Twitter Blokir Cuitan Status Anti-Islam Politikus Belanda Geert Wilders
Merdeka.com - Twitter memblokir akun politikus sayap kanan Belanda, Geert Wilders setelah menulis status yang menyerang Islam yang ditujukan pada Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif.
Pemimpin Partai Kebebasan itu menyampaikan kepada media Belanda, NOS, Twitter menyatakan dirinya melanggar aturan perusahaan media sosial itu terkait perilaku penuh kebencian.
Dikutip dari Al Arabiya, Selasa (26/4), Twitter menghapus cuitan yang dikirim Wilders pada Selasa, saat membalas kecaman PM Sharif atas insiden Islamofobia di Eropa.
-
Siapa yang mengkritik tindakan Belanda? Kemudian, ia juga mengkritik tindakan Belanda yang menerapkan kerja rodi kepada orang-orang Batak.
-
Kenapa Syarif Kasim II ditakuti Belanda? Sejak terpilihnya Syarif Kasim II sebagai Sultan Kerajaan Siak, pihak pemerintah Hindia Belanda justru merasa ketar-ketir. Sosoknya pun cukup terang-terangan dalam melawan dan menentang segala bentuk penjajahan.
-
Apa yang dilakukan Mohammad Nazir di Belanda? Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia.
-
Mengapa umat Islam berjuang melawan Belanda? Umat Islam Jawa Timur menyadari saat Belanda menguasai tanah mereka, tidak leluasa menjalankan amalan-amalan agama Islam.
-
Kenapa Masjid Raya Badiuzzaman sempat dilarang Belanda? Proses pembangunan masjid ini tidak mudah karena sempat ditentang oleh pemerintah Belanda waktu itu. Mereka melarang distribusi semen yang digunakan untuk membangun masjid ini.
-
Bagaimana cara Belanda melarang penggunaan nama 'Padvinders'? Melihat semakin banyak organisasi kepanduan di Indonesia, Belanda melarang mereka memakai nama 'Padvinders'. Maka salah seorang tokoh nasional Agus Salim memperkenalkan istilah 'Pandu' atau 'Kepanduan' untuk organisasi kepanduan di Indonesia.
Berdasarkan pantauan, tidak ada cuitan yang dikirim akun Wilders sejak Rabu lalu. Twitter belum menanggapi permintaan komentar terkait pemblokiran ini.
Anggota parlemen dari partai Wilders, Harm Beertema mengatakan Twitter membuktikan dirinya sebagai instrumen para elit dengan membungkam pemimpin oposisi Belanda.
Wilders, yang hidup di bawah perlindungan polisi sejak 2004 karena ancaman pembunuhan, kerap melontarkan pernyataan anti Islam. Dia juga menentang migrasi pengungsi ke Belanda. Wilders aktif menggunakan akun Twitternya untuk menyerang Muslim dan pengungsi yang mencari suaka.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaAnwar bahkan menyebut Meta sebagai budak zionis setelah perusahaan media sosial itu menghapus otomatis postingannya di Facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi gara-gara kontennya yang berbau penistaan agama
Baca SelengkapnyaReaksi keras datang dari umat muslim di seluruh dunia akibat penerbitan gambar karikatur Nabi Muhammad saat itu.
Baca SelengkapnyaPresiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaMenurut pemantauan TPN, sejak beberapa hari terakhir performa Mahfud MD di media sosial lebih unggul dibanding cawapres lainnya.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas tindakan pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaYaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.
Baca Selengkapnya