Runtuhnya Piramida Kuno Meksiko Dianggap jadi Pertanda Buruk
Dinding di bagian selatannya juga runtuh dan menjadi tumpukan puing.
Runtuhnya piramida batu di Meksiko akibat parahnya iklim global menjadi fenomena yang mengejutkan. Pada 29 Juli, piramida setinggi 15 meter yang berada di negara bagian Michoacan mendadak ambruk karena hujan yang terus turun. Dinding di bagian selatannya juga runtuh dan menjadi tumpukan puing.
Dulunya, piramida ini adalah salah satu monumen peradaban Kerajaan Michoacan yang terawat. Bangunan limas segi empat ini terlatak di di Ihuatzio, situs arkeologi yang terpelihara dengan sangat baik yang berisi satu piramida lain, sebuah menara atau benteng, dan beberapa makam.
-
Kapan Piramida Pugung Raharjo ditemukan? Situs ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
-
Siapa yang menemukan Piramida Pugung Raharjo? Situs ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957. Mulanya, sejumlah transmigran yang bernama Barno Raharjo, Sardi, Karjo, Kodiran dan Sawal tengah melakukan pekerjaan untuk membuka lahan.
-
Bagaimana bentuk Piramida Merah? Kali ini, para arsitek memilih sudut kemiringan 43 derajat, dan hasilnya adalah sebuah piramida setinggi 104 meter yang luar biasa.
-
Siapa yang merancang Piramida Bertingkat? Para sejarawan juga percaya bahwa Piramida Bertingkat yang dibangun sekitar tahun 2680 SM sekitar satu abad sebelum Piramida Agung Giza, dirancang oleh arsitek legendaris Imhotep, yang ditugaskan oleh Firaun Djoser untuk membangun tempat pemakamannya.
-
Bagaimana bentuk piramida itu? "Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda."
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di dekat lokasi piramida Mesir? Jalur air yang kini telah mengering di Giza kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan piramida Mesir.
Sejak 1.100 tahun lalu, piramida sudah ditempati oleh kelompok pribumi yang berbahasa Nahuatl. Tak hanya itu, piramida ini juga menjadi markas besar dari orang-orang P’urhepechas, kekaisaran yang tidak bisa ditaklukan oleh suku Aztec.
Meskipun satu piramida yang rusak di lokasi tersebut, anggota dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengatakan bahwa sedikitnya enam ‘badan’ dalam keadaan rusak, termasuk dinding luar, inti, serta dinding penahan. Mereka juga menyalahkan cuaca ekstrem untuk kejadian ini.
Melansir laman Sciencealert, Kamis (21/11), di bulan Juli, hujan lebat dan badai petir melanda sebagian besar wilayah Meksiko. Ini terjadi setelah terjadinya kekeringan terburuk dalam 30 tahun, ketika hujan menjadi sangat langka, beberapa danau mengering sepenuhnya.
“Suhu tinggi, yang sebelumnya tercatat di area tersebut, dan kekeringan yang diakibatkan menyebabkan retakan yang memudahkan penyaringan air ke bagian dalam bangunan pra-Hispanik,” kata INAH.
Sejak saat itu, keruntuhan dari piramida tidak bisa terhindarkan dan saat ini para pejabat digadang fokus memperbaiki struktur bangunan “demi warisan budaya Meksiko”. Dan tugas arkeolog bukannya hanya mempelajari perilaku manusia di masa lalu, tetapi juga di masa kini.
- Piramida di Yunani Ini Tuai Kontroversi dan Penuh Misteri, Dianggap Lebih Tua dari Piramida Mesir
- Peneliti Temukan Penduduk Mesir Kuno yang Bangun Piramida Kena Racun Tembaga
- Piramida Berusia 1.100 Tahun di Meksiko Tiba-Tiba Runtuh, Benarkah Pertanda Buruk?
- Terbang dengan Paralayang di Atas Piramida Mesir, Pria Ini Temukan Ada Tulisan di Puncaknya
Terjadinya cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat manusia, terbukti menjadi gangguan bagi situs-situs budaya masa lalu. Menurut laporan, baru-baru ini, para arkeolog menemukan sebuah lukisan gua kuno di Oseania yang semakin rusak akibat perubahan iklim saat ini.
Tak hanya itu, di tahun ini juga, sebuah studi terkait bahan bangunan warisan budaya di Eropa dan Meksiko menemukan bahwa ketika curah hujan meningkat secara substansial, bangunan-bangunan ini berisiko rusak. Menurut Tariakuiri Alvarez, yang mengaku anggota suku P’urhepecha yang masih hidup, leluhurnya menafsirkan runtuhnya piramida di Ihuatzio sebagai “pertanda buruk”.
Alvarez mengatakan bahwa sebelum kedatangan penjajah asing di Meksiko, hal yang sama juga terjadi, dan itu diartikan para dewa “tidak senang”. Hanya beberapa hari sebelum piramida di Meksiko runtuh, ‘Lengkungan Ganda’ yang ikonik di Utah juga runtuh, ini diperkirakan akibat perubahan permukaan air dan erosi.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia