Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejak Tahu Kediri Dalam Ekspansi Tentara Mongol

Jejak Tahu Kediri Dalam Ekspansi Tentara Mongol Kubilai Khan. ©Kubilai Khan

Merdeka.com - Siapa yang tidak mengenal tahu, makanan yang terbuat dari koagulasi sari kacang kedelai. Makanan ini diketahui berasal dari China, begitu pula kecap, tauco, bakpau hingga bakso.

Nama tahu merupakan serapan dari bahasa Hokkien (tauhu-doufu), yang secara harfiah berarti kedelai yang difermentasi.

Dalam beberapa catatan kuno, tahu sudah dikenal di China sejak dinasti Han sekitar 2.200 tahun yang lalu. Penemunya adalah Liu An, seorang bangsawan sekaligus cucu Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan dinasti Han.

Di Kediri, Jawa Timur, sejarah tahu mulai dikenal sejak abad ke-9. Daratan China kala itu dipimpin oleh Dinasti Tang (618-907), Dinasti Song (960-1279) Hingga Dinasti Yuan di era Khubilai Khan.

Sedangkan di Nusantara, sejarah tahu Kediri seumuran dengan peradaban Dhaha atau Panjalu sebagai nama lain Kadiri/Kediri.

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai daripada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Tiongkok berjudul Ling Wai Tai Ta (1178).

Dituturkan bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Tiongkok secara berurutan adalah Arab, Jawa dan Sumatera. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Panjalu, sedangkan Sumatera dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Digambarkan penduduk Jawa kala itu menganut agama Buddha dan Hindu. Mereka dikenal memiliki sifat pemberani dan juga emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.

Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan: Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).

Terkenalnya Panjalu ini membuat pihak luar tergiur ingin menguasai. Para penguasa dunia dan pedagang pun akhirnya melakukan ekspansi, antara lain Kaisar Khubilai Khan, penguasa Mongol.

Awalnya tahun 1292, saat Khubilai Khan mengirimkan utusan yang dipimpin Shi Bi, Ike Mese, dan Gao Xing ke Singasari untuk menaklukkan Jawa. Peristiwa ini berujung pemotongan telinga utusan Mongol, hingga akhirnya memancing amarah Khubilai Khan.

Penggiat sejarah dan kebudayaan Kadiri, Novi Bahrul Munib menuturkan, selain tujuan ekspansi, kedatangan utusan Kaisar Khubilai Khan ini juga menandai untuk pertama kalinya tahu masuk ke Kediri.

"Kediri selain menjadi jalur rempah, kedatangan tentara Khubilai Khan untuk pelebaran wilayah sejak tahun 1292 di Shingasari dan tahun 1293 kembali melakukan penyerangan kepada Raja Jayakatwang di Kediri, yang dianggap penerus Singasari juga membawa budaya tahu selain untuk konsumsi tentara Mongol sediri," kata Novi Bahrul Munib.

Dalam buku Dapur Naga di Indonesia karya Suryatini N. Ganie, disebutkan bahwa pasukan Khubilai Khan yang membawa tahu ke Nusantara yakni sekitar abad ke-12.

Jejak itu diyakini Suryatini, bersumber dari kapal–kapal atau jung pasukan Mongol yang berlabuh di Sungai Brantas. Jung-jung adalah kapal layar yang banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara hingga pantai timur Afrika.

Menurut Suryatini, jung yang digunakan tentara Khubilai Khan mengangkut makanan untuk tentara dan pendatang China. Bahan yang diangkut itu salah satunya membawa kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu.

Para pendatang yang juga pedagang China ini pada akhirnya banyak memilih menetap di sepanjang Sungai Brantas.

Dalam perkembangannya, tahu olahan di Kota Kediri mengalami akulutarasi. Penambahan kunyit dilakukan untuk mendapatkan tekstur yang kenyal, bisa bertahan lama dan menjadikan tahu berwarna kuning. Selain itu juga lantaran kunyit memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh.

"Sungai Brantas merupakan jalur rempah sejak abad ke-9. Dengan berbagai eksperimen akhirnya olahan tahu dicampur kunyit. Kenapa dicampuri kunyit. selain memiliki khasiat bagi kesehatan, tahu yang dicampuri kunyit mampu bertahan lama dan kenyal," tutur Novi.

Saat ini di Kediri, tahu kuning atau tahu Takwa sudah mulai dikembangkan oleh penduduk asli, bukan lagi keturunan China. Salah satunya di kampung tahu Tinalan, Kecamatan Pesantren. Di tempat ini terdapat beberapa perajin tahu. Tidak sedikit mereka masih mempertahankan penggunaan alat-alat produksi tradisional yang terbuat dari kayu dan batu. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peranakan Cina Ini Sangat Mahir Bahasa Jawa Kuno dan Kawi, Hasilkan Karya Sastra Memikat
Peranakan Cina Ini Sangat Mahir Bahasa Jawa Kuno dan Kawi, Hasilkan Karya Sastra Memikat

Ia menuliskan cerita tentang peperangan di Cina pakai aksara Jawa yang membuat banyak orang kagum

Baca Selengkapnya
Makam Kuno Berusia 2.200 Tahun Berisi Penuh Harta Karun Ditemukan di China, Diduga Milik Kaisar
Makam Kuno Berusia 2.200 Tahun Berisi Penuh Harta Karun Ditemukan di China, Diduga Milik Kaisar

Sebuah makam kuno ditemukan di Provinsi Anhui, China sebelah timur. Makam di situs Wuwangdun ini dibangun pada periode Negara-negara Berperang (475 SM-221 SM).

Baca Selengkapnya
Potret Kehidupan Keluarga Tionghoa Terkaya di Jawa Timur, Beli Tanah untuk Bantu Negara
Potret Kehidupan Keluarga Tionghoa Terkaya di Jawa Timur, Beli Tanah untuk Bantu Negara

Keturunan keluarga ini terkenal sebagai sosok-sosok crazy rich.

Baca Selengkapnya
148 Makam Kuno Berusia 2.100 Tahun Ditemukan di Lokasi Pembangunan Kebun Binatang, Berisi Artefak Perunggu dan Batu Giok
148 Makam Kuno Berusia 2.100 Tahun Ditemukan di Lokasi Pembangunan Kebun Binatang, Berisi Artefak Perunggu dan Batu Giok

Di lokasi pembangunan kebun binatang di Guangzhou, China, ditemukan 148 makam kuno berusia sampai 2.100 tahun.

Baca Selengkapnya
Kalender Kuno Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Sebuah Makam Kuno, Begini Bentuknya
Kalender Kuno Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Sebuah Makam Kuno, Begini Bentuknya

Penemuan terbaru telah terjadi di dunia arkeologi Tiongkok ketika para ahli menemukan slip tertulis pertama yang terkait dengan kalender kuno dalam makam kuno.

Baca Selengkapnya
Potongan Gulungan Bambu Ditemukan di Sumur Kuno Berusia Lebih dari 2000 Tahun, Ungkap Rahasia Masa Lalu China
Potongan Gulungan Bambu Ditemukan di Sumur Kuno Berusia Lebih dari 2000 Tahun, Ungkap Rahasia Masa Lalu China

Potongan Gulungan Bambu Ditemukan di Sumur Berusia Lebih dari 2000 Tahun, Berisi Informasi Penting China Kuno

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Makam Kuno Berisi Harta Karun Emas Berusia 2.000 Tahun, Termasuk Cermin Perunggu dan Sepatu
Arkeolog Temukan Makam Kuno Berisi Harta Karun Emas Berusia 2.000 Tahun, Termasuk Cermin Perunggu dan Sepatu

Harta karun itu ditemukan di wilayah Kazakhstan dan berasal dari China.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Ratusan Artefak Batu Giok Berusia 5.000 Tahun, Ada yang Berbentuk Naga Hijau  dan Jangkrik
Arkeolog Temukan Ratusan Artefak Batu Giok Berusia 5.000 Tahun, Ada yang Berbentuk Naga Hijau dan Jangkrik

Belum lama ini arkeolog menemukan ratusan artefak batu giok berusia 5.000 tahun.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Banten pada Masa Pra Islam, Diduga Jadi Ibu Kota Kerajaan Kuno
Menguak Sejarah Banten pada Masa Pra Islam, Diduga Jadi Ibu Kota Kerajaan Kuno

Kerajaan tua itu bahkan sudah ada sebelum era Padjadjaran

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 174 Makam dari Zaman Peperangan China Kuno, Berisi Kereta Kencana dan Kerangka Kuda
Arkeolog Temukan 174 Makam dari Zaman Peperangan China Kuno, Berisi Kereta Kencana dan Kerangka Kuda

Makam ini berasal dari tahun 478 hingga 221 SM, ketika terjadi peperangan antar negara bagian.

Baca Selengkapnya
Mengulik Jejak Keramik di Masa Lalu, Banyak yang Berasal dari Negeri Cina
Mengulik Jejak Keramik di Masa Lalu, Banyak yang Berasal dari Negeri Cina

Temuan keramik di Indonesia banyak yang berasal dari Dinasti Tang, tepatnya sekitar 1.200 tahun silam.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Buku dari Bambu Berusia 2.000 Tahun, Isinya Bikin Kagum Dunia Modern
Arkeolog Temukan Buku dari Bambu Berusia 2.000 Tahun, Isinya Bikin Kagum Dunia Modern

Arkeolog Temukan Buku dari Bambu Berusia 2.000 Tahun, Isinya Bikin Kagum Dunia Modern

Baca Selengkapnya