Kisah Bagaimana Reynhard Sinaga, Pemerkosa Ratusan Pria di Inggris Menjerat Korbannya
Merdeka.com - Reynhard Sinaga, mahasiswa asal Indonesia divonis penjara seumur hidup di pengadilan Manchester, Inggris karena terbukti bersalah memperkosa 48 pria. Bahkan diduga dia telah memperkosa 195 pria selama 2,5 tahun.
Saat mencari korban untuk dijadikan target pemerkosaan, Reynhard berpura-pura menolong dan membawa korban ke apartemennya dan diberikan sejenis minuman yang telah dibubuhi sejenis obat-obatan. Taktik itu digunakan selama 2,5 tahun. Namun pada 2 Juni 2017, sekitar pukul 06.00 waktu setempat, taktiknya gagal.
Pagi itu, korban terakhirnya, seorang remaja 18 tahun yang dia temui di luar klub malam Factory, terbangun. Sadar telah diperkosa, remaja tersebut memukuli pelaku hingga babak belur. Bahkan korban sempat berpikir pelaku telah tewas.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa yang dihukum 29 tahun penjara? Gayus Divonis 29 Tahun Penjara Gayus menyalahgunakan wewenang saat menangani keberatan pajak PT SAT.
-
Siapa yang dijatuhi hukuman penjara? Pada tanggal 19 Desember 2024, Dominique Pelicot yang berusia 72 tahun dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun karena telah membius istrinya, Gisle Pelicot, dan membiarkan lebih dari 50 pria memperkosanya selama hampir sepuluh tahun.
-
Mengapa pria itu dipenjara? Dalam persidangan di Thessaloniki, pria tersebut mengaku tidak bisa menjelaskan perilakunya yang membuatnya merasa sangat malu.
-
Kenapa pelaku melakukan pemerkosaan? Tersangka melakukan kekerasan seksual di sekitar rumah dan di kebun. Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan. Tersangka sebelumnya melakukan hal serupa pada korban lain. Sempat dinikahi namun kemudian bercerai.
-
Dimana Reynhard diserang? Insiden penyerangan terhadap Reynhard Sinaga terjadi di HMP Wakefield, yang merupakan lembaga pemasyarakatan bagi pelaku kejahatan berat di Inggris.
Remaja itu kemudian menghubungi nomor darurat 999 dan ambulans segera datang di Montana House, tempat tinggal Reynhard selama lima tahun, di sekitar club malam dimana dia kerap memangsa korbannya. Reynhard kemudian dibawa ke rumah sakit dengan luka di kepala, sementara polisi menangkap remaja tersebut atas dugaan tindakan kekerasan.
Penyidik dari kepolisian Manchester segera menyadari mereka menangkap orang yang salah. Mereka mendatangi Rumah Sakit Kerajaan Manchester untuk memeriksa Sinaga dan memperhatikan bahwa dia bertingkah aneh. Dia meminta ponselnya dikembalikan dan berulang kali memberikan kata sandi yang salah kepada polisi, berusaha merebutnya dari seorang petugas saat dia menolak memberi kata sandi sebenarnya. Setelah berhasil membuka ponselnya, penyidik menemukan video-video Sinaga memperkosa sejumlah pemuda yang tampaknya sedang tertidur.
Ponsel lainnya berisi lebih banyak video pria. Setelah berbulan-bulan melakukan analisis identifikasi lebih dari 195 korban, yang semuanya tak sadar ketika Reynhard memperkosa mereka. Penyidik senior, Zed Ali mengatakan mengungkap kasus ini seperti menyatukan jutaan serpihan gambar dalam puzzle.
Minuman Racun Rahasia
Penyelidik tak menemukan obat yang diyakini digunakan pelaku untuk membius korbannya. Menurut jaksa, Reynhard menggunakan obat bius, kemungkinan jenis asam gamma-hydroxybutyric - umumnya dikenal sebagai GHB - atau sesuatu dengan efek yang sangat mirip.
Obat tersebut juga dikenal sebagai ekstasi cair, Gina atau G, yang populer di kalangan para gay. Obat itu dapat meningkatkan ketenangan dan membuat peminumnya tidak sadar. Walaupun telepon berdering keras, korban tak akan mendengar setelah diberi obat tersebut. Bahkan dalam video yang ditemukan polisi, korban terdengar mendengkur saat Reynhard memperkosanya.
Para korban mengingat saat pelaku memberi mereka minuman ketika mereka datang ke apartemennya. Salah satu korban yang berusia 21 tahun mengatakan kepada hakim minuman yang diberikan kepadanya aneh. Dia mengaku tak ingat apa-apa setelah itu sampai dia terbangun hari berikutnya di apartemen Reynhard.
Setelah terbangun, dia bertanya ke pelaku apa yang telah terjadi padanya.
"Dia mengatakan dia telah menolong saya, saya pingsan di pinggir jalan dekat Factory, dan saya katakan ke dia, 'Terima kasih telah memberikan saya tempat bermalam'. Itu cukup masuk akal. Saya benar-benar teler," terangnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Selasa (7/1).
Dalam grup WhatsApp, Renyhard pernah menyinggung soal "racun rahasia" yang ia gunakan untuk membuat pria heteroseksual jatuh cinta padanya. Dia mengirim pesan setelah memperkosa pria 21 tahun yang dia temui saat korban jalan kaki setelah kehilangan ATM dan kehabisan baterai ponsel. Saat ditanya apa yang dia gunakan untuk merayu korbannya, Reynhard membalas: "Ilmu hitam! Rey membuat ramuan minuman percintaan gay haha... Teguk minuman rahasia beracunku, aku akan membuatmu jatuh cinta."
