Kitab Ini Jadi Pedoman Bangsa Mesir Kuno Menggambarkan Galaksi Bima Sakti
Bangsa Mesir Kuno punya pedoman pemahaman terhadap galaksi bima sakti berdasarkan sebuah kitab.
Bangsa Mesir Kuno punya pedoman pemahaman terhadap galaksi bima sakti berdasarkan sebuah kitab.
Kitab Ini Jadi Pedoman Bangsa Mesir Kuno Menggambarkan Galaksi Bima Sakti
Bangsa Mesir Kuno dikenal sebagai sebuah bangsa yang mempunyai peradaban maju di zamannya, termasuk mengenai benda-benda langit dan pengetahuan astronomi, seperti planet dan bintang.
Walau manusia modern telah mengetahui berbagai aspek pengetahuan yang dipunyai bangsa Mesir Kuno, hingga saat ini, belum jelas bagaimana bangsa tersebut memandang penampakan galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat di malam hari.
-
Apa isi dari manuskrip Mesir Kuno yang ditemukan? Ahli menemukan manuskrip Mesir Kuno berisi kisah masa kecil Yesus, ketika Yesus menghidupkan patung merpati dari tanah liat menjadi burung hidup.
-
Apa yang ditemukan di dalam mumi remaja Mesir Kuno tersebut? Menurut laporan dari livescience, penelitian terbaru telah mengkonfirmasi bahwa sisa-sisa kuno janin yang ditemukan dalam mumi remaja Mesir tanpa kepala. Mumi Remaja Mesir Kuno Ditemukan, Meninggal saat Mengandung Bayi Kembar Pengungkapan ini berasal dari penggalian yang dilakukan para arkeolog pada tahun 1908, ketika tubuh janin yang dibalut perban dan sisa-sisa plasenta terungkap di antara kaki sang remaja.
-
Apa yang ditemukan di dalam peti mati tembaga Mesir Kuno itu? Dalam peti tersebut, ditemukan banyak jeroan dengan kondisi buruk serta mumi kadal yang dibungkus linen.
-
Di mana Buku Mimpi Mesir Kuno ini ditemukan? Dilansir dari Ancient Pages, Kamis (18/4), salah satu artefak yang membuktikan keyakinan ini adalah Buku Mimpi Mesir Kuno, sebuah papirus hierarkis yang mungkin berasal dari awal pemerintahan Ramses II.
-
Kapan mantra-mantra sihir di naskah Mesir Kuno ditulis? Naskah ini berasal dari antara abad keempat dan ke-12 Masehi.
-
Bagaimana patung banteng Mesir ditemukan? Empat belas tahun kemudian, pada 1966, patung banteng Apis dari perunggu Mesir ditemukan di halaman sekolah yang sama oleh seorang siswa yang sedang melakukan kelas olahraga di luar ruangan. Saat melompat, salah satu anak laki-laki mendarat di atas paku yang menonjol dari tanah.
Hal tersebut bisa berubah setelah Dr Or Graur, seorang ahli astrofisika dari Universitas Portsmouth, menemukan hubungan antara kepercayaan bangsa Mesir Kuno terhadap pandangan mereka akan Bima Sakti.
Mengutip tulisan di situs Universitas Portsmouth dan Majalah Archaeology, Rabu (17/4), Graur telah menemukan adanya relasi antara Bima Sakti dengan dewi Nut, yang merupakan dewi langit dalam mitologi Mesir Kuno.
Dalam posisi bungkuk tersebut, Nut melindungi Bumi atau saudaranya dari banjiran air yang berasal dari ruang hampa.
Posisi bungkuk yang dilakukan Nut—kepala di bagian barat dan kaki/belakang tubuh di bagian timur—juga melambangkan siklus Matahari. Ia dianggap menelan Matahari di bagian Barat dan melahirkannya kembali di bagian timur.
Selama proses penumbuhan sebelum kelahiran kembali tersebut, Matahari tidak terlihat dan dunia menjadi gelap atau bisa dikatakan sebagai malam hari.
Graur menggunakan berbagai teks Mesir Kuno dan berbagai simulasi masa lalu untuk mengetahui peran Nut dalam menggambarkan Bima Sakti.
Berbagai tulisan tersebut, seperti Teks Piramida, Teks Peti Mati, dan Kitab Nut (yang berfokus pada pergerakan benda langit), dibandingkan dengan simulasi yang canggih terhadap bagaimana langit malam mungkin terlihat di Mesir pada 3.000—4.000 tahun lalu.
Korelasi antara kepercayaan masyarakat Mesir Kuno dengan fenomena astronomi Bima Sakti juga disamakan oleh Graur dengan beberapa budaya lain dari masyarakat yang berbeda.
“Penelitian saya juga menunjukkan bahwa peran Nut dalam transisi orang yang meninggal ke alam baka dan koneksinya dengan migrasi burung tahunan konsisten dengan bagaimana budaya lain memahami Bimaskati. Misalnya, [pemahaman Bima Sakti] sebagai jalan para arwah di antara berbagai kelompok masyarakat yang berbeda di Amerika Utara dan Tengah atau sebagai Jalur Burung di Finlandia dan Kawasan Baltik,” jelas Graur.