Cakak Pepadun, Upacara Pengangkatan Jadi Pimpinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter.
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter.
Cakak Pepadun, Upacara Pengangkatan Jadi Pimpinan Masyarakat Adat Lampung Pepadun
Sebagian masyarakat tradisional di Indonesia masih berpegang erat pada status sosial dalam pengangkatan gelar kepada seseorang. Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat adat Pepadun yang berada di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih.
Kelompok adat ini memiliki keunikan dalam mengangkat pimpinan adat mereka. Tradisi bernama Cakak Pepadun ini telah diwariskan dari generasi ke generasi. Foto: Pixabay)
-
Apa itu tradisi Paculan? Paculan konon bisa memanggil rezeki bagi pengantin setelah menikah. Ada banyak tradisi di Indonesia untuk memeriahkan hari bahagia pernikahan. Di wilayah Serang, Provinsi Banten, Paculan jadi salah satunya.
-
Dimana adat pernikahan Pepadun diterapkan? Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat masyarakat Lampung Pepadun atau pedalaman dan Saibatin yang tinggal di pesisir. Sudah jelas, kedua kelompok masyarakat ini memiliki cara dan tradisi adat perkawinan yang berbeda.
-
Bagaimana proses tradisi Paculan? Biasanya, Paculan akan dimulai dengan pemanggilan pengantin ke atas panggung untuk duduk menghadap ke tamu. Kemudian perwakilan dari kedua belah pihak ikut mendampingi dan mulai memasangkan kalung uang ke kedua mempelai.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa yang dirayakan oleh tradisi Pacu Kude? Mengenal Pacu Kude Tradisi Pacu Kude adalah lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana. Pacu Kude menjadi acara yang mampu menyedot perhatian masyarakat sekitar untuk menonton.
-
Dimana tradisi Paculan dilaksanakan? Paculan saat ini masih terus dilestarikan oleh warga di wilayah Kecamatan Jawilan dan sekitarnya, sebagai upaya membuka pintu rezeki bagi para pengantin.
Terbuka dan Demokratis
Masyarakat Pepadun terbuka serta mengandung nilai-nilai egaliter. Mereka juga lebih fleksibel dan setiap orang meskipun belum menikah bisa mendapatkan gelar.
Melansir dari berbagai sumber, konsep adat ini masih berkaitan dengan prinsip Nengah Nyappur atau membuka diri kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan yang luas, lalu ada Neumi Nyimah yang artinya bersikap murah hati dan ramah terhadap semua orang.
Setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan peningkatan status adatnya dengan melakukan upacara ini yang mengharuskannya membayar sejumlah uang (dau) dan hewan ternak kerbau. Jumlah uang dan kerbau ini dibayarkan sesuai dengan peningkatan status adat yang diinginkan.
Bagian dari Acara Pernikahan
Cakak Pepadun ini menjadi jalan untuk mendapatkan gelar adat. Kemudian ada pula Begawi yang bertujuan untuk mendapatkan kenaikan status dalam adat melalui gelar Suttan yang menandakan status paling tinggi.
Selain gelar Suttan, masih ada beberapa gelar lainnya seperti Pengiran, Rajo, Ratu, dan Batin. Pada intinya, Begawi adalah merupakan acara penetepan seseorang menjadi penyimbang. Dalam masyarakat Pepadun, Penyimbang adalah kedudukan adat paling tinggi yang dipegang oleh laki-laki tertua dari keturunan tertua.
Selain itu, Begawi atau yang bisa disebut Begawi Cakak Pepadun ini juga berkaitan dengan upacara pernikahan. Dalam keadaan ini, Begawi Cakak Pepadun bertujuan untuk memberikan gelar kepada pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahannya.
Mulai Memudar
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, ritual adat ini sudah mulai memudar dan pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun ini juga semakin menurun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi memudarnya tradisi ini, salah satunya adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan acara bahkan hingga rasa solidaritas antar masyarakat yang sudah mulai terkikis.