Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, dongkrek adalah seni pertunjukan rakyat yang hidup dan berkembang di Kota Madiun.
Pada awalnya, dongkrek digunakan sebagai ritual untuk mengusir pagebluk di Desa Mejayan. Meski saat ini sudah menjadi seni pertunjukan, namun di desa tersebut dongkrek masih dianggap sebagai sebuah ritual.
Simak asal usul dan fakta dari kesenian dongkrek khas Madiun yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Asal Usul Dongkrek
Mengutip dari liputan6.com, asal nama dongkrek ini berasal dari suara alat-alat musik yang digunakan. Mulai dari bunyi "dung" yang berasal dari beduk atau kendang. Sedangkan "Krek" dari bunyi berupa kayu persegi yang pada salah satu sisinya terdapat tangkai kayu bergeirigi sehingga menciptakan suara "krek". (Foto: Liputan6.com)
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari tembikar tradisional Sungai Janiah? Keunikan yang juga menjadi ciri khas dari tembikar tradisional Sungai Janiah terletak pada proses pembentukan tembikar yang dibuat sembari dipangku di atas pelukan pengrajin yang duduk berselonjor.
-
Apa makna dari tradisi Damar Sewu? Damar sewu memiliki arti seribu cahaya api yang divisualisasikan dari penyalaan obor dan kelopak bunga Teratai yang dinyalakan oleh kesatria penunggang kuda.
Tolak Bala
Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit. Saat awal kemunculan pagebluk itu, ada banyak warga Mejayan yang mendadak sakit dan meninggal dunia.
Kemudian, Raden Prawirodipuro mencari solusi untuk mengatasi wabah tersebut. Beliau melakukan semacam meditasi di wilayah Gunung Kudul Caruban. Di sana ia mendapat wangsit untuk menciptakan kesenian untuk mengusir wabah.
Maka dari itu, terbentuklah kesenian dongkrek yang bertajuk seni pertunjukan atau tarian yang menggambarkan pengusiran roh-roh halus yang membawa pagebluk atau wabah penyakit tersebut.
Sempat Dilarang
Eksistensi kesenian dongkrek sempat berkurang saat masa penjajahan Belanda. Mereka melarang masyarakat lokal untuk memantaskan dongkrek di panggung terbuka.
Bahkan larangan ini diteruskan pada masa penjajahan Jepang yang menghentikan seluruh aktivitas budaya di Indonesia.
Kebangkitan Dongkrek hingga Menuju Kepunahan
Pada tahun 1973, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun dan Provinsi Jawa Timur kembali menghidupkan kembali kesenian dongkrek. Pihak pemerintah setempat melakukan rekonstruksi sejarah dan alur kesenian dongkrek dari studi dokumentasi.
Seiring berjalannya waktu, kesenian ini sudah mulai redup dan bahkan diambang kepunahan lantaran generasi muda yang kurang tertarik untuk melestarikan kesenian ini.