Dampak KDRT pada Kondisi Anak dan Perempuan, Ketahui Batasan dan Seberapa Parah Hal Ini
KDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
KDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Mengapa penting untuk melibatkan anak dalam tugas-tugas rumah tangga? Melibatkan anak dalam tugas rumah tangga memiliki manfaat yang penting. Dilansir dari Psychology Today, berikut sejumlah pelajaran yang bisa diperoleh anak dari melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Kenapa ruang bermain anak di rumah itu penting? Menciptakan ruang bermain anak yang ideal di rumah adalah langkah penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Ruang ini tidak hanya berfungsi sebagai area untuk bermain, tetapi juga sebagai lingkungan yang merangsang perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak-anak.
-
Kenapa anak perlu dilindungi dari kekerasan? Belakangan ini marak kasus kekerasan yang dilakukan pengasuh pada anak-anak.
-
Kenapa doa harian anak TK penting? Mengenalkan doa harian kepada anak-anak TK adalah langkah awal yang penting dalam mendidik mereka untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam sejak dini. Doa harian tidak hanya menjadi sarana komunikasi dengan Allah SWT, tetapi juga membentuk karakter dan kebiasaan positif pada anak.
Dampak KDRT pada Kondisi Anak dan Perempuan, Ketahui Batasan dan Seberapa Parah Hal Ini
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), atau domestic violence, adalah suatu realitas yang menghantui banyak rumah tangga di masyarakat kita. Kekerasan ini tidak terbatas pada satu gender atau usia tertentu; sebaliknya, ia merajalela di berbagai lapisan masyarakat, merusak kehidupan individu yang terjebak di dalamnya. Bentuknya beragam, mulai dari kekerasan fisik yang terlihat hingga kekerasan psikis yang merusak jiwa.
Dalam sebagian besar kasus, pelaku kekerasan adalah individu yang memiliki hubungan dekat dengan korban. Mereka bisa menjadi suami yang seharusnya menjadi sumber keamanan bagi istri dan anak-anaknya, ayah yang seharusnya memberikan perlindungan, atau bahkan kerabat dekat seperti paman atau kakek. Kekerasan ini juga dapat terjadi dalam hubungan pacaran atau dialami oleh pekerja rumah tangga yang tinggal bersama keluarga yang mereka layani.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) memberikan kerangka hukum untuk melawan KDRT. UU ini mengidentifikasi berbagai bentuk kekerasan, termasuk kekerasan fisik, psikis, seksual, dan penelantaran rumah tangga. Namun, implementasi undang-undang ini masih memiliki tantangan tersendiri.
Salah satu dampak utama dari KDRT, seperti yang disoroti oleh Komnas Perempuan, adalah:
Berlanjutnya Siklus Kekerasan
Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang dalam rumah tangga dapat menyebar dan memengaruhi anggota keluarga lainnya. Sebagai contoh, ketika seorang suami menganiaya istri, anak-anak mereka juga berisiko menjadi korban.
Dampak Psikologis
Korban KDRT sering kali mengalami trauma psikologis yang mendalam. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan rasa aman dan percaya diri. Anak-anak yang terpapar kekerasan juga berisiko mengalami gangguan mental yang serius di kemudian hari.
Sikap dan Perilaku
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan cenderung menginternalisasi pola perilaku yang tidak sehat. Mereka mungkin belajar bahwa kekerasan adalah cara yang wajar untuk menyelesaikan konflik, yang dapat mengarah pada sikap dan perilaku agresif di masa depan.
Dampak pada Perempuan
Mayoritas korban KDRT adalah perempuan, meskipun pria juga bisa menjadi korban. Perempuan yang mengalami kekerasan sering kali menghadapi dampak yang merusak tidak hanya pada kesehatan fisik mereka tetapi juga pada harga diri dan kemandirian mereka.
Data dari Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan menunjukkan bahwa KDRT tetap menjadi masalah serius di Indonesia. Kekerasan fisik terhadap istri dan anak perempuan merupakan masalah yang paling umum terjadi. Kasus kekerasan seksual, termasuk perkosaan dalam rumah tangga dan inses, juga mengalami peningkatan yang signifikan.
KDRT bukan hanya masalah sepele yang terjadi di belakang pintu tertutup rumah tangga. Dampaknya dapat meluas hingga ke lapisan masyarakat yang lebih luas, merusak individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk terus menyuarakan perlindungan terhadap korban KDRT dan bekerja sama untuk mencegah terjadinya kekerasan ini di masa depan.