Astronom Temukan Ada Jejak Air di Sebuah Planet di Luar Tata Surya
Merdeka.com - Para ahli astronomi akhirnya berhasil menembus kabut yang melingkupi planet ekstrasurya GJ 1214b, sebuah planet mini-Neptunus di sekitar bintang yang jaraknya sekitar 40 tahun cahaya. Mini-Neptunus adalah jenis planet yang umum di galaksi kita — tetapi karena tidak ada satu pun di tata surya kita, membuat para ilmuwan penasaran.
Pengamatan sebelumnya gagal karena lapisan awan tebal, tetapi inframerah James Webb Space Telescope (JWST) yang kuat memungkinkan para astronom untuk mengungkap planet tersebut. Para astronom menemukan, mini Neptunus memiliki atmosfer yang terbuat dari uap, mengisyaratkan masa lalu planet itu kemungkinan "dunia air", menurut para peneliti NASA.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature pada 10 Mei lalu.
-
Bagaimana cara peneliti menemukan planet Gliese 12b? Penelitian ini dipimpin oleh Larissa Palethorpe dari Universitas Edinburgh, menggunakan data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
-
Dimana planet ekstrasurya terdekat? Planet ekstrasurya terdekat, Proxima Centauri b, berada lebih dari 2 juta mil dari Bumi.
-
Dimana galaksi ini ditemukan? Melalui proses yang sangat panjang, dan menggunakan berbagai alat pendeteksi benda langit, ketika pertama ditemukan oleh kamera Teleskop James Clerk Maxwell di Hawaii, galaksi ini pertama kalinya terdeteksi sebagai gumpalan yang penuh dengan emisi debu.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Apa yang baru ditemukan oleh tim astronom NASA? Tim astronom dari NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan tujuh komet gelap yang baru, yang hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada 9 Desember 2024.
"Selama hampir dekade terakhir, satu-satunua hal yang kita benar-benar tahu tentang planet ini adalah atmosfernya berawan atau berkabut," jelas peneliti eksoplanet Jet Propulsion Lab NASA, Rob Zellem, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science, Selasa (16/5).
Tim peneliti menggunakan JWST's Mid-Infrared Instrument (MIRI) untuk memetakan suhu planet tersebut saat melintasi orbitnya, menangkap informasi pada siang dan malam hari dan memudahkan ahli astronomi menemukan planet tersebut terbuat dari apa.
Suhu pada planet itu berubah dengan dramatis dari siang ke malam, bisa mencapai panas 535 derajat Fahrenheit atau 280 derajat Celcius dan kemudian mendingin sampai lebih dari 100 derajat Fahrenheit pada malam hari.
Perubahan suhu yang besar ini mengindikasikan atmosfer planet ini tidak hanya terdiri dari molekul hidrogen ringan, tapi ada hal lan seperti air atau metana.
Para peneliti melihat temuan ini sebagai petunjuk menarik terkait masa lalu planet tersebut, karena atmosfernya tidak cocok dengan material pembentuk bintang.
Menurut penulis studi utama dan astronom Universitas Maryland, Eliza Kempton, planet tersebut kehilangan banyak hidrogen.
"Penjelasan paling sederhana, jika Anda menemukan planet yang sangat kaya air, itu terbentuk lebih jauh dari bintang induknya," tambahnya.
Masih banyak yang harus diketahui para astronom tentang GJ 1214b, tetapi mereka berharap untuk mengamati lebih banyak mini-Neptunus dengan JWST dalam waktu dekat. Menurut Kempton, mereka berharap untuk menemukan "cerita yang konsisten" tentang bagaimana mini-Neptunus terbentuk, dan bagaimana planet ini berakhir dengan begitu banyak air.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun ilmuwan harus meneliti lebih lanjut terkait planet baru ini.
Baca SelengkapnyaPlanet baru ini sekaligus membuat teka-teki sejumlah ilmuwan dunia.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini berkat teleskop James Webb yang mampu meneropong planet di luar tata surya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Temukan Planet Mirip Bumi yang Diduga Ada Kehidupan Alien, Jaraknya Hanya 48 Tahun cahaya
Baca SelengkapnyaNASA melakukan penelitian ini dan menemukan setidaknya 17 planet di luar tata surya yang berpotensi dihuni.
Baca SelengkapnyaPlanet ini punya suhu yang panas mencapai 430 derajat celcius.
Baca SelengkapnyaPenemuan terbaru ungkap objek seberat lima kali massa Jupiter yang terbentuk seperti bintang, menantang pemahaman ilmiah perbedaan proses pembentukan planet.
Baca SelengkapnyaDalam Tata Surya, dua kandidat yang dianggap sebagai planet termuda adalah Uranus dan Bumi.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru menunjukkan adanya dua komponen terpisah di Sabuk Kuiper, yang dapat mengubah pemahaman tentang pembentukan planet.
Baca SelengkapnyaPlanet ini masuk dalam kategori planet orbit pendek yang berada di luar tata surya Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menduga dua planet yang sempat bertabrakan itu adalah Neptunus dan Uranus. Begini analisis ilmuwan.
Baca SelengkapnyaPara peneliti berhipotesis bahwa terdapat sebuah planet besar yang menyebabkan tarikan gravitasi tersebut.
Baca Selengkapnya