Fakta Unik Kota Pagar Alam, Jumlah Populasi Paling Sedikit di Sumatra Punya Banyak Situs Megalitikum
Menurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.
Menurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.
Fakta Unik Kota Pagar Alam, Jumlah Populasi Paling Sedikit di Sumatra Punya Banyak Situs Megalitikum
Pagar Alam merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatra Selatan yang dulunya sempat termasuk dalam kota administratif dari Kabupaten Lahat.
Kota ini memiliki luas sekitar 633,65 km persegi dan berjarak sekitar 298 km dari Kota Palembang dan hanya berjarak 60 km dari sebelah Barat Daya Kabupaten Lahat. Kota ini terbagi dalam lima kecamatan yang terdiri dari Dempo Selatan, Dempo Tengah, Dempo Utara, Pagar Alam Selatan, dan Pagar Alam Utara.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Bagaimana sejarah terbentuknya Kecamatan Giligenting? Sejarah Kecamatan Giligenting resmi terbentuk pada tahun 1982. Pembentukan kecamatan ini berlandaskan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 7 Tahun 1982.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
-
Apa contoh kalimat fakta yang menunjukkan ciri khas dari negara Indonesia? Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas lima pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
Namanya Berasal dari Pengucapan yang Salah
Mengutip situs Liputan6.com, Pagar Alam dulunya disebut dengan nama Pasemah. Nama ini tercantum dalam catatan seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda, J. S. G. Gramberg pada tahun 1865 silam.
Dalam catatannya ia menyebutkan jika seseorang mendaki Bukit Barisan dari arah Bengkulu ke utara Ampang Lawang menuju ke dataran Lintang yang indah. Ia kemudian sampai di sebelah Barat Gunung Dempo. Maka, pastilah ia berada di negeri orang Pasemah.
Namun ada versi unik dari asal-usul penamaan Pagar Alam ini. Menurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah. Harusnya yang benar Besemah yang artinya suka damai.
Gagahnya Gunung Dempo
Gunung Dempo adalah salah satu ikon dari Kota Pagar Alam. Kegagahannya itu berdiri di perbatasan Pagar Alam dengan Provinsi Bengkulu. Tak hanya itu, gunung ini menjadi yang tertinggi di Sumatra Selatan.
Gunung Dempo menjadi salah satu impian para pecinta alam dan hobi mendaki gunung meskipun tingginya mencapai 3.159 mdpl. Namun, tidak perlu khawatir, selama perjalanan mendaki banyak dijumpai air jernih sampai setengah perjalanan.
Tepat di kaki Gunung Dempo atau di Desa Pematang Bango terdapat objek wisata yang patut untuk dikunjungi, yaitu Air Terjun Curup Embun. Mengapa namanya demikian, karena air yang turun menyerupai kumpulan embun.
(Foto: Wikipedia)
Tinggi dari air terjun ini sekitar 100 meter dengan debit air yang tergolong kecil. Berkat volume air yang sedikit inilah seakan-akan seperti membentuk embun ketika turun.
- 5 Fakta Unik Bukittinggi Kota Terbesar Kedua di Sumbar, dari Bekas Pasar hingga Jadi Ibu Kota Indonesia
- Usianya Genap 20 Tahun, Ini 6 Fakta Menarik Pulau Samosir di Sumatra Utara
- Deretan Fakta Menarik Bukit Barisan, Jajaran Gunung yang Membentang di Pulau Sumatra
- 4 Fakta Gunung Dempo di Sumatra Selatan, Punya 2 Puncak hingga Misteri Manusia Harimau
Pusat Kebudayaan Megalitikum
Mengutip situs indonesiakaya.com, seorang peneliti asal Belanda mengatakan jika ada 22 area di Pagar Alam yang diyakini terdapat situs megalitikum dari zaman pra-sejarah.
Arca megalitikum yang ditemukan di Pagar Alam ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu menggambarkan satu wujud rupa atau sosok tunggal berupa manusia atau hewan, sedangkan satunya lagi menggambarkan lebih dari satu sosok, biasanya menggambarkan manusia dengan manusia ataupun hewan.
Dari berbagai area yang ditemukan, kondisinya sudah banyak yang rusak dan sebagian lagi masih ada yang terkubur dan belum teridentifikasi.
Situs Pemukiman Penduduk
Sekian banyak artefak yang ditemukan, salah satunya adalah Batu Beghibu yang letaknya berada di Desa Tegur Wangi. Konon situs ini sebagai tempat pemukiman penduduk dan tempat pemujaan bagi masyarakat setempat.
Sampai sekarang, Desa Tegur Wangi masih menjadi wilayah yang masih dianggap suci dan sakral oleh masyarakat sekitar.
Ada Tari Adat Tertua
Selain menjadi pusat megalitikum, Pagar Alam juga memiliki kesenian tradisional bernama Tari Kebagh atau dulunya bernama Tari Semban Bidodari. Nama "Semban Bidodari" ini artinya selendang besar yang digunakan bidadari untuk menarik.
Tahun 1950-an, tarian ini berubah nama menjadi Kebagh atau diartikan melebarkan tangan. Tari Kebagh tergolong tarian sakral, karena para penarinya melakukan ritual lebih dulu seperti menabur beras kunyit yang bermakna meminta izin bidadari untuk menari.
Pelaksanaan Tari Kebagh, para penari tidak boleh haid atau dalam keadaan suci dengan hati yang suci. Namun, tarian ini bisa dilakukan oleh semua masyarakat.