Merkurius Dulunya Seukuran Bumi, Pernah Bertabrakan dengan Planet Lain sehingga Menjadi Kecil
Ilmuwan menduga Planet Merkurius dulu ukurannya sama dengan Bumi. Namun ada kejadian alam yang membuat bentuknya mengecil.
Ilmuwan menduga Planet Merkurius dulu ukurannya sama dengan Bumi. Namun ada kejadian alam yang membuat bentuknya mengecil.
Merkurius Dulunya Seukuran Bumi, Pernah Bertabrakan dengan Planet Lain sehingga Menjadi Kecil
Merkurius merupakan planet yang memiliki beberapa keunikan. Ia merupakan planet terkecil di Tata Surya dan planet yang letaknya paling dekat dengan Matahari.
Dengan atmosfer yang sangat lemah, suhu Merkurius bisa menjadi sangat ekstrem, yaitu mencapai 400 derajat Celsius pada siang dan -170 derajat Celsius pada malam.
-
Apa yang membuat Merkurius unik dibandingkan dengan planet lainnya? Dengan jarak hanya sekitar 58 juta kilometer dari matahari, Merkurius menampilkan ciri-ciri yang membedakannya dengan planet-planet lainnya.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Bagaimana Merkurius bergerak dalam orbitnya? Meskipun Merkurius merupakan planet terkecil, ia juga merupakan planet tercepat dan bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan hampir 29 mil (47 km) per detik.
-
Dimanakah posisi Planet Merkurius dalam tata surya? Planet ini merupakan yang paling dekat ke Matahari.
-
Kenapa Neptunus dijuluki planet biru? Sebagai objek langit yang menarik perhatian, Neptunus memiliki atmosfer yang unik.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
Mengutip BBC, Selasa (23/4), meskipun saat ini menjadi planet yang paling mungil, terdapat hipotesis bahwa di masa lalu ukuran Merkurius serupa dengan ukuran Bumi saat ini.
Perlu diketahui bahwa penelitian terhadap Merkurius sangat sulit untuk dilakukan karena beberapa hal, seperti suhu ekstrem karena letaknya yang dekat dengan Matahari.
Alasan lain adalah karena gravitasi Merkurius yang sangat kuat akibat kedekatannya dengan Matahari sehingga diperlukan bahan bakar yang besar untuk memperlambat kecepatan pesawat yang ingin melakukan penelitian.
Akibat kesulitan tersebut, hingga sekarang, baru ada dua misi yang pernah selesai dilakukan untuk meneliti Merkurius, yaitu Mariner 10 dan MESSENGER. Misi-misi tersebut menghasilkan penemuan baru mengenai planet Merkurius.
Salah satu penemuan menarik mengenai Merkurius adalah bahwa ia mempunyai inti yang sangat besar jika dibandingkan mantelnya. Di samping itu, Merkurius memiliki kerak yang tipis. Hal-hal tersebut berlawanan dengan ciri khas planet batuan lainnya, seperti Bumi dan Mars.
Berdasarkan misi yang telah dilakukan, ditemukan pula sebuah hal mengejutkan, yaitu bahwa Merkurius dikelilingi oleh medan magnet.
Mengingat ketebalan Merkurius, penemuan tersebut menunjukkan bahwa planet ini memiliki inti besi dan intinya mungkin sebagian meleleh, seperti yang terjadi di Bumi.
Berbagai keunikan tersebut memunculkan hipotesis bahwa Merkurius awalnya terbentuk di posisi yang lebih jauh dari Matahari dan dekat dengan posisi Mars.
Intinya yang besar juga memunculkan indikasi bahwa Merkurius awalnya juga memiliki massa yang lebih besar, mirip dengan Bumi.
Pernah Bertabrakan
Pada suatu masa, Merkurius diduga bertabrakan dengan benda planet lain sehingga ia berputar ke arah Matahari. Tabrakan itu dapat melontarkan kerak, sehingga menjadi tipis, dan sebagian besar mantel Merkurius.
“Merkurius yang kita lihat saat ini mungkin tidak lebih dari inti planet yang sebelumnya pernah ada di sana,” ucap Nicola Mari, ahli geologi planet dari Universitas Pavia, Italia, yang tergabung dalam proyek BepiColombo.Misi ini merupakan misi kolaborasi dari Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA) untuk pergi ke Merkurius.
Dengan mengetahui aktivitas geologi Merkurius, penemuan tadi mendukung gagasan bahwa mantel di Merkurius berada sangat dekat dengan permukaan. Lebih lanjut, hal ini juga mendukung hipotesis tabrakan luar biasa yang terjadi pada Merkurius.