Mengenal Pacu Kude, Tradisi Unik Menyambut Hari Kemerdekaan Khas Masyarakat Aceh Tengah
Pacu Kude, tradisi balap kuda dalam menyambut hari kemerdekaan yang dilakukan masyarakat Aceh Tengah.
Dalam menyambut perayaan hari kemerdekaan, setiap daerah memiliki tradisi unik. Salah satunya Pacu Kude dari Aceh Tengah.
Mengenal Pacu Kude, Tradisi Unik Menyambut Hari Kemerdekaan Khas Masyarakat Aceh Tengah
Mengenal Pacu Kude
Tradisi Pacu Kude adalah lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana. Pacu Kude menjadi acara yang mampu menyedot perhatian masyarakat sekitar untuk menonton. Sekarang, Pacu Kude sudah digelar rutin sebagai pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Di mana Suku Akit di Provinsi Riau menetap? Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.(Foto: Diskominfo Bengkalis)
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Bagaimana Suku Aneuk Jamee berbaur dengan budaya Aceh? Dalam kehidupan sehari-hari, suku Aneuk Jamee sendiri sudah berbaur dan bercampur dengan kebudayaan Aceh. Dari segi bahasa dan komunikasi, suku Aneuk Jamee beberapa masih menggunakan bahasa asli mereka tetapi adajuga yang sudah menggunakan bahasa Jamee.
-
Kenapa Curug Cimarinjung di Sukabumi terkenal? Memotret diri dengan keindahan ngarai dan air terjun akan membuat hasil foto pengunjung semakin istimewa.
Punya Peran Penting
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pacu Kude pertama kali digelar pada 1850. Sebelum orang Gayo mengenal kendaraan, kuda menjadi moda transportasi utama. Maka dari itu, kuda memiliki peranan penting dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
Pelaksanaan Pacu Kude
Masih mengutip dari sumber serupa, Pacu Kude biasa digelar saat pagi dan sore hari tepatnya setelah salat asar. Pada perlombaan tersebut, tidak disediakan hadiah untuk para joki, melainkan memperoleh "gah" atau nama besar. Selepas Pacu Kude, masyarakat melanjutkan agenda perayaan atau syukuran luah munoling (panen padi).
Adapun versi lain Pacu Kude, yaitu kegiatan "iseng" mud mudi setelah panen padi. Kuda-kuda yang berkeliaran saat Lues Belang yang kemudian ditangkap menggunakan kain sarung kemudian dipacu. Tak disangka, kebiasaan-kebiasaan tersebut lambat laun menjadi acara kegiatan rutin sejak 1930-an. Lomba tersebut melibatkan kuda-kuda serta joki yang mewakili kampung masing-masing.
Pacu Kude dari Masa ke Masa
Pacu Kude telah melewati berbagai zaman termasuk saat masa penjajahan Hindia Belanda. Pada 1912, Belanda sempat menggelar Pacu Kude, yang bertujuan untuk memeriahkan ulang tahun Ratu Belanda setiap 31 Agustus. Berpindah ke penjajahan Jepang, Pacu Kude sempat meredup di kalangan masyarakat Gayo. Hal ini lantaran kuda-kuda mereka diambil alih tentara Jepang.
Pasca kemerdekaan pada 1950-an, Pacu Kude akhirnya kembali digelar. Semakin hari, acara ini semakin ramai dan antusias masyarakat terbilang tinggi. Bahkan, tempatnya sempat dibuat agak tinggi dibandingkan dengan lapangan lainnya yang bernama Buntul Kenawat. Tempat ini terkenal dengan para berkumpulnya kuda-kuda dan joki.
- Makna Tradisi Nadran Khas Pesisir Indramayu, Penting Dilakukan Nelayan agar Selamat dan Hasil Tangkapan Melimpah
- Mengenal Peresean, Tradisi Adu Kuat Para Lelaki di Lombok Sambut Hari Kemerdekaan
- Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus
- Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo
Meriahkan HUT RI
Seiring berjalannya waktu, Pacu Kude akhirnya dikelola Pemkab Aceh Tengah. Sampai akhirnya tradisi ini digelar untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Seiring makin berkualitasnya kuda pacuan, para joki juga mulai memakai pelana dan alat keamanan lainnya saat memacu kuda. Biasanya digunakan saat bertanding di Kelas A dan bukan di kuda lokal.