Ilmuwan Ini Mencoba Menguak Keberadaan Es di Permukaan Bulan yang Masih Misterius
Sudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Sudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Ilmuwan Ini Mencoba Menguak Keberadaan Es di Permukaan Bulan yang Masih Misterius
Ilmuwan telah menemukan fakta tentang keberadaan es di permukaan Bulan sejak lama. Tetapi hingga kini, asal-muasalnya masih belum jelas.
Namun penelitian terbaru memberikan suatu teori yang menghubungkan gelombang elektron yang berasal dari Bumi dan Matahari dengan pembentukan es di Bulan.
Diduga, gelombang elektron ini mencapai Bulan saat Bulan melintas masuk dan keluar dari ekor magnet Bumi yang ditinggalkan saat Bumi bergerak melalui ruang angkasa. Lalu mengapa hal ini diduga berpengaruh?
-
Di mana sampah luar angkasa itu berada? Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Dimana lokasi penemuan gua bawah tanah di Bulan? Gua ini terletak di Sea of Tranquility, 400km dari lokasi pendaratan Apollo 11, seperti dilansir Al Jazeera.
-
Di mana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Mengapa menanam di Bulan dianggap penting? Pertanian di Bulan dapat menjadi bebas hama dan gulma, juga penggunaan pestisida yang dapat merusak lingkungan.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
Dilansir dari Science Alert, Rabu (20/9), hal ini disebabkan karena di dalam ekor magnet terdapat plasma yang mengandung elektron dan ion-ion bermuatan tinggi yang ditarik dari atmosfer Bumi dan dari radiasi angin surya Matahari.
Selain ekor magnet, magnetosfer yang terbentuk saat medan magnet pelindung Bumi menolak angin surya dari Matahari juga diduga memiliki peran penting dalam pembentukan es di Bulan. Terbentuknya magnetosfer akan menimbulkan berbagai efek tertentu di belakangnya.
Foto: NASA
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i di Mānoa mengatakan, ketika Bulan berada di luar ekor magnet, permukaan Bulan terkena angin surya.
“Di dalam ekor magnet, hampir tidak ada proton angin surya dan pembentukan air diharapkan turun hampir menjadi nol,” ungkap dia.
Foto: NASA
Tetapi tampaknya air ini masihlah terbentuk bahkan saat permukaan Bulan dilindungi dari angin surya, di dalam ekor magnet.
Selain hydrogen, elektron juga memiliki peran penting di dalam pembentukan air di Bulan.
Para peneliti menduga bahwa salah satu mekanisme yang mungkin terjadi adalah reaksi elektron berenergi tinggi dengan tanah Bulan, yang melepaskan hidrogen terperangkap dan membentuk air.
"Di dalam ekor magnet, mungkin ada proses pembentukan tambahan atau sumber air baru yang tidak secara langsung terkait dengan implantasi proton angin surya,"
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i.
Ia kemudian menyatakan bahwa adiasi oleh elektron berenergi tinggi juga memiliki efek serupa dengan proton angin surya. Tentunya diperlukan pengamatan dan eksperimen lebih lanjut untuk membuktikan keakuratan teori-teori ini.
“Secara keseluruhan, temuan ini dan temuan saya sebelumnya mengenai kutub Bulan yang berkarat menunjukkan bahwa Bumi dan Bulan memiliki kaitan yang erat dalam banyak aspek yang tidak diakui,”
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i.
Keberadaan es di Bulan tentu menarik perhatian para ilmuwan, karena hal ini dapat mengajarkan manusia tentang masa lalu Bulan dan mungkin membuka pintu soal hal yang sudah lama dicari tahu manusia: bagaimana kita dapat tinggal di Bulan dalam jangka waktu yang lama.