Kisah Kue Wajit khas Bandung di Zaman Belanda, Jadi Simbol Pemberontakan Rakyat
Merdeka.com - Bagi masyarakat Sunda di Jawa Barat, kue wajit menjadi kudapan wajib saat menemani waktu bersantai di waktu pagi dan sore hari. Kue bercita rasa manis legit ini lebih terasa nikmat ketika disajikan bersama secangkir teh, maupun kopi pahit.
Kue wajit sering ditemukan di wilayah Garut, Tasikmalaya hingga yang paling popular di Desa Cililin, Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat.
Ada beberapa fakta unik di balik panganan berbungkus daun jagung kering ini. Konon disebutkan, jika wajit merupakan kudapan khas kalangan menak (bangsawan) tatar parahyangan abad ke-15, sekaligus simbol pemberontakan rakyat di masa kolonial Belanda.
-
Dari mana asal bakwan jagung? Bakwan jagung, salah satu jenis gorengan yang banyak digemari, memiliki sejarah yang menarik dan berakar pada kebiasaan masyarakat lokal dalam mengolah jagung.
-
Apa itu bakwan jagung? Bakwan jagung adalah salah satu jenis gorengan yang banyak digemari. Tak hanya sebagai camilan, bakwan jagung juga sering dijadikan lauk pendamping nasi. Rasanya yang lezat dan cara pembuatannya yang sederhana membuatnya menjadi pilihan favorit banyak orang.
-
Apa bahan utama bakwan jagung? Untuk membuat bakwan jagung ini, bahan yang digunakan relatif sederhana dan mudah ditemukan. Siapkan dua bonggol jagung yang telah disisir halus.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Dimana resep sayur bening katuk jagung berasal? Berikut ini adalah resep masakan kuah bening untuk penderita asam urat dan kolesterol yang dikutip dari berbagai sumber pada (20/5).
-
Bagaimana Kue Bacot Betawi dihubungkan dengan omongan? Kemudian, bacot juga ada yang berasal dari omongan dari tetangga yang banyak bertanya tentang siapa sosok perempuan yang akan dinikahi.Terakhir, bacot juga dikaitkan dengan omongan pihak kerabat yang juga dibagikan kue setelah lamaran.Nantinya, kerabat akan mengembalikan wadah yang diisi sejumlah nominal uang.Di sini, kerabat akan menggerutu jika kuenya tidak sesuai harapan. Namun, jika kuenya dianggap spesial si pemberi akan disanjung dengan kata-kata manis yang kemudian dianggap sebagai istilah bacot atau menyampaikan informasi yang berlebihan.
Seperti apa sejarah unik dari kue wajit Sunda? berikut informasi selengkapnya sebagaimana dilansir dari kanal Youtube Cil TV:
Sudah Ada Sejak Abad ke-15 Masehi
©2021 Kanal Youtube Cil TV/editorial Merdeka.com
Melansir dari Youtube Cil TV, pakar tata boga Sunda, Riadi Darwis mengatakan jika wajit sudah ada di wilayah Jawa Barat sejak abad ke-15 Masehi.
Dibuktikan dengan ditemukannya karakter makanan yang merujuk ke arah wajit di dalam naskah-naskah rujukan Sunda kuno. Salah satunya, Sanghyang Siksakandang Karesian yang juga dijadikan sebagai enslikopedia kebudayaan Sunda Jawa Barat.
"Jadi soal sejarah wajit, kita bisa merujuk ke naskah Sanghyang Siksakandang Karesian. Di sana dituliskan jika wajit masuk ke dalam kategori makanan yang amis-amis (makanan manis) dan merupakan salah satu makanan yang dibuat masyarakat Sunda kurang lebih abad ke-15 masehi," terang Riadi.
Hanya Boleh Dimakan Kalangan Menak dan Belanda
Rasanya yang manis dan lezat, konon membuat wajit disukai kalangan menak hingga Belanda. Masyarakat di luar kalangan tersebut dilarang memakan wajit.
Menurut Samsul Maarif (50), salah seorang pembuat wajit di Kecamatan Cililin mengatakan jika di masa lalu wajit merupakan salah satu makanan yang tak bisa dinikmati sembarang orang.
Ia mengatakan, jika hanya kalangan menak dan bangsa penjajah sajalah yang boleh menikmati kue wajit. Pernyataan itu merujuk kepada bahan makanan yang dianggapnya sulit dicari (beras ketan) karena untuk kebutuhan ekspor luar negeri Belanda.
Makanan Mewah di Masa Itu
©2021 Kanal Youtube Cil TV/editorial Merdeka.com
Menurut Samsul, ide awal wajit Cililin bermula saat itu wilayah tersebut menjadi tempat penghasil beras ketan terbesar. Keduanya berinisiatif mengolah beras menjadi penganan yang manis dan bertekstur legit.
Seiring berjalannya waktu, pembuatan kue tradisional kian menjamur, hingga wajit banyak tersaji di acara-acara penting yang didatangi kalangan menak. Di situlah kalangan Belanda mulai mengatur pembuatan wajit hanya untuk acara-acara besar dan bukan untuk konsumsi sehari-hari
"Dulu itu Ibu Juwita dan Ibu Uti merasa bingung lantaran melimpahnya beras ketan di Cililin. Akhirnya mereka membuat jajanan dari ketan yang dicampur gula aren dan parutan kelapa hingga jadi wajit," kata Samsul.
Simbol Pemberontakan Rakyat Sunda
Kebijakan yang dianggap sewenang-wenang karena tak boleh memakan wajit akhirnya dilanggar oleh masyarakat di Cililin. Cerita itu diungkap oleh cucu dari Juwita dan Uti, Irni Sobariani yang juga pengusaha wajit. Ia menerangkan jika pendahulunya di masa lalu sempat menentang monopoli Belanda dan kalangan menak soal wajit.
Menurut Irni, ibunya yang bernama Siti Romlah (anak dari generasi pertama) yang menjual wajit secara curah kepada warga Cililin.
"Jadi ibu Siti Romlah lah yang mendobrak monopoli Belanda dan menak dengan mengedarkan bebas wajit secara curah ke rakyat di masa itu," terangnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di antara banyak varian kue kering, kastengel cukup menjadi primadona
Baca SelengkapnyaKabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Baca SelengkapnyaSiapapun yang mencicipi kue Jojorong dijamin langsung jatuh hati lewat rasa manis gurihnya. Kue ini juga sarat filosofi.
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaDulunya kue ini berasal dari dapur biarawati di gereja-gereja abad ke-17. Kemudian, kue cubit dijadikan makanan bagi masyarakat miskin di wilayah perdesaan.
Baca SelengkapnyaDi balik rasa manisnya, tersimpan proses pembuatan yang membutuhkan usaha besar. Kue ini pun tak bisa jadi dalam waktu satu atau dua jam, melainkan seharian
Baca SelengkapnyaPermintaan kue ini akan semakin meningkat pada momen bulan suci Ramadan.
Baca SelengkapnyaUsia kue talam khas Betawi kabarnya sudah 500 tahun, ini fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaKonon, siapapun yang menyantap Kue Sengkulun maka hubungan antar sesama orang akan semakin erat.
Baca SelengkapnyaKue ini cukup populer di masyarakat Sumatera Selatan seperti Jambi, Riau, Bengkulu, dan Palembang.
Baca SelengkapnyaOrang Jawa suka dengan makanan dengan cita rasa yang manis, ternyata memiliki filosofi dan sejarah panjang perjuangan bangsa.
Baca Selengkapnya