologis, diperkirakan bahwa candi ini merupakan peninggalan Majapahit. Kok bisa gitu?
-
Kapan Gunungkidul menjadi tempat pelarian pasukan Majapahit? Mengutip Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Yogyakarta, di masa silam, Gunungkidul pernah turut menjadi tempat pelarian dari beberapa pasukan Majapahit. Mereka kemudian menempati lokasi yang saat ini menjadi Pongangan, dengan pemimpinnya R. Dewa Katong saudara Raja Brawijaya dari Jawa Timur.
-
Di mana letak Gua Selomangleng yang merupakan peninggalan era Majapahit? Cagar Budaya Gua Selomangleng terletak di Desa Sanggrahan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di lokasi pagar sisi utara Istana Majapahit? Arkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit. Hal itu berlangsung usai tahun 2023 lalu sempat terkendala pembebasan lahan di Jatirejo.
-
Dimana lokasi penemuan pagar sisi utara dan tiga tapak gapura Istana Majapahit? Arkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit. Hal itu berlangsung usai tahun 2023 lalu sempat terkendala pembebasan lahan di Jatirejo.
-
Kapan pagar sisi utara Istana Majapahit berhasil ditemukan? Belum lama ini, lokasi pagar sisi utara Majapahit berhasil terungkap.
-
Dimana letak Desa Manduro yang diklaim sebagai keturunan Majapahit? Desa Manduro terletak 22 km di sebelah utara pusat Kota Jombang, Jatim.
Dalam kitab Negarakertagama, Patih Gadjah Mada sendiri pernah menyebut nama Tanjungpura. Nama tersebut kini berada di sekitar Kota Ketapang.
Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
Wahyu Djoko, Sejarawan dari Universitas Negeri Malang (UM) mengatakan situs Candi Negeri Baru berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan. Candi ini disebut sebagai situs Hindu/Budha satu-satunya di Kalimantan Barat.
Wahyu mengatakan, di situs tersebut, sudah banyak batu-batuan penyusun candi yang hancur dan hilang. Batu itu disebut banyak digunakan masyarakat setempat untuk pembangunan rumah dan sebagainya.
Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dr. Blasuis Suprapta, mengatakan bahwa batu bata yang ada di Candi Negeri Baru sama dengan batu bata yang ada di Majapahit.
“Setelah kami teliti ternyata ini berhubungan dengan pola penempatan situs pada masa Majapahit. Jadi di Majapahit atau Singasari, situs-situs bangunan suci ditempatkan pada titik pertemuan dua sungai atau orang Jawa Timur menyebutnya Supit Urang. Nah yang di Negeri Baru itu juga ada di titik pertemuan dua sungai,” kata Blasuis Suprapta.
Di situs tersebut, ditemukan batu nisan Gayatroloyo yang memuat angka tahun 1360 saka, dan memiliki tulisan huruf Arab. Menurut inkripsi tahunnya situs itu dibangun pada abad ke-15 atau tahun 1441 Masehi.
- Menguak Misteri Candi Kayen di Pati, Jadi Saksi Awal Mula Masuknya Peradaban India ke Tanah Jawa
- Sudah Ada Jauh dari Sebelum Majapahit Berdiri, Candi ini Selalu Terendam Air Hanya Bisa Dilihat Tiap 1 Suro
- Misteri Curug Bubut Cianjur, Ada “Candi” di Balik Air Terjun Indah
- Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda
Tak jauh dari situs tersebut, terdapat sebuah istana kerajaan bernama Keraton Matan. Istana itu didominasi warna kuning hijau yang merupakan identitas dari kerajaan Melayu.
Tak jauh dari situs itu pula terdapat situs Makam Keramat Sembilan. Blasuis mengatakan bahwa makam itu memiliki aspek kemiripan dengan makam-makam yang ada di Jawa.
“Bisa dibilang para pedagang dari Majapahit pergi berdagang ke sana, mendirikan pemukiman, dan kemudian penguburan, itu sama persis seperti yang di Troloyo, Jawa Timur,” kata Blasuis dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.