Neraka Kerusuhan Mei & Kelompok Misterius Pembakar Plaza Klender
Merdeka.com - Jakarta terkubur dalam api selama tiga hari dalam kerusuhan Mei 1998. Banyak misteri tak terjawab hingga kini.
Oleh: Hendi Jo
Masih segar dalam ingatan Dien Rambe (50) suasana pagi itu. Suara tangis memecah pilu bersanding dengan teriakan takbir membahana saat empat jