Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus
Ternyata ini alasan mengapa umur manusia mungkin tak bisa sepanjang beberapa dinosaurus.
Ternyata ini alasan mengapa umur manusia mungkin tak bisa sepanjang beberapa dinosaurus.
Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus
Ada perbedaan besar antara kecepatan penuaan mamalia dan kecepatan penuaan banyak spesies reptil dan amfibi.
Perbedaan ini, menurut seorang ilmuwan, mungkin disebabkan oleh dominasi dinosaurus jutaan tahun yang lalu. Ini termasuk pada periode kritis dalam sejarah mamalia.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Bagaimana cara mamalia tersebut menyerang dinosaurus? Fosil itu menunjukkan, mamalia berkaki empat, Repenomamus robustus, sebesar kucing domestik atau kucing kampung, bertarung ganas dengan dinosaurus berkaki dua berparuh Psittacosaurus lujiatunensis, yang sebesar anjing. Para ilmuwan menduga dua hewan purba ini tertimbun lahar gunung api dan terkubur hidup-hidup.
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan peristiwa mamalia menyerang dinosaurus itu terjadi? Ilmuwan menyampaikan, peristiwa ini terjadi sekitar 125 juta tahun lalu, pada Zaman Kapur.
-
Mengapa Dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki “kotak hitam” itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
Perlu diketahui, menurut beberapa ilmuwan dalam catatannya, manusia termasuk kategori mamalia. Namun memiliki akal dan budi.
Jutaan tahun lalu mamalia merupakan makhluk yang masa hidupnya paling lama dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti amfibi dan reptil.
Hal ini dilihat dari banyaknya dinosaurus yang dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun.
Menurut Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University, Inggris, menjelaskan bahwa terdapat sebuah alasan mengapa dinosaurus menjadi mamalia dan makhluk yang waktu hidupnya paling lama.
Hal ini disebabkan karena ketika dinosaurus berhasil mendominasi Bumi, maka maka mamalia lainnya harus berproduksi dengan cepat agar bertahan hidup. Karena percepatan tersebut, akhirnya menghilangkan gen panjang umur karena proses evolusi yang dipercepat.
"Beberapa mamalia kala itu harus hidup di bagian bawah rantai makanan, dan kemungkinan besar menghabiskan 100 juta tahun pada zaman dinosaurus untuk berevolusi untuk bertahan hidup melalui reproduksi yang cepat,"
Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University.
Mengutip Science Alert, Selasa, (12/12), perubahan tersebut ternyata juga berdampak pada manusia saat ini.
Sebab, menurut sebuah penelitian nenek moyang manusia berasal dari garis keturunan mamalia eutherian.
Garis keturunan Eutherian sejak zaman dinosaurus sudah kehilangan salah satu enzim. Dimana, enzim tersebut berperan untuk memperbaiki kerusakan dari paparan sinar ultraviolet.
- Berbekal ‘Kotak Hitam’ Ini Tiap Peristiwa Punahnya Dinosaurus di Bumi Terungkap Jelas
- Dinosaurus Sebesar Kucing Pernah Hidup 100 Juta Tahun Lalu, Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Mungilnya
- Spesies Dinosaurus Langka Berusia 150 Juta Tahun Ditemukan, Punya Kaki Dua Kali Lebih Panjang dari Paha
- Berapa Banyak Fosil Dinosaurus yang Belum Terungkap? Ini Kata Ilmuwan
“Tekanan evolusi dalam jangka waktu yang lama, menurut saya, berdampak pada cara manusia menua,” jelas de Magalhães.
Sejak saat itu, mamalia memiliki habitat hidup yang lebih aktif di malam hari dibandingkan siang hari. Namun, setelah berjuta-juta tahun kemudian hal ini tidak berlaku bagi manusia.
Sebab, mereka berhasil menciptakan sunscreen atau krim tabir surya yang digunakan sebagai pelindung.
"Meskipun saat ini hanya sebuah hipotesis, ada banyak sudut pandang yang menarik untuk diambil, termasuk prospek bahwa kanker lebih sering terjadi pada mamalia dibandingkan spesies lain karena proses penuaan yang cepat,"
Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University.