Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
Seluruh elemen warga, baik itu anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur turun ke sungai dan berlomba menangkap ikan.
Siang itu, suasana kampung Kedunggandri, Kecamatan Kedungjati, Grobogan cukup ramai. Para warga berkumpul di pinggir sebuah sungai besar yang mengalir melewati kampung itu. Mereka akan menjalankan tradisi asrah batin yang hanya dilaksanakan dua tahun sekali, menurut penuturan tokoh masyarakat setempat.
Setiap warga membawa jaring dari rumah masing-masing. Nantinya mereka akan turun ke sungai beramai-ramai untuk menangkap ikan. Seluruh elemen warga, baik anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur dalam mengikuti acara itu.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tabot? Di Bengkulu terdapat sebuah tradisi dalam setiap menyambut tahun baru Islam yang bernama Tabot.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tueng Dara Baro? Dalam adat perkawinan masyarakat Aceh, seluruh rangkaian upacara pernikahan harus dilakukan tahap demi tahap, salah satunya adalah Upacara Tueng Dara Baro. Upacara ini mirip dengan "Ngunduh Mantu" atau penjemputan dan penerimaan pengantin perempuan di keluarga pihak laki-laki.
-
Di mana tradisi Menahan Hujan di Tuban dilakukan? Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Kenapa tradisi Menahan Hujan di Tuban dilakukan? Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat ketika sedang menggelar acara hajatan untuk mencegah turunnya hujan saat hajatan berlangsung.
Namun tak semua warga membawa jaring. Beberapa dari mereka percaya diri untuk menangkap ikan dengan tangan kosong.
“Pokoknya kalau acara kayak gini, yang ikut harus sebanyak mungkin,” kata salah satu pria paruh baya yang ikut acara tersebut, dikutip dari kanal YouTube Budijhon.
Berikut selengkapnya:
Digelar di Tengah Hutan Jati
Untuk menuju ke tempat acara, warga harus berjalan dulu melewati tengah hutan jati. Sebelum acara dimulai, mereka berkumpul dulu di pinggir sungai, di bawah pohon bambu yang melindungi mereka dari sengatan sinar matahari.
Siang hari itu, kondisi sungai sedikit meluap dan banjir. Dalam sebuah video yang dibagikan kanal YouTube Budijhon, saat itu air sungainya kelihatan berwarna cokelat. Lokasi acara itu benar-benar berada di tengah hutan. Di masing-masing tepian sungai, hanya terdapat pohon-pohon jati yang menjulang. Tak ada akses jalan bagi kendaraan bermotor yang ingin masuk ke tempat itu.
- Tradisi Unik Turun Temurun, di Perkampungan Terpencil Ini Laki-laki Dilamar Duluan Oleh Wanita
- Mencicipi Burayot, Kudapan Tradisional Khas Garut yang Terbuat dari Tepung Beras
- Melihat Keseruan Tradisi Sedekah Bumi di Demak, Kaya Hasil Tangkapan Laut
- Hasilkan Empat Nada, Begini Uniknya Tradisi Menumbuk Padi oleh Ibu-ibu di Kampung Urug Bogor
Wujud Rasa Syukur
Setelah alirannya sudah mulai tenang, warga mulai turun ke sungai. Selain berburu ikan, mereka juga menguras sungai dari berbagai kotoran. Acara itu diadakan sebagai wujud rasa syukur.
Berdasarkan keterangan warga, saat itu kondisi air sungai cukup keruh karena pada malam hari sebelumnya wilayah itu diguyur hujan cukup deras. Saat air mulai surut, anak-anak dan ibu-ibu mulai berani turun ke sungai.
Dikutip dari akun Instagram Infogrobogan.id, masyarakat setempat mengenal tradisi itu dengan nama Tradisi Tubo. Dalam tradisi itu, warga pada dua desa yang berada di pinggir sungai turun ke Sungai Tuntang untuk mencari ikan.
Sebelum acara dimulai, sesepuh desa mengadakan ritual doa. Bahan yang disiapkan untuk acara tersebut antara lain tanaman tuba yang digunakan untuk meracuni ikan. Selanjutnya, ramuan tuba yang telah dimasukkan ke dalam kendi disebarkan ke sungai.
Digelar Sebelum Tradisi Asrah Batin
Biasanya ritual tradisi Tubo diadakan sebelum dilaksanakan tradisi Asrah Batin. Dikutip dari Jatengprov.go.id, asrah batin merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenang pertemuan dua saudara yang telah lama berpisah. Mereka pun sepakat untuk memperingati pertemuan itu dalam bentuk perayaan.
Hingga kini, tradisi itu masih terus dilestarikan. Mereka menggelar tradisi itu setiap dua tahun sekali, tepatnya pada tahun genap di bulan September. Kegiatan itu berlangsung selama 15 hari dan puncak acaranya dilaksanakan pada hari Minggu Kliwon.