Mengenal Ulu Ambek, Seni Pertunjukan Bela Diri Khas Pesisir Barat Minangkabau
Seni pertunjukan ulu ambek tumbuh dan berkembang di Pariaman, Pesisir Barat Minangkabau tepatnya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Seni pertunjukan ulu ambek tumbuh dan berkembang di Pariaman, Pesisir Barat Minangkabau tepatnya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Mengenal Ulu Ambek, Seni Pertunjukan Bela Diri Khas Pesisir Barat Minangkabau
Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id tiap gerakan ulu ambek terlihat layaknya pertarungan antara dua orang, namun bedanya tanpa sentuhan fisik.
Ada pula yang menyebut tarian ini sebagai silek bayangan atau silat bayangan yang menggunakan kekuatan magis sehingga tak perlu kontak fisik secara langsung.
Simak asal-usul seni pertunjukan ulu ambek yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.
Asal-usul Ulu Ambek
Seni pertunjukan ulu ambek tumbuh dan berkembang di Pariaman, Pesisir Barat Minangkabau tepatnya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Ulu ambek juga merupakan sebuah seni yang berkaitan dengan ajaran sufi. Secara simbolis, serangan dan tangkisan itu bagian dari simbol "Pemberian dan Penerimaan" dari seorang guru atau Syeikh kepada muridnya.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Kapan tradisi Mubeng Beteng dimulai? Prosesi topo bisu mubeng beteng biasanya dimulai pada malam satu Suro pukul 21.00 WIB.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
Meski memiliki nama yang berbeda-beda, namun secara bentuk pertunjukannya masih tetap sama yaitu serangan dan tangkisan.
Setiap gerakan ulu ambek akan diiringi oleh irama musik vokal bernama dampeang yang dilantunkan oleh dua orang yang disebut tukang dampeang.
Pelaksanaan Ulu Ambek
Ulu ambek lazimnya menampilkan sebuah pertarungan yang dipimpin oleh dua orang, janang yang bertindak sebagai wasit, dan diawasi oleh para ninik mamak atau penghulu nagari-nagari yang terlibat.
Nama tempat pertunjukan ulu ambek bernama laga-laga, yang berarti tempat berlaga, tempat bertarung, tempat menentukan kalah menang.
Waktu pelaksanaan ulu ambek biasanya dilakukan pada setiap pesta atau festival yang dilaksanakan di suatu alek nagari. Selain itu, tradisi ini juga dipertunjukkan pada saat acara peresmian penobatan penghulu baru atau acara adat.
Adu dari Dua Komunitas
Ulu ambek melibatkan pertunjukan bela diri dari dua komunitas petarung yang berbeda-beda seperti perguruan silat atau daerah.
Konflik tersebut dibangun dari pertaruhan harga diri masing-masing komunitas apabila salah satu dari mereka kalah. Maka dari itu, pertarungan tersebut terkesan natural dan nyata.
Uniknya, selama pertandingan berlangsung tidak diperbolehkan ada suara bising seperti suara knalpot sepeda motor. Selain itu, para pedagang yang berjualan di kawasan arena harus tunduk pada aturan seperti penetapan harga yang dijual.