Memiliki Panjang 150 Meter, Intip Kisah Tongkat Sakti Tunggal Panaluan Milik Orang Batak
Dalam kehidupan masyarakat Batak Toba masih mengenal sebuah tongkat sakti yang menjadi sejarah lisan sampai saat ini.
Dalam kehidupan masyarakat Batak Toba masih mengenal sebuah tongkat sakti yang menjadi sejarah lisan sampai saat ini.
Memiliki Panjang 150 Meter, Intip Kisah Tongkat Sakti Tunggal Panaluan Milik Orang Batak
Suku Batak mempunyai ragam jenis kepercayaan kepada leluhur yang sampai sekarang menjadi bagian dari sejarah lisan. Beberapa di antaranya berbentuk benda yang dianggap begitu sakral dan memiliki kekuatan di dalamnya.
Salah satu benda yang dipercaya memiliki kekuatan magis di dalamnya yaitu Tongkat Tunggal Panaluan. Bagi masyarakat Batak Toba, tongkat ini bukan sekedar kayu biasa, melainkan terdapat roh-roh nenek moyang.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari budaya Batak Toba? Rumah adat Batak yang dikenal sebagai Rumah Bolon ini menjadi salah satu ciri khas dari budaya Batak Toba.
-
Apa itu umpasa dalam budaya Batak? Umpasa adalah seni lisan puisi lama berupa pantun dalam masyarakat Batak Toba.
-
Bagaimana cara para pemuda Batak memajukan persaudaraan dan budaya melalui Jong Batak? Persatuan Pemuda Batak atau disebut Jong Batak merupakan organisasi persatuan para pemuda batak dalam memajukan persaudaraan dan budaya.
-
Bagaimana orang Batak mempertahankan budaya kekeluargaan saat merantau? Kemudian ikatan marga dan kekeluargaan yang kuat juga menanamkan rasa tanggung jawab dan saling membantu. Bahkan, tak hanya keluarga inti, marga jauh pun juga diajarkan untuk membantu apabila memiliki rezeki yang lebih.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
Terdapat keunikan dan tersimpan kisah dari lahirnya tongkat sakti Tunggal Panaluan yang sampai sekarang cerita tersebut masih terus berkembang di masyarakat Batak Toba.
Penasaran dengan kisah Tongkat Sakti Tunggal Panaluan? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Memiliki Panjang 150 Meter
Melansir dari beberapa sumber, tongkat kepercayaan orang Batak Toba itu memiliki panjang sekitar 150 meter sampai 200 meter. Setiap sisi tongkat terdapat ukiran yang mirip manusia dan naga yang menjadi sebuah kisah masa lalu.
Tunggal Panaluan diambil dari kata "Tunggal" yang artinya satu, dan "Panaluan" yang berarti selalu mengalahkan.
Tongkat ini menggambarkan sebuah kosmologi orang Batak yang terdiri dari hubungan Banua Toru, Banua Tonga, dan Banua Ginjang. Ketiganya terpahat jelas di pahatan pohon yang bernama Sibaran atau nasib manusia.
Bersemayam Roh Leluhur
Bagi orang-orang Batak, tongkat Tunggal Panaluan sendiri dipercaya menjadi tempat tinggal para roh leluhur yang bisa memanggil hujan, menyembuhkan orang sakit, mengusir wabah, mendatangkan berkah, menjaga rumah dan kampung dari serangan musuh.
Maka dari itu, proses pembuatan tongkat ini tidaklah main-main.
Tunggal Panaluan terbuat dari kayu jenis Tada-Tada dan sebelum pengerjaan terlebih dahulu digelar ritual seperti sesajian, pangurason, dan berpuasa.
- Kedalaman Danau Toba Adalah 505 Meter, Ketahui Sejarahnya
- Jejak Batu Palindo, Situs Patung Megalitik 'Sang Penghibur' di Lembah Bada Sulawesi Tengah
- Langsung Menghadap Danau Toba, Ini Fakta Menarik Gunung Sibuatan di Kabupaten Karo
- Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Banyak Diburu
Tongkat ini bukan menjadi sebuah benda yang sakral, malahan banyak orang masih memburu tongkat tersebut karena dipercaya siapa yang bisa memilikinya akan punya kekuatan, kekuasaan, dan ditakuti lawan.
Banyaknya orang yang memburu tongkat tersebut kemudian dimanfaatkan oleh sebagian orang lainnya dengan membuat replikanya dan bahkan mereka mengaku jika barang tersebut asli.
Bagi yang ingin memiliki tongkat tersebut, jangan berharap untuk bisa mendapatkan kekuatan. Kembali lagi pribadi masing-masing, tongkat tersebut dijadikan sebagai cenderamata, kepentingan seni, atau koleksi pribadi.
Perkawinan Sedarah
Awal mula tongkat Tunggal Panaluan ini muncul berawal dari cerita turun temurun tentang perkawinan sedarah di Tano Batak. Pasangan tersebut sudah bertahun-tahun tidak memiliki keturunan.
Atas doa dan usaha mereka akhirnya dikaruniai seorang anak kembar laki-laki dan perempuan. Para tetua kampung memberi saran kepada mereka agar memisahkan kedua anak tersebut agar tidak terjadi bencana di kemudian hari, sang ayah pun tidak melaksanakan nasihat tersebut.
Pada suatu hari, musim kemarau melanda desa tersebut selama berbulan-bulan. Para tetua pun berunding dan memutuskan untuk memanggil Datuk untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Menurutnya, di tempat ini terdapat hubungan terlarang yang dilakukan saudara sekandung dan tertujulah kepada si anak kembar itu.
Tenggelam dalam Pohon
Kedua anak tersebut diputuskan untuk diusir dari kampung. Orang tuanya mendirikan sebuah rumah untuk mereka dan beberapa hari sekali datang menjenguk sambil membawa makanan. Rumah si kembar pun dijaga oleh seekor anjing.
Pada suatu hari, salah satu anak bernama Tapi Nauasan melihat pohon berbuah lebat dan meminta abangnya untuk memanjat pohon tersebut. Sang abang bernama Aji Donda menuruti dan memetik beberapa buah, tak lama tubuhnya tenggalam di dalam pohon.
Kedua orang tuanya yang mengetahui anak kembarnya tenggelam di dalam pohon itu tak berhenti menangis. Kemudian, dipahatlah batang pohon menyerupai rupa anak-anaknya itu yang kemudian disebut sebagai Tongkat Sakti Tunggal Panaluan.