Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat
Sebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.
Sebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.
Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat
Minangkabau, mungkin orang-orang ketika mendengar nama daerah itu langsung terbesit di pikiran yaitu Nasi Padang yang lezat dan menggugah selera. Namun, Minangkabau tak hanya kaya dengan sajian kulinernya saja, melainkan budayanya juga menarik untuk diulas.
Salah satu budaya adat Minangkabau yang sampai sekarang masih terus dilaksanakan dan dilestarikan secara turun-temurun yaitu Batagak Penghulu. Upacara adat ini dilakukan untuk pengangkatan pemimpin adat atau disebut Datuak.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Bagaimana Bakaua Adat dilakukan? Sebelum menggelar acara, seluruh petani sepakat untuk turun ke sawah secara serentak. Namun, mereka melakukan diskusi lebih dulu untuk menentukan waktu penyelenggaraan.
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Kapan Bakaua Adat dilakukan? Sebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Siapa yang membentuk sistem adat Ketumanggungan di Minangkabau? Diketahui sistem ini dibentuk langsung oleh Datuk Ketumanggungan.
Dalam pelaksanaan Batagak Panghulu ini masih tergolong upacara yang sakral dan terdapat beberapa aturan penting terkait menjalankan tugas sebagai seorang Datuk atau pemimpin adat.
Selain itu, pengangkatan seseorang menjadi Datuak ini tidak bisa diselenggarakan oleh keluarga atau kerabat dekat saja, karena peresmian ini akan berpedoman pada "maangkek rajo, sakato alam, maangkek penghulu sakato kaum".
Aturan Penghulu Datuak
Dalam upacara pengangkatan penghulu Datuak yang baru, terdapat aturan penting yang berbunyi "Iduik Bakarilahan, Mati Batungkek Mati" yang artinya jika penghulu sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya, maka boleh menyerahkan jabatan itu kepada calon penggantinya.
Kemudian, untuk calon pengganti Datuak pun harus berasal dari putra saudara perempuannya. Hal ini dikarenakan tidak boleh ada keterlibatan dari pihak luar apalagi perempuan yang menjabat sebagai Datuak.
Mengutip dari berbagai sumber, aturan utama untuk memimpin adat adalah merupakan keturunan langsung dari pemimpin lama, asalkan seseorang yang dipilih oleh anggota yang ikut musyawarah dalam perundingan pemilihan calon pemimpin adat.
Pelaksanaan Batagak Penghulu
Upacara pengangkatan Datuak ini berlangsung dengan sakral, hal ini karena di setiap pelaksanaannya harus menyembelih kerbau sebagai simbol resminya Datuak yang baru atau bisa dibilang sebuah pelantikan dengan budaya sendiri.
Kemudian durasi waktu pelaksanaan Batagak Penghulu ini sendiri bisa berlangsung selama 3 hari bahkan seminggu karena selain ada upacara sakral, terdapat acara pesta yang melibatkan seluruh masyarakat setempat.
- Dianggap Sakral, Yuk Kenalan dengan Kesenian Dodod yang Masih Eksis di Pandeglang
- Uniknya Tradisi Arak Bako, Prosesi Perkawinan Adat Minangkabau yang Libatkan Ratusan Orang
- Rakik-Rakik, Tradisi Masyarakat Kabupaten Agam Semarakkan Suasana Malam Takbiran di Danau Maninjau
- Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
Dalam acara ini pula, banyak sekali penggunaan sastra lisan, falsafah adat, pantun adat, bidal, mamang yang sudah menjadi rangkaian wajib atau tidak boleh terlewatkan.
Karena adat Minangkabau yang mengusung sistem Matrilineal, maka dari itu sosok pemimpin sangatlah perlu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemimpin tersebut diharapkan bisa membimbing, mengarah, dan mengatur anak dalam berbagai hal.
Ketika pelantikan pemimpin inilah, calon tersebut harus bersumpah untuk tetap menjalankan tugasnya yang sudah dijalankan oleh pemimpin sebelumnya dan tidak boleh keluar dari aturan adat dalam menjalankan roda pemerintahan.