Kisah Isaac Newton Pernah Disepelekan saat Mencoba Ubah Logam Dasar Menjadi Emas
Kisah Isaac Newton Pernah Disepelekan saat Mencoba Ubah Logam Dasar Menjadi Emas
Berikut kisah Isaac Newton yang disepelekan mengubah logam dasar menjadi emas.
Kisah Isaac Newton Pernah Disepelekan saat Mencoba Ubah Logam Dasar Menjadi Emas
-
Kapan Isaac Newton meninggal? Nama Isaac Newton memang sangat tersohor di dunia. Sosoknya begitu dihormati sehingga ketika dia meninggal di Inggris pada 31 Maret 1727, ia dimakamkan dengan penghormatan yang begitu tinggi, bak seorang raja.
-
Bagaimana prosesi pemakaman Isaac Newton? Dia dijaga dalam kondisi lay in state selama seminggu sebelum akhirnya dikuburkan. Kondisi lay in state sendiri biasanya dilakukan kepada tokoh penting atau anggota kerajaan yang telah meninggal. Kerajaan menempatkan jenazah dalam keadaan terbuka untuk umum agar masyarakat dapat melakukan penghormatan terakhir sebelum pemakaman resminya dilakukan. Selama prosesi pemakaman pun, jenazahnya diiringi oleh para bangsawan dan tokoh terkemuka, yang di antara termasuk tiga orang earl, dua orang duke, dan Lord Chancellor yang membawa jenazahnya.
-
Bagaimana Isaac Newton menulis catatannya? Newton menulis banyak judul-judul dan subjek serta penjelasan singkat di pinggiran halaman yang sedang dia kerjakan dalam bahasa Latin. Sementara analisis mengenai subjek itu sendiri ditulis dalam teks Yunani yang singkat. Teks itu ditulis dengan baik dalam huruf kecil dengan tanda diakritik yang diperlukan.
-
Siapa yang mencatat kepribadian Isaac Newton? Voltaire, seorang penulis dan filsuf, pernah menulis mengenai kepribadian Newton yang cenderung menyendiri.
-
Kapan Isaac Newton dilahirkan? Ia lahir pada 25 Desember 1642, beberapa bulan setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Siapa yang membantu Isaac Newton dalam merumuskan kiamat versi Newton? Menurut Direktur Proyek Newton di Kanada, Stephen Snobelen, Newton percaya bahwa nubuat dalam Alkitab merupakan prakiraan masa depan yang akan terjadi.
Isaac Newton merupakan salah seorang ilmuwan paling terkenal di dunia. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam masa awal ilmu pengetahuan (sains) modern.
Ia menemukan hukum gravitasi universal, menciptakan kalkulus bersama Gottfried Leibniz, hingga menemukan tiga hukum gerak yang masih dipelajari hingga saat ini.
Di balik kehebatannya dalam bidang sains tersebut, Newton juga sangat terlibat di dalam dunia alkimia, seperti dikutip dari Majalah Smithsonian, The Washington Post, dan Wisconsin Public Radio, Senin (29/4). Alkimia merupakan “sains” abad pertengahan yang ada sebelum hadirnya ilmu kimia. Alkimia sangat kental dengan mistisisme pada masa itu.
Meskipun sekarang telah dianggap sebagai pseudosains/ilmu semu, para pelakunya, seperti Newton, meyakini bahwa alkimia dapat mengubah bahan-bahan secara ajaib dengan resep-resep yang tepat.
Tujuan utama dari praktik alkimia yang dilakukan oleh Newton adalah untuk bisa mengubah logam dasar, terutama timbal, menjadi emas.
Dalam sebuah manuskrip yang ditulis sendiri oleh Newton, ia merinci resep untuk membuat salah satu elemen penting yang diperlukan dalam proses pengubahan tersebut, yaitu Batu Filsuf/Batu Bertuah.
Pada abad ke-17, ketika Newton hidup, alkimia dianggap sebagai bidang studi yang masuk akal. Ketertarikan Newton terhadap alkimia sama besar dengan ketertarikannya terhadap fisika dan matematika.
“Saya harus menunjukkan bahwa istilah “alkimia” memiliki arti yang berbeda pada abad ke-17 dibandingkan dengan artinya sekarang. Ia bukan hanya tentang transmutasi logam dasar menjadi emas—[alkimia] identik dengan kimia,” jelas William Newman, profesor sejarah dan filsafat ilmu dari Universitas Indiana, kepada Wisconsin Public Radio.
“Jadi, alkimia menampilkan dirinya sebagai sebuah disiplin ilmu yang bisa membuat perubahan fundamental pada materi—perubahan yang paling medasar pada materi.”
Manuskrip berjudul “Persiapan Merkuri untuk Batu” yang memuat resep Batu Filsuf tersebut saat ini disimpan oleh Chemical Heritage Foundation.
Manuskrip Newton tersebut tampaknya merupakan salinan tulisan tangan dari resep untuk membuat bahan utama dari Batu Filsuf yang awalnya ditulis oleh George Starkey, seorang pelaku alkimia lain.
Bahan utama tersebut, yang disebut sebagai “merkuri/air raksa filsuf,” dikatakan bisa membelah logam menjadi komponen-komponen dasarnya sebelum Batu Filsuf mengubahnya menjadi emas.
Newton juga melakukan perincian terhadap proses alkimia lainnya pada bagian belakang manuskrip.
“[Perincian tersebut] mungkin merupakan catatan laboratorium dari proses yang pernah dicoba atau sedang dipikirkan Newton,” jelas James Voelkel, kurator buku-buku langka di Othmer Library of Chemical History.
Selama beradab-abad, publikasi terhadap minat alkimia Newton telah dicoba untuk dikecilkan oleh para ilmuwan dan sejarawan.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun ke belakang, para sejarawan sains telah mulai untuk melihat dokumen-dokumen alkimia Newton untuk mendapatkan wawasan tentang pikiran analitis Newton.