Mencicipi Lezatnya Laksan, Olahan Pempek dengan Siraman Kuah Santan yang Menggugah Selera
Palembang terkenal dengan olahan pempeknya yang begitu digemari masyarakat Indonesia, begitu juga dengan berbagai varian lain yang tak kalah lezat.
Kebanyakan masyarakat Indonesia mengira jika olahan pempek hanya varian kapal selam atau lenjer yang berbentuk panjang dan beberapa jenis lainnya. Namun, ada satu varian pempek yang cukup istimewa yaitu Laksan.
Tidak jauh berbeda dengan pempek lainnya, Laksan dianggap sebagai 'dasar dari pempek' sehingga dapat digunakan sebagai bahan-bahan untuk olahan pempek lainnya.
-
Apa saja makanan khas Palembang selain pempek? Namun, selain pempek, ada juga banyak makanan enak lainnya yang patut dicoba. Buat yang penasaran, berikut adalah 4 rekomendasi makanan yang nggak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Palembang.
-
Di mana kita bisa mencicipi makanan khas Palembang? Jadi, saat kamu mengunjungi daerah ini, jangan hanya terpaku pada pempek. Cobalah juga tekwan, model, pindang patin, dan laksan.
-
Kenapa Campur Lorjuk menjadi kuliner khas Pamekasan? Menu ini menjadi santapan otentik ala warga pulau garam, yang sayang untuk dilewatkan.
-
Kapan sebaiknya makan makanan berkuah khas Nusantara? November jadi penanda datangnya musim hujan. Walau di awal bulan hujan masih belum merata, tetapi di akhir November ini hampir seluruh daerah di Indonesia diguyur hujan.
-
Apa menu andalan di Rumah Makan Laksana? Yang pasti di Rumah Makan Laksana terdapat juga nasi liwet yang kaya rempah. “Salah satu keunggulannya selain areanya luas, ya. Kita ini sekitar 4.000 meter persegi luasnya. Juga menu di kita itu varian osengannya cukup banyak,” kata General Manajer Laksana cabang Ahmad Yani, Bidi Ashri Medini, mengutip bandung.go.id
-
Apa saja makanan khas Bandung yang termasuk dalam daftar kuliner terbaik versi Taste Atlas? Beberapa yang masuk di antaranya batagor, mi koclok, kupat tahu, dan soto Bandung.
Dikutip dari berbagai sumber, kata Laksan diambil dari Bahasa Inggris yaitu "Luck Son" yang berarti anak laki-laki yang beruntung. Akan tetapi asal-usul tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, ada masyarakat Palembang yang menganggap jika anak laki-laki merupakan orang yang beruntung.
Umumnya, masyarakat Palembang mengonsumsi Laksan ketika pagi hari atau sebagai menu sarapan sebelum memulai aktivitas. Tentu berbeda dengan pempek lainnya yang biasa disantap selain sore hari.
Siraman Kuah Santan
Kebanyakan pempek disiram dengan kuah gurih manis bertekstur cair. Berbeda dengan Laksan yang menggunakan kuah santan. Selain itu, dalam penyajian juga menggunakan kuah yang berasal dari Udang atau Ebi yang tentunya menciptakan cita rasa gurih asin yang seimbang.
Untuk kuah santan ini berperan sebagai bahan utama dalam resep kuah yang dicampur dengan beberapa bumbu-bumbu khas masyarakat Palembang sehingga menghasilkan cita rasa yang unik.
Apabila dilihat dari penyajiannya, kuah Laksan berbagai macam warna, mulai dari yang kekuningan, bening, dan juga kemerahan. Hal itu tergantung dari porsi pemakaian dan campuran bumbu yang digunakan dalam membuat kuah Laksan.
- Mencicipi Lezatnya Mi Celor, Kuliner Khas Palembang dengan Campuran Ebi yang Gurih
- Mencicipi Lezatnya Seruit, Olahan Perpaduan Tempoyak Durian dan Pindang Ikan Khas Lampung
- Penemuan Jasad Lelaki Tergantung dengan Tangan Terikat ke Belakang
- Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti
Dari segi tekstur, kuah Laksan begitu kental dan menyatu dengan potongan pempek lenjer. Ketika gigitan pertama akan terasa gurihnya bawang goreng dan rasa pedas dari sambal merah. Bagi yang baru pertama mencicipinya, dijamin langsung jatuh cinta karena berhasil menggoyang lidah.
Resep Laksan
Jika anda sedang berkunjung ke Palembang tidak afdol jika belum mencicipi dan merasakan lezatnya Laksan. Tetapi, bagi yang tidak sabar untuk mencicipinya, bisa langsung membuatnya di rumah.
Berikut resep dan cara membuat Laksan yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Bahan:
- 2 siung bawang putih giling
- 500 gram ikan gabus giling
- garam secukupnya
- 250 gram tepung sagu tani
- 1 sendok makan tepung terigu
air dingin secukupnya
Bahan kuah:
- 2 lembar daun salam
- 2 batang serai
- minyak sayur secukupnya
Bumbu halus:
- 5 butir kemiri
- 4 siung bawang putih
- 6 siung bawang merah
- 2 cm jahe
- 8 buah cabai merah keriting
- garam dan gula secukupnya
- 1 sendok teh ketumbar
- 5 cm lengkuas
- 3 kotak santan kara ukuran kecil
- merica/lada putih secukupnya
Cara Membuat
- Campur air dingin dengan ikan giling, bawang putih giling, dan garam secukupnya. Aduk rata, campurkan dengan tepung terigu dan tepung sagu secara perlahan sembari diuleni.
- Rebus air di panci, tuang sedikit minyak tunggu hingga mendidih.
- Bentuk adonan lonjong. Masukkan ke dalam rebusan air. Tunggu hingga mengapung. Tiriskan dan potong tipis-tipis.
- Tumis bumbu halus dengan batang serai yang sudah digeprek dan daun salam hingga harum.
- Tuang santan dan air hingga mendidih. Masukkan gula dan garam serta lada putih secukupnya.
- Masukkan adonan ke dalam kuah, rebus sebentar.
- Sajikan ke piring. Beri tambahan bawah goreng dan irisan cabai rawit.