Arkeolog Temukan Bukti Keberadaan Suku Misterius dari Zaman Perunggu, Hidup di Sebuah Bukit Terpencil
Penemuan ini terjadi di sebuah gua di bukit terpencil.

Arkeolog menemukan artefak dari Zaman Perunggu saat melakukan penggalian di Gua Inonu, desa Alacabuk, Distrik Eregli, Turki utara. Artefak ini berkaitan dengan masyarakat Anatolia yang telah lama hilang yang disebut Kaska.
Penggalian ini dilaksanakan Departemen Arkeologi Universitas Zonguldak Bülent Ecevit.
Artefak tersebut ditemukan di lapisan ketiga gua dan menjadi bukti keberadaan suku Kaska, menurut Hamza Ekmen, seorang profesor di Universitas Bülent Ecevit dan penasihat ilmiah penggalian tersebut.
“Kami mengusulkan bahwa temuan di lapisan ini, terkait dengan periode 1650 hingga 1200 SM, mungkin terkait dengan Kaskas, komunitas Anatolia kuno yang hilang,” jelas Ekmen, dikutip dari Arkeonews, Kamis (23/1).
Kaska yang juga dikenal dengan nama Kaskan, Kaskia, dan Gagsa, merupakan suku Anatolia kuno yang tinggal di bukit-bukit terpencil antara perbatasan utara Kerajaan Het dan Laut Hitam. Komunitas ini tidak membangun kota dan tidak memiliki bahasa tertulis. Mereka hanya diketahui dari catatan orang Het, yang menggambarkan mereka sebagai peternak babi dan penenun linen.
Konflik dengan Orang Het

Orang-orang Het diketahui pernah terlibat konflik dengan masyarakat Kaska. Kota suci orang Het, Nerik dan Zalpa, dikuasai oleh Kaska, yang bermigrasi turun dari rumah pegunungan mereka sekitar tahun 1400 SM. Terlepas dari kenyataan ini, sangat sedikit yang diketahui tentang Kaska.
“Raja-raja Het kuno, dari Hattusili I hingga Suppiluliuma II, mendokumentasikan suku Kaska sebagai perampok yang menjarah kota, kuil, dan pemukiman selama periode kerentanan orang Het. Mereka bahkan merebut Nerik, sebuah kota keagamaan utama yang didedikasikan untuk dewa badai,” papar Ekmen.
“Lokasi gua dan gaya hidup yang ditunjukkan di dalamnya sangat selaras dengan deskripsi geografis wilayah Kaska dalam teks-teks Het,” lanjutnya.
Artefak dari lapisan ketiga gua memiliki kemiripan yang mencolok dengan benda-benda zaman Het namun berbeda dalam konteksnya, sehingga menunjukkan identitas budaya yang unik.