Perintah Nyeleneh SYL Pakai Duit Kementan Beli Mikrofon Rp25 Juta Alasan 'Saya Pinjam Dek'
Mikrofon itu dikirim ke rumah dinas SYL di Widya Chandra
Mikrofon itu dikirim ke rumah dinas SYL di Widya Chandra
- Selain Dituntut 12 Tahun, SYL Dibebankan Biaya Pengganti Rp44 Miliar
- Momen Saksi Keceplosan Sebut Nama Dindo Anak SYL Langsung Ditenangkan Kuasa Hukum
- SYL Minta Rp105 Juta untuk Biaya Kebutuhan Pribadi ke Anak Buah: Beli Keris Emas hingga Khitanan Cucu
- Sempat Heboh Puan Matikan Mic Anggota Dewan, Ternyata Begini Cara Kerja Mikrofon saat Rapat DPR
Perintah Nyeleneh SYL Pakai Duit Kementan Beli Mikrofon Rp25 Juta Alasan 'Saya Pinjam Dek'
Berbagai permintaan eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjadi tuntutan bagi anaknya buahnya agar dapat segera dipenuhi, bahkan harganya tidak tanggung bisa mencapai miliaran rupiah.
Hanya saja permintaan SYL juga tidak luput dengan hal yang receh.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah mengaku sempat diminta untuk membelikan sebuah mikrofon.
Tidak tanggung-tanggung harganya bisa mencapai Rp25 juta.
Andi mengaku permintaan itu disampaikan langsung oleh SYL melalui sebuah aplikasi chat untuk nantinya dikirim ke ruang dina menteri kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
"Pak menteri menyampaikan ke saya bahwa harganya sekitar Rp25 juta dan kita belikan dan kita sampaikan ke Wican," kata Andi dalam ruang sidang PN Tipikor Jakarta Pusat, Senin (20/5).
"Itu waktu itu permintaan langsung dari pak menteri melalui chat?" tanya Jaksa.
"Iya," singkat Andi.
Jaksa kemudian membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Andi dimana SYL ingin meminjam mikrofon.
"Sudah saksi tuangkan ada di BAP ya. Iya, dan posisinya pak menteri menyampaikan bahwa 'saya pinjam dek' gitu ya," tanya Jaksa sambil meniru suara percakapan keduanya.
"Saksi menyebut 'baik bapak menteri' 'siap bapak menteri' iya? lanjut tanya Jaksa sambil mencecar."
"Iya," singkat Andi.
Andi menjelaskan mikrofon seharga puluhan juta itu, akhirnya dibeli oleh Kepala Biro Umum, Ditjen Pertanian dan Perkebunan Kementan, Sukim Supardi lalu dikirim ke rumah dinas SYL dan diterima oleh salah seorang sopir bernama Heri.
"Kemudian saksi membayarkan langsung ke tokonya atau menitipkan lagi?" tanya Jaksa.
"Pak sukim yang membeli," jawab Andi.
"sepengetahuan saksi, pak sukim mengantarkan ke Wican itu diterima oleh siapa?" tanya Jaksa.
"Supir kalau tidak salah," ujar saksi.
"siapa namanya?" tanya lagi Jaksa.
"Pak heri kalau tidak salah," pungkas Andi.
"Saksi kenalkah di rumah dinas wican itu ada siapa saja yang mengurusi?" tanya Jaksa.
"Ada beberapa, yang saya kenal ada Heri dan Ubed," jawab saksi.
"Saat ini uangnya sudah dibayarkan?"
"Belum."