Obat tersebut sangat efektif dan hanya korban terakhir yang ingat dia telah diperkosa. Polisi yang menyambangi beberapa korban, beberapa dari mereka hanya mengingat Reynhard sebagai orang baik yang telah memberi mereka tempat tinggal saat mereka kehilangan teman, kehilangan ATM, atau ponsel mereka kehabisan baterai. Bahkan mereka berterima kasih karena menjaga mereka dan merasa bersalah karena menjatuhkannya.
Sebanyak 48 korban bersedia menyerahkan bukti di pengadilan Manchester, yang berarti kasus tersebut harus dibagi menjadi empat persidangan terpisah, yang pertama dimulai pada Mei 2018 dan yang terakhir selesai sebelum Natal 2019. Beberapa korban dilindungi dari Sinaga oleh layar atau muncul melalui tautan video. Lainnya hadir di pengadilan terbuka.
Reynhard menyimpan sejumlah benda untuk mengingat aksi kejahatannya - paspor, arloji, kartu bank, dan SIM - dan sering mengambil tangkapan layar profil Facebook korbannya.
Hadir dalam sidang pertama dan terakhir dari empat persidangannya, Sinaga menggambarkan dirinya sebagai "pria gay banci" dan mengklaim dia dianggap sebagai "waria" oleh korbannya. Dia mengklaim masing-masing dari 48 pria itu mendekatinya di jalan dekat apartemennya. Dia pun menuding kesaksian korbannya di pengadilan itu bohong.
Hakim Suzanne Goddard QC, menolak pembelaannya dan menyebutnya menggelikan.
Karena Reynhard bersikukuh dengan pembelaannya, para hakim menonton rekamannya.
Sejumlah korban muntah dan masih belum sadar saat diperkosa. Sejumlah video menunjukkan Sinaga dengan hati-hati memeriksa korban yang tidak sadarkan diri, meletakkan jarinya di pusar mereka untuk melihat apakah mereka akan bereaksi, sebelum memperkosa mereka.
Reynhard jarang menggunakan kondom saat menjalankan aksinya. Karena itu para korban harus diperiksa untuk mendeteksi penyakit menular. Reynhard telah diperiksa dan dinyatakan negatif dari penyakit menular seksual.
Mencari Mangsa Saat Tengah Malam
Reynhard pertama kali mulai melakukan aksinya beberapa jam setelah perayaan tahun baru 2015. Saat itu dia memperkosa pria heteroseksual berusia 22 tahun. Setelah dari klub Ritz, korban tiba-tiba mendapati dirinya di kamar pelaku.
Renyhard biasanya mulai beraksi dan keluar mencari mangsa pada dini hari. Dia lebih sering beraksi di sekitar klub Factory yang dekat dengan apartemennya.
Kadang-kadang, dia berjalan selama beberapa menit dan mondar-mandir di luar 5th Avenue, klub yang terkenal di kalangan mahasiswa yang sekarang dikenal sebagai Fifth Manchester. Pada satu kesempatan, ia terekam CCTV meninggalkan Montana House dan kembali dalam satu menit dengan korban berikutnya.
Di suatu akhir pekan pada September 2016, Reynhard memperkosa dua pria dalam waktu 24 jam. Korban pertama diperkosa pada Sabtu dini hari dan lainnya pada Minggu.
Korban kedua, remaja 19 tahun sedang berjalan-jalan dengan ibunya di Canal Street, saat pelaku menolongnya di jalan setelah dikeluarkan dari taksi. Dia mengingat saat kembali ke Montana House dan tak ingat apa-apa lagi sampai dia terbangun tanpa sehelai pakaian di kamar Reynhard pagi berikutnya.
Dia menanyakan ke Reynhard kenapa dia telanjang dan dia menjawab dia sakit makanya dia melepas pakaian korban. Mereka kemudian minum bersama sebelum Reynhard memintanya berhubungan seksual. Korban menolak dan mengatakan dia punya pacar.
Ketika berita mulai menyebar di Kampung Gay Manchester bahwa Reynhard ditangkap, ada keraguan bahwa pria kecil yang ceria yang sering mereka lihat menari dan cekikikan bisa melakukan tindakan seperti itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Surabaya RH (47) diringkus polisi karena diduga mencabuli anak-anak di Sidoarjo dan Surabaya.
Baca SelengkapnyaNafsu birahi yang memuncak membuat SR (22) gelap mata. Dia tega membunuh lalu memerkosa teman kencannya TIL (21).
Baca SelengkapnyaPelaku melakukan perbuatan itu di rumah A dan ada juga di semak belukar di wilayah Bathin Solapan.
Baca SelengkapnyaKasus pemerkosaan ini terbongkar usai salah seorang orang tua korban melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaTersangka menipu dengan mengaku sebagai kiai untuk mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi
Baca SelengkapnyaPimpinan dayah (pesantren) di Desa Seulalah Baru, Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh, MR (38) ditangkap karena diduga memerkosa dua santriwati.
Baca SelengkapnyaKorban dalam keadaan mabuk sempat diinapkan di rumah salah satu pelaku.
Baca SelengkapnyaTersangka memanfaatkan cita-cita korban yang ingin menjadi polisi dan TNI. Ia pun mengimingi mereka bisa mencapainya dengan sebuah syarat.
Baca SelengkapnyaHukuman cambuk ini menjadi pemberitaan heboh di Jepang.
Baca SelengkapnyaPara tersangka mencabuli korban dengan mengiming-imingi korban uang jajan.
Baca SelengkapnyaSatreskrim Polres Indragiri Hulu menangkap pemilik pondok pesantren di Indragiri Hulu (Inhu) Aris Ulinuha (41). Dia diduga mencabuli 8 santri.
Baca SelengkapnyaPolisi bersama instansi terkait akan melakukan trauma healing kepada semua korban.
Baca Selengkapnya