Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.
Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Kota Palembang mungkin identik dengan Kerajaan Sriwijaya, Jembatan Ampera, dan makanannya yang legendaris yakni pempek. Kembali ke era kolonialisme, kawasan ini juga menjadi salah satu tempat penting dalam jalur perdagangan rempah.
Sungai Musi yang juga tergolong sebagai sarana transportasi laut bagi para pedagang ini datang dari berbagai negara, mulai dari Arab hingga Tionghoa pun banyak yang mencari pundi-pundi uang di tempat ini. Hal tersebut memicu adanya pemukiman-pemukiman warga di tepi sungai.
(Foto: Wikipedia)
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Di mana letak situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Situs tersebut berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan.
-
Bagaimana sejarah terbentuknya Kecamatan Giligenting? Sejarah Kecamatan Giligenting resmi terbentuk pada tahun 1982. Pembentukan kecamatan ini berlandaskan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 7 Tahun 1982.
-
Siapa yang menceritakan tentang masa penjajahan Belanda di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman, salah seorang warga Kampung Gantungan Sirah, mengatakan bahwa kini nama kampung itu sudah diganti dengan nama “Gunung Sari”. Ia mengatakan, saat masih bernama “Gantungan Sirah”, di kampung itu sering terjadi warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi. Mereka melakukan eksekusi terhadap para warga dengan digantung kepalanya.
-
Dimana letak Pelabuhan Buleleng yang memiliki nilai historis? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri.
-
Apa yang menjadi sumber penderitaan warga Probolinggo selama masa penjajahan Belanda? Warga Sengsara Mirisnya, kemasyhuran Probolinggo sebagai daerah penghasil gula berkualitas berbanding terbalik dengan kesejahteraan warganya. Selama masa kolonialisme Belanda, warga Probolinggo menjadi korban tanam paksa. Mereka dipaksa bekerja di kebun-kebun milik pemerintah Hindia Belanda tanpa imbalan memadai.
Salah satu perkampungan yang cukup legendaris di Palembang adalah Kampung Kapitan. Dulunya kawasan ini merupakan tempat pertama kali yang menjadi rumah tinggal warga Tionghoa di masa penjajahan Belanda.
Lantas, seperti apa sejarah dari Kampung Kapitan di Palembang? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Rumah Perwira
Mengutip beberapa sumber, penamaan Kampung Kapitan ini terdapat tiga buah rumah milik seorang perwira. Pendirinya adalah Lioang Taow Ming, seorang yang memiliki pengaruh besar terhadap komunitas Tionghoa di Palembang.
Lioang yang memang diutus untuk melakukan perdagangan itu kemudian diangkat menjadi perwira oleh pemerintah Belanda untuk mengatur wilayah 7 Ulu dan sekitarnya. Kemudian, jabatannya ini dilanjutkan oleh Tjoa Kie Tjuan dengan pangkat mayor.
Kemudian, jabatan tersebut dilanjutkan lagi oleh Tjoa Han Him yang memiliki pangkat kapiten atau kapitan. Maka dari itu, wilayah ini dinamakan Kampung Kapiten karena ketiga rumah mereka berdiri di kawasan ini.
(Foto: Instagram/msulthonrf)
Persinggahan Para Pedagang
Letak Kampung Kapitan yang berada di tepi Sungai Musi menjadi sangatlah strategis. Banyak sekali pedagang-pedagang lalu-lalang melewati wilayah tersebut.
(Foto: instagram/farisyah_mu)
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial
- Nyaris Satu Abad Melawan Kolonial, Begini Kisah Keluarga Suropati yang Berujung Tragis di Tangan Belanda
- Melihat Rumah-Rumah Kolonial Tua di Tengah Hutan Jati Grobogan, Kental Nuansa Klasik
Kampung yang sudah berdiri dari tahun 1644 ini berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang yang sedang berada di Palembang. Kampung Kapitan yang cukup sentral bagi perdaganan kota, tentunya sangat pas bagi para pedagang untuk istirahat sejenak di tempat ini.
Masih Dimanfaatkan
Kampung Kapitan yang usianya sudah sangat tua ini terdiri dari akulturasi antara budaya Tionghoa dan Palembang. Pada bagian dalam rumahnya, begitu kental dengan nuansa Tionghoa, sementara pada sisi budaya Palembang tergambarkan dalam gaya rumah tradisionalnya.
Meski sudah berdiri cukup lama, sampai sekarang kawasan Kampung Kapitan masih dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal. Pada awalnya hampir seluruh bangunan masih menggunakan kayu, seiring berjalannya waktu bahan bangunan modern sudah digunakan pada beberapa bangunan.
Kemudian ada beberapa bangunan dengan arsitektur rumah panggung dan rumah ketiga perwira itu dihuni oleh keturunannya. Tepat dibagian tengah kampung terdapat pagoda yang menjadi menari perhatian pengunjung.
Kawasan Cagar Budaya
Saat ini, Kampung Kapitan sudah menjadi bagian dari kawasan cagar budaya agar keberadaannya terus lestari dan terjaga dengan baik. Lebih dari itu, tempat ini juga menjadi salah satu ikon sejarah Kota Palembang.
Selain itu, banyak masyarakat yang datang ke tempat ini untuk melihat langsung rumah-rumah bergaya Tionghoa-Palembang. Lokasinya yang masih dekat dengan pusat kota, tentu aksesnya mudah dan tidak perlu ongkos yang banyak.