Berawal dari Temuan Batu Menarik oleh Perwira Belanda, Ini Kisah Pabrik Semen Pertama Indonesia yang Ternyata Ada di Padang
Pabrik Indarung I merupakan pabrik semen pertama di Indonesia yang terletak desa Indarung kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat.
Pabrik semen pertama di Indonesia terletak desa Indarung kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat.
Berawal dari Temuan Batu Menarik oleh Perwira Belanda, Ini Kisah Pabrik Semen Pertama Indonesia yang Ternyata Ada di Padang
Semen merupakan salah satu bahan penting dalam proses sebuah pembangunan baik itu perumahan dan gedung-gedung besar.
Mungkin tidak banyak yang tahu jika pabrik semen pertama di Indonesia berada di Pusat Kota Padang, Sumbar.
Pabrik tersebut bernama Indarung I yang sudah didirikan sejak 18 Maret 1910 oleh seorang Perwira Belanda Carl Christophus Lau, dengan nama pabriknya NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM).
-
Dimana pabrik semen pertama di Kaltim dibangun? Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor meresmikan pabrik semen milik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati milik Belanda di Semarang itu? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Apa yang menjadi sumber penghasilan utama orang Belanda di Sumatera? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Siapa yang menceritakan tentang masa penjajahan Belanda di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman, salah seorang warga Kampung Gantungan Sirah, mengatakan bahwa kini nama kampung itu sudah diganti dengan nama “Gunung Sari”. Ia mengatakan, saat masih bernama “Gantungan Sirah”, di kampung itu sering terjadi warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi. Mereka melakukan eksekusi terhadap para warga dengan digantung kepalanya.
-
Kapan pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan? Pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap.
Awal Berdiri
Perwira Belanda keturunan Jerman Carl Christophus Lau awalnya menemukan bebatuan menarik di sekitar Kota Padang.
Carl menemukan batu-batu tersebut di Bukit Ngalau dan Karang Putih di Nagari Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Batuan-batuan tersebut terdiri dari batu kapur dan batu silika, yang merupakan bahan baku pembuatan semen.
Hingga akhirnya, pada tanggal 18 Maret 1910, perusahaan semen dini didirikan melalui akta notaris yang disahkan oleh Johannes Pieder Smidth di Amsterdam.. Perusahaan ini awalnya dikenal dengan nama Netherlands Indische Portland Cement Maatschappij (NI PCM) dan berbasis di Amsterdam.
Dalam proses pembangunan, Carl menggandeng beberapa perusahaan seperti Firma Gebroeders Veth, Fa.Dunlop, dan Fa.Varman & Soon.
NV NIPCM sendiri memiliki kantor pusat di Belanda, akan tetapi pabrik yang didirikan di Kota Padang ini masih bagian dari cabangnya.
Tonggak Sejarah Semen Indonesia
Dengan berdirinya pabrik semen pertama ini tentu menjadi sebuah tonggak ataupun pondasi dari sejarah perkembangan industri semen di Indonesia.
Tak sampai disitu, dampak berdirinya pabrik ini juga dirasakan hingga berbagai negara di Asia Tenggara.
Melansir dari kanal Liputan6.com, saat itu pabrik ini bisa menampung kapasitas sekitar 700 ton per hari. Kemudian, dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi semen sekitar 76,5 ton.
Menjelang Perang Dunia II, pabrik ini sudah berhasil memproduksi 170.000 ton dalam setahun! Hal ini menjadi rekor produksi tertinggi saat itu.
Sempat Dikuasai Belanda
Perjalanan sejarah pabrik ini sangatlah panjang. Pabrik yang sudah berubah nama menjadi Indarung ini sempat dikuasai kembali oleh Belanda. Akhirnya pada 5 Juli 1958 pabrik tersebut berhasil dinasionalisasi.
Beroperasi selama 89 Tahun
Pabrik Indarung I beroperasi selama 89 tahun, dari tahun 1910 hingga resmi berhenti beroperasi pada 1999.
Penyebab tutupnya pabrik bersejarah ini adalah karena masih menggunakan teknologi lama, yakni proses basah, dalam pengolahan bahan bakunya. Selain itu, pabrik ini tak lagi efisien dan menghasilkan polusi yang signifikan
Bangunan yang Didiirkan dengan Semen Ini
Hampir 9 dekade beroperasi berhasil memproduksi jutaan ton semen untuk memenuhi kebutuhan dari dalam maupun luar negeri.
Mengutip dari situs indonesia.go.id, ada sejumlah mahakarya kebanggaan bangsa seperti Monumen Nasional, Gedung DPR/MPR dan Jembatan Semanggi di Jakarta, hingga Jembatan Ampera di Palembang yang menggunakan produk dari pabrik semen pertama di Indonesia ini.
Diakui UNESCO Jadi Warisan Sejarah Dunia
Pabrik Indarung I telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai bagian dari warisan sejarah dunia.
Pada tahun 2023, Arsip Pabrik Indarung I diangkat sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB) oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Pada tahun 2024, UNESCO mengakui arsip tersebut melalui Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP), menjadikannya satu-satunya dan yang pertama dari sektor manufaktur bahan dasar yang terdaftar dalam daftar tersebut
Jadi Industrial Heritage
Sebagai salah satu pabrik yang berpengaruh dalam sejarah, Indarung pun kini sudah menjadi kawasan Industrial Heritage dan salah satu objek wisata di Kota Padang.
Dengan industrial heritage, nantinya masyarakat umum dapat melihat langsung pabrik yang menjadi pionir industri semen di Indonesia. Selain itu masyarakat juga bisa belajar sejarah dengan melihat seluruh sisi pabrik tersebut.