Mengenal Tradisi Legenonan, Sedekah Bumi Warga Pekalongan
Inilah yang dilakukan warga Pekalongan dengan menggelar Tradisi Legenonan untuk sedekah bumi. Tradisi Legenonan ini memiliki kegiatan khas berupa pawai gunungan hasil bumi masyarakat setempat. Selain sebagai wujud rasa syukur, Tradisi Legenonan ini juga ditujukan untuk merawat bumi.
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai cara untuk mensyukuri hasil panen dari kebunnya. Salah satunya dengan menggelar tradisi secara bersama-sama. Inilah yang dilakukan warga Pekalongan dengan menggelar Tradisi Legenonan untuk sedekah bumi.
Tradisi Legenonan ini memiliki kegiatan khas berupa pawai gunungan hasil bumi masyarakat setempat. Mereka bersama-sama membuat gunungan dari buah dan sayur hasil panen mereka. Untuk selanjutnya diarak bersama-sama mengelilingi desa.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Di mana tradisi Cakak Pepadun dilakukan? Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat adat Pepadun yang berada di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih.
-
Apa makna tradisi Unduh-unduh yang digelar di GKJW Mojowarno Jombang? Tujuan utama tradisi Unduh-unduh adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun diinisiasi oleh umat kristiani, namun pelaksanaan Unduh-unduh melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
-
Bagaimana cara melakukan Tradisi Ujungan? Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Di mana tradisi undangan berhadiah ini ditemukan di Majalengka? Tradisi undangan unik ini masih dilestarikan warga di hampir tiap wilayah Kabupaten Majalengka seperti Sukawana, Kadipaten, Leuwimunding, Cijati, Kertajati sampai Panyingkiran.
Selain sebagai wujud rasa syukur, Tradisi Legenonan ini juga ditujukan untuk merawat bumi. Mereka berprinsip bahwa ketika bumi dijaga bumi juga akan memberikan banyak manfaat untuk manusia. Manfaat di sini berupa hasil bumi seperti buah dan sayur yang melimpah.
Simak Tradisi Legenonan yang telah dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Apa Itu Legenonan
Melansir kanal YouTube Batik TV Official, Tradisi Legenonan merupakan tradisi sedekah bumi yang dilakukan oleh warga Pekalongan. Dilakukan setahun sekali pada bulan Legeno. Bulan ini merupakan bulan ke-11 dalam penanggalan Jawa atau setelah bulan Syawal.
Pada masyarakat Jawa bulan Legeno ini termasuk dalam bulan yang disakralkan. Hal ini disebabkan pada bulan ini banyak masyarakat yang menunaikan ibadah Haji. Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat tidak boleh menyelenggarakan hajat apapun. Untuk mengobati kerinduan berkumpul bersama, upacara sedekah bumi ini dilakukan.
Tradisi Legenonan merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang diperoleh masyarakat. Selain itu, tradisi ini juga sebagai langkah untuk merawat bumi. Masyarakat berdoa agar senantiasa mendapatkan rezeki yang berlimpah dari Tuhan.
Pawai Gunungan Hasil Bumi
©2023 Merdeka.com/YouTube Batik TV Official
Tradisi Legenonan memiliki kegiatan khas berupa parade hasil bumi dari masyarakat. Sebelum melakukan parade, masyarakat terlebih dahulu membuat gunungan dari hasil bumi tersebut. Gunungan ini berisi buah-buahan dan sayuran dari masyarakat setempat. Mereka bersama-sama mengumpulkan hasil bumi mereka untuk dibuat gunungan.
Pawai gunungan hasil bumi ini dilakukan dari pagi hingga siang hari. Terdapat musik tradisional yang mengiringi pawai itu seperti angklung. Masyarakat setempat juga beramai-ramai mengikuti pawai dengan berjalan bersama-sama.
Setelah melakukan pawai, masyarakat akan memperebutkan gunungan tersebut. Mereka juga berkumpul dan makan bersama memakan hasil bumi itu. Tidak lupa, prosesi doa dilakukan agar Tuhan melimpahi keberkahan dari hasil bumi itu.
Puncak Tradisi Legenonan
Setelah melakukan pawai gunungan hasil bumi, masyarakat akan menggelar pertunjukan wayang kulit pada malam harinya. Pertunjukan ini merupakan puncak acara dari Tradisi Legenonan ini. Meskipun dilaksanakan menjelang larut malam, masyarakat setempat tetap antusias untuk menonton pertunjukan ini.
Melansir pakisputih-kedungwuni.desakupekalongan.id, pertunjukan wayang kulit ini dapat diganti dengan pengajian umum. Pengajian ini menghadirkan ustaz dan grup hadroh untuk menambah kemeriahan tradisi ini. Topik dari pengajian ini pun disesuaikan dengan tema yang akan diambil dalam acara tersebut.
Baik pertunjukan wayang maupun pengajian, keduanya memiliki tujuan yang sama baiknya untuk rangkaian sedekah bumi ini. Dalam sedekah bumi yang dilakukan juga terdapat pesan moral yaitu apapun yang kita kerjakan dengan sepenuh hati untuk bisa menghasilkan yang terbaik. Sehingga apa yang kita berikan pun pasti yang terbaik.