Mengenal Morono, Tradisi Menangkap Ikan pada Malam Hari di Danau Poso
Proses Morono memerlukan kesabaran ekstra. Para nelayan harus menunggu ikan-ikan kecil berkumpul di sekitar cahaya lampu selama 2-3 jam.
Proses Morono memerlukan kesabaran ekstra. Para nelayan harus menunggu ikan-ikan kecil berkumpul di sekitar cahaya lampu selama 2-3 jam.
Foto: YouTube BRIN Indonesia
Mengenal Morono, Tradisi Menangkap Ikan pada Malam Hari di Danau Poso
Danau Poso terbentuk dengan sejarah geologi yang panjang. Keberadaan Danau Poso juga membentuk kebudayaan masyarakat yang beragam. Salah satu bentuk budaya itu adalah Morono. Morono adalah sebuah tradisi menangkap ikan kecil dengan bantuan lampu. Tradisi ini digerakkan oleh masyarakat di sekitar Danau Poso.
“Dulu kami pakai lampu petromak. Sekarang kami sudah pakai lampu aki,” kata Neldin, salah seorang nelayan Danau Poso.
-
Apa itu tradisi Praonan? Awalnya, tradisi Praonan hanya kegiatan biasa di sekitar pelabuhan untuk menjamu tamu atau sanak keluarga. Mengutip situs jmm.unmerpas.ac.id, seiring waktu, tradisi ini digelar rutin setiap tahun dan melekat sebagai ciri khas Pasuruan.
-
Apa itu tradisi momong pedet? Pada hari Minggu, 27 Agustus 2023, para peternak sapi yang tergabung dalam kelompok peternak Andini Mulyo mengadakan sebuah upacara adat. Upacara itu dikenal dengan nama momong pedet.
-
Apa itu Tradisi Nengget? Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
-
Apa itu Tradisi Adang? Tradisi ini diartikan sebagai memasak bersama yang terkadang diiringi ritus-ritus untuk nenek moyang. Biasanya adang diadakan untuk membantu warga yang tengah melakukan hajatan.
-
Bagaimana warga menangkap ikan dalam tradisi Bedah Teteg Cueran? Mereka hanya diperkenankan menangkap ikan menggunakan tangan dan jaring.
-
Bagaimana cara warga mengambil ikan dalam tradisi Iriban? Seluruh warga boleh mengambil ikan sepuasnya di sendang, tetapi mereka harus mengambil ikan itu tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Dalam tradisi itu, nelayan akan mendayung perahu menuju sebuah gabus yang terletak 30 meter dari tepi danau. Setelah itu nelayan akan menyalakan aki yang disimpan pada sebuah gabus yang mengapung.
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, proses Morono memerlukan kesabaran ekstra. Para nelayan harus menunggu ikan-ikan kecil berkumpul di sekitar cahaya lampu pada gabus selama 2-3 jam.
“Setelah memasang lampu di gabus itu, kami langsung tinggal kembali ke rumah. Setelah itu saya ambil lagi jam 1 pagi,” kata Neldin.
Setelah ikan terkumpul banyak di sekitaran gabus, nelayan akan mematikan lampu yang berada di gabus dan menyalakan lampu yang ada di perahu. Kumpulan ikan akan mengelilingi perahu.
Nelayan kemudian bergerak perlahan ke sebuah jaring yang sudah dipasang di tepi danau. Saking pelannya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam hanya untuk menempuh jarak 30 meter.
Para nelayan harus berhati-hati karena ikan itu sangat sensitif kalau melihat cahaya lain. selain itu, mereka juga harus mempertimbangkan ombak dan angin. Kesalahan perhitungan sedikit saja bisa membuat ikan berhamburan.
“Ikan kecil ini mengikuti perahu pelan-pelan. Setelah sampai di tempat tujuan, baru ikan kecil ini dimasukkan ke jaring kemudian ujungnya ditarik. Pas bulan purnama kita istirahat. Karena bulan purnama itu terang sekali. Kalau bulan terang sekali, ikan-ikan ini nggak mau digiring,” jelas Neldin.
Saat mendekati jaring, cahaya lampu perlahan-lahan akan dikurangi hingga terus meredup. Pada kedalaman sekitar 3 meter, nelayan Morono akan turun dari perahu untuk mencapai ujung jaring. Mereka akan membentuk lingkaran untuk mengurung ikan kecil hingga masuk ke dalam jaring.
Setelah berhasil menangkap ikan ke dalam jaring, para nelayan akan memindahkan ikan ke dalam wadah yang sudah disiapkan.
- Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
- Mencicipi Umbut Rotan, Makanan Tradisional Warisan Nenek Moyang Suku Dayak Kalimantan
- Mengenal Ikan Kodok, Hewan Endemik Perairan Maluku yang Terancam Punah
- Mengenal Uniknya Pantai Bakaro di Manokwari, Ada Tradisi Memanggil Ikan Pakai Peluit
Jenis ikan kecil yang ditangkap oleh nelayan adalah ikan rono. Ikan ini termasuk kategori ikan yang tertarik pada cahaya. Cahaya berperan dalam menarik plankton dan ikan kecil menyebabkan mereka berkumpul dan mendekat untuk mencari makan.
Ikan rono memiliki ukuran sekitar 3-7 cm. Ikan ini jumlahnya cukup melimpah di Danau Poso. Mereka hidup di perairan terbuka dengan kedalaman 5-7 cm. ikan ini merupakan hewan endemic di Danau Poso.
“Ikan ini dijemur 2 hari sampai kering. Setelah kering, kemudian dijual dengan harga Rp50.000 per kilogram,” kata Neldin.