Klasiknya Rumah Singgah Kesultanan Siak Sri Indrapura, Seluruh Bagian Bangunan Terbuat dari Kayu
Situs cagar budaya yang satu ini berfungsi sebagai tempat istirahat sultan ketika sedang berkunjung ke Senapelan atau Kota Pekanbaru.
Situs cagar budaya yang satu ini berfungsi sebagai tempat istirahat sultan ketika sedang berkunjung ke Senapelan atau Kota Pekanbaru.
Klasiknya Rumah Singgah Kesultanan Siak Sri Indrapura, Seluruh Bagian Bangunan Terbuat dari Kayu
Rumah Singgah Sultan Siak Sri Indrapura merupakan rumah milik Tuan Kadhi Kerajaan Siak bernama H. Zakaria kini menjadi salah satu peninggalan budaya yang cukup ikonik di Pekanbaru.
Keberadaan rumah singgah ini tentunya tidak lepas dari perkembangan Kerajaan Sri Indrapura yang dulunya wilayah Senapelan atau sekarang disebut Pekanbaru pernah menjadi ibu kota kerajaan Siak.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
-
Kapan Istana Siak Sri Indrapura dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, tempat kediaman resmi Sultan Siak itu dulunya dibangun pada tahun 1889 saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang menjadi Sultan ke-11.
-
Di mana tempat wisata di Pekanbaru yang terkenal dengan arsitektur Melayu dan benda-benda peninggalan Kesultanan Siak? Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak yang konon adalah salah satu kesultanan kuat di Semenanjang Malaya. Di sini, Anda bisa menikmati gaya arsitektur Melayu yang indah dan benda-benda peninggalan Kesultanan Siak.
-
Apa saja yang ada di halaman Istana Siak Sri Indrapura? Sementara itu, di halaman istana terdapat delapan buah meriam di setiap sisinya.
-
Kenapa Istana Siak Sri Indrapura dibangun? Pembangunan istana megah ini tak lekang dari kondisi Kerajaan Siak pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim khususnya di bidang ekonomi sedang mengalami kemajuan.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Di mana Menara Syahbandar di Kampung Melayu Semarang berada? Bangunan lain yang tampak masih berdiri megah di Kampung Melayu Semarang adalah bangunan Menara Syahbandar.
Perpindahan ibu kota ini sudah terjadi sejak masa Kesultanan Abdul Jalil Alamuddin Syah sekira abad ke-18 silam. Faktor utama dari proses pindahnya ibu kota ini adanya kebijakan ekonomi dan politik yang berkembang di wilayah Riau.
Bukan hanya sebagai rumah singgah Sultan Siak saja, bangunan ini juga unik karena hampir seluruh bagiannya terbuat dari kayu. Kesan klasik dan sederhana begitu terasa ketika menyambangi peninggalan cagar budaya yang satu ini.
Rumah Adat Tradisional Melayu
Mengutip situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan ini memiliki gaya rumah adat Melayu yang sampai sekarang hanya beberapa unit saja. Dikabarkan bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1895, bisa diperkirakan bangunan ini sudah lebih dari ratusan tahun.
Bangunan unik ini terletak tepat di bawah jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah atau sekarang dikenal dengan nama Jembatan Siak III. Tak hanya itu, rumah tersebut juga tidak jauh dari pinggir Sungai Siak berjarak sekitar 20 meter saja.
Desain Bangunan
Bangunan ini terdiri dari tiga buah bangunan persegi panjang dengan dua buah persegi panjang. Pada bagian kakinya terdapat tonggak yang terbuat dari beton berjumlah 22 buah.
Pada bagian pipi tangga ada motif hias berbentuk geometris. Pada kedua pipi tangga ini terdapat tiga buah tiang-tiang dengan motif hias berbentuk trapesium yang saling berhimpitan.
Terdapat ruangan besar sebagai tempat berkumpul dengan lantai yang terbuat dari kayu. Di dinding ruangan terpajang beberapa foto lama tentang hiruk pikuk kegiatan masyarakat di Sungai Siak dan penyebrangan sebelum adanya Jembatan Siak.
- Melihat Bangunan Tua di Kampung Melayu Semarang, Dulu Jadi Pusat Perniagaan
- Dibangun pada Abad ke-19, Ini Potret Klasik Rumah Adik Sri Sultan HB X yang Kental Nuansa Tradisional Jawa
- Kental dengan Nuansa Kerajaan Kuno, Intip Pemandian yang Dibangun oleh Sultan Pakubuwono X Suasananya Asri
- Menengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik
Pada sudut-sudut dari lengkungan di bagian bawah terdapat motif hias berbentuk kelopak bunga. Pada bagian pagar langkannya terdapat motif hias berupa bintang dengan empat buah sinar.