Ilmuwan Takjub Seorang Prajurit Yunani Kuno Kuat Bertahan Hidup Meski Anak Panah Tertancap di Bagian Tubuhnya Selama Bertahun-Tahun
Kerangka prajurit berusia 2.500 tahun ditemukan saat penggalian arkeologi dilakukan Badan Arkeologi Yunani.
Para ilmuwan di Universitas Adelphi di New York, Amerika Serikat menemukan bukti bahwa seorang tentara Yunani kuno menjalani kehidupan yang panjang namun menyakitkan meskipun ada kepala panah yang tertancap di lengannya.
Pada 2013, profesor Yunani dan Ketua Antropologi di Universitas Adelphi, Anagnostis Agelarakis, membawa beberapa bagian dari kerangka prajurit Yunani kuno yang terluka itu dari Yunani Utara ke Pusat Medis Yahudi Long Island (LIJ), dengan izin dari Badan Arkeologi Yunani.
-
Siapa yang menemukan anak panah kuno itu? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Bagaimana pedang kuno itu bisa tertancap di batu? Pedang itu tertanam dalam 'batu yang padat, sehingga perlu perawatan khusus saat menariknya keluar.'
-
Apa yang dilakukan pria itu di Yunani? Ia dituduh telah berulang kali menyelinap ke rumah tetangganya hanya untuk mencium sepatu mereka.
-
Bagaimana artefak kayu tahan lama? Menariknya, sebagian besar artefak kayu yang ditemukan dilapisi selubung tembaga, tatahan, dan kabel, untuk mencegah penguraian selama hampir 4.000 tahun.
-
Kenapa senjata kuno tersebut masih dalam kondisi baik? Tumpukan salju dan lapisan es dapat mengawetkan sisa-sisa organik untuk jangka waktu yang lama, karena suhu dingin secara signifikan memperlambat proses kimia dan biologis, sehingga hampir menghentikan degradasi ketika suhu mencapai titik beku.
-
Mengapa panah kuno itu masih utuh? Awet Berkat Es Dalam unggahan lain, para arkeolog menjelaskan kekuatan pengawetan es dari waktu ke waktu."Es adalah mesin waktu: Ia membawa objek-objek berharga dari masa lalu ke zaman kita dalam keadaan tak berubah, seperti putri tidur."
Kerangka prajurit ini ditemukan saat penggalian arkeologi dilakukan Badan Arkeologi Yunani.
Ahli radiologi LIJ, Helise Coopersmith melakukan rontgen pada potongan tulang prajurit tersebut, yang jenazahnya berusia lebih dari 2.500 tahun. Mata panah perunggu tertanam di ulna kiri (tulang utama di lengan bawah).
Ditemukan bahwa batang panah dan bagian dari salah satu dari tiga lobusnya telah diangkat oleh ahli bedah lapangan Yunani kuno. Namun, sisa mata panah yang diduga tersangkut tak bisa diangkat karena upaya untuk melepaskannya tidak berhasil atau dapat menyebabkan luka semakin memburuk.
“Ada komponen berduri di mata panah yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Seluruh ujung panah yang tersisa sekarang dapat dilihat dan berada di permukaan tulang, terletak hanya di dalam korteks, atau kulit terluar. Hal ini mendukung gagasan Agelarakis bahwa mata panah tersebut bisa saja dihilangkan jika bukan karena komponen berdurinya,” jelas Coopersmith, dikutip dari Greek Reporter, Senin (2/9).
Menanggung Sakit Bertahun-Tahun
Coopersmith, seorang ahli radiologi muskuloskeletal yang berspesialisasi dalam membaca sinar-X pada tulang yang patah, mengatakan hasil rontgen membuktikan bahwa mata panah tersebut terikat dan harus tetap di tempatnya untuk menjaga jaringan lengan prajurit tersebut. Upaya untuk menghilangkan mata panah, tanpa menggunakan anestesi, akan sangat menyakitkan.
Coopersmith menambahkan, prajurit tersebut harus hidup dalam kesakitan yang luar biasa selama bertahun-tahun setelah mengalami cedera di medan perang.
“Sungguh menakjubkan membayangkan teknologi sinar-X yang sama yang kami gunakan untuk mendiagnosis kondisi pasien kami dapat menjawab pertanyaan kuno dan membantu memecahkan misteri sejarah,” tambah Coopersmith.
Temuan Langka
Profesor Agelarakis meyakini prajurit itu selamat dan hidup dengan mata panah yang tertancap, mungkin sampai usia 58 hingga 62 tahun. Dia hidup dengan rasa sakit yang terus-menerus, mirip dengan sindrom terowongan karpal yang sangat parah, serta efek sindrom pasca-trauma.
“Sungguh menakjubkan membayangkan prajurit ini tidak hanya menjalani prosedur ini tanpa anestesi, tapi dia juga bisa hidup bertahun-tahun lagi,” kata Agelarakis.
Luka semacam ini, lanjutnya, sangat jarang ditemukan dalam dunia antropologi.
“Ini lebih jarang dibandingkan menemukan berlian,” ujarnya.
“Ratusan prajurit Yunani telah digali dan ini adalah pertama kalinya luka seperti ini terlihat.”