Ekonomi terseok karena sanksi PBB, Korea Utara larang warga berpesta
Merdeka.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan menerbitkan peringatan melarang rakyatnya berpesta. Konon hal itu lantaran daya beli masyarakat menurun lantaran dan ekonomi mereka terdampak akibat sanksi baru dijatuhkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sayang kabar itu cuma datang dari satu sumber, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, dan sulit dikonfirmasi kepada pemerintah Korea Utara. Menurut laporan NIS, larangan itu bertujuan buat menekan penduduk Korea Utara supaya diam dan tidak bergolak, meski situasi ekonomi semakin sulit, seperti dilansir dari laman Telegraph, Selasa (21/11).
"Badan Partai Komunis melaporkan kalau kondisi ekonomi sehari-hari masyarakat semakin sulit, maka dari itu segala bentuk acara mulai dari minum-minum, bernyanyi, atau hiburan lain dilarang. Mereka juga semakin memperketat penyaringan informasi dari luar Korea Utara," demikian seperti dikutip dari laporan intelijen NIS.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Kenapa Korea Utara melarang akses internet? Pemerintah Korea Utara membatasi akses internet di negara tersebut. Bahkan, di era modern ini, tidak semua warga Korea Utara memiliki akses internet. Mereka yang memilikinya pun hanya diperbolehkan mengunjungi sejumlah situs web yang dikontrol pemerintah.
-
Kenapa petugas imigrasi dan WN Korea bertengkar? Korban diduga tewas setelah terlibat cecok dengan pelaku Warga Negara asal Korea Dal Joong Kim (DJK).
-
Siapa yang memimpin Korea Utara? Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) saat ini ialah Kim Jong-un. Dia mengambil alih kekuasaan sebagai orang nomor satu pada tahun 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il.
-
Siapa yang meminta Menteri Pertahanan Korea Selatan dipecat? Sementara itu, Perdana Menteri Han Duck Soo dijadwalkan akan bertemu dengan pimpinan Partai Kekuatan Rakyat yang menaungi Presiden Yoon Suk Yeol.Pemimpin Partai tersebut, Han Dong Hoon menyerukan agar Menteri Pertahanan Kim Yong Hyun dipecat dan seluruh kabinet dari partai tersebut mengundurkan diri.
-
Siapa yang ditolak masuk Korea? Beberapa pelancong, bahkan setelah menerima persetujuan K-ETA, ditolak masuk setibanya di Korea, sehingga memperburuk masalah ini.
Soal perkiraan uji coba lanjutan hulu ledak dan rudal nuklir Korea Utara, NIS menyatakan belum melihat ada gelagat ke arah sana. Mereka pun tidak bisa memperkirakan kapan hal itu terjadi.
"Kami memperkirakan hal itu bergantung kepada keinginan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Uji nuklir bisa terjadi kapanpun," lanjut pernyataan di dalam laporan NIS.
Menurut NIS, Kim Jong Un menghukum salah satu pejabatnya, yakni kepala Politbiro militer Korea Utara. Namun, lagi-lagi kabar itu sulit dipastikan karena tidak ada konfirmasi dari Korea Utara.
Amerika Serikat secara sepihak juga kembali mencantumkan Korea Utara ke dalam daftar negara teroris. Mereka menyatakan hal itu didasarkan atas ulah Korea Utara yang berkeras melanjutkan pengembangan senjata nuklir.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang juga musuh bebuyutan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyampaikan langsung hal itu. Padahal, AS sudah mencoret Korea Utara dari daftar negara teroris sejak sembilan tahun lalu. Tepatnya pada 2008 pada masa pemerintahan George Walter Bush, sebagai bagian dari kesepakatan dalam perundingan penghentian pengembangan senjata nuklir. Namun, kini Korea Utara kembali bergabung dengan sejumlah negara dituding ikut melakukan aksi teror seperti Iran, Sudan, dan Suriah.
"Seharusnya ini dilakukan sejak lama," kata Trump.
Trump mengklaim di depan kabinetnya menyatakan kembalinya Korea Utara ke dalam daftar negara teroris berdampak terhadap bakal bertambahnya berbagai macam sanksi. Namun, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, justru bertentangan dengan Trump dengan mengatakan jika ada tambahan sanksi terhadap Korea Utara pun terbatas dalam beberapa hal.
Sikap Trump memasukkan kembali Korea Utara ke dalam daftar negara teroris didukung oleh Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara itu yang juga sekutu AS memang sangat menentang pengembangan senjata nuklir Korea Utara.
"Saya menerima dan mendukung supaya meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara," kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Walau demikian, China tidak sepakat dengan langkah AS. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Lu Kang, kebijakan memasukkan kembali Korea Utara ke dalam daftar negara teroris bukan keputusan yang tepat. Sebab, situasi di Semenanjung Korea menurut dia sangat rumit. Padahal, China selama ini merupakan salah satu mitra dagang terbesar Korea Utara, walau mereka dijatuhi sanksi ekonomi.
"Kami berharap semua pihak bisa lebih bijak memahami situasi, dan kembali berunding supaya kondisinya lebih kondusif. Yakni dengan dialog dan konsultasi buat mencari jalan keluar krisis di Semenanjung Korea," kata Lu kang. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara memberikan imbauan untuk perjalanan Korea Selatan terkait pemberlakuan status darurat militer, meski kini telah dicabut.
Baca SelengkapnyaAdapun penerapan darurat militer sesaat di Korea Selatan tersebut telah memicu kegelisahan investor, membuat saham di Asia menurun.
Baca SelengkapnyaDiktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca SelengkapnyaFakta Korea Utara sebagai negara tertutup yang perlu diketahui oleh banyak orang.
Baca SelengkapnyaPresiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kemarin mengumumkan darurat militer hingga memicu krisis politik terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Baca SelengkapnyaMereka khawatir, sejumlah pelancong luar negeri membatalkan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPresiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menolak mundur meski dikecam, tegaskan bahwa deklarasi darurat militer sudah sesuai hukum.
Baca SelengkapnyaSiapa pun warga Korut yang ketahuan mengucapkan bahasa berlogat Korsel atau istilah bahasa Korsel akan mendapat sanksi hukum.
Baca SelengkapnyaSeoul langsung mengeluarkan peringatan nasional kepada warganya setelah insiden ini.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un memobilisasi sejumlah pesawat militernya. Namun aksi ini bukan dilakukan untuk perang, melainkan menyelamatkan tanaman utama yang terdampak topan.
Baca Selengkapnya