Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Saat ini ada sekitar 13,8 persen properti di Jepang adalah rumah kosong yang terbengkalai.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Dimana letak rumah terbengkalai ini? Bangunan tersebut diketahui berlokasi di area Gajahmungkur, Semarang.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Mengapa STSS meningkat di Jepang? Penyebab pasti dari lonjakan kasus di Jepang masih belum diketahui, namun beberapa ahli percaya bahwa peningkatan ini mungkin terkait dengan pengurangan tindakan pencegahan higienis setelah pandemi COVID-19.
Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Jendela-jendelanya ditutup papan, catnya terkelupas, dan tamannya ditumbuhi rumput liar berantakan.
Properti satu lantai di distrik kelas atas Negishi di Yokohama, selatan Tokyo, ini seharusnya sudah siap untuk dibangun kembali—namun malah dibiarkan terbengkalai selama lebih dari satu dasawarsa.
Bangunan tersebut, yang dulunya merupakan rumah bagi seorang wanita lanjut usia, adalah salah satu dari lebih dari 9 juta rumah kosong di Jepang, menurut laporan baru yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Selasa lalu.
Rekor angka tertinggi mencakup 13,8 persen dari seluruh properti rumah di Negeri Sakura kini dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
Akiya (“rumah kosong”) ditinggalkan ketika penghuninya yang lanjut usia meninggal atau pindah ke panti jompo.
Anggota keluarga yang masih hidup seringkali tidak ingin pindah ke properti tersebut karena tidak mampu menanggung biaya pembongkaran yang mahal.
Dalam banyak kasus, ahli waris bahkan tidak dapat ditemukan lokasinya—atau terjadi perselisihan mengenai bagaimana aset tersebut harus dibagi jika mereka ditemukan.
Seth Sulkin, pendiri perusahaan pengembang properti dan manajemen aset Pacifica Capital KK, mengatakan “alasan utama” rumah-rumah di Jepang dibiarkan kosong adalah “karena populasi di luar Tokyo menurun dengan cepat, terutama di daerah-daerah seperti Tohoku, Hokkaido, dan kota-kota tua. Orang-orang meninggalkan rumah mereka begitu saja”.
“Selain itu, sangat sulit untuk mendaur ulang properti ini karena sistem warisan dan hak milik di Jepang,” katanya kepada This Week in Asia, seperti dilansir laman South China Morning Post, Senin (6/5).
Mengenai warisan properti di Jepang, pasangan dari orang yang meninggal secara hukum berhak atas setengah dari properti, dan sisanya dibagikan kepada anak-anak mereka.
Namun, menurut Sulkin, tidak ada solusi jika ahli waris tidak bisa ditemukan atau menolak menjual bagiannya.
Akiya kini semakin banyak ditemukan di pinggiran kota-kota besar. Dalam upaya untuk mengekang pertumbuhan rumah-rumah terbengkalai, pemerintah daerah diberikan wewenang pada bulan Desember untuk menahan keringanan pajak bagi pemilik yang gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk memelihara bangunan dan mencegah keruntuhannya.
Idenya adalah untuk mendorong pemilik agar memperbaiki dan menggunakan rumah tersebut, atau menjual tanahnya kepada pengembang yang akan memanfaatkannya dengan lebih baik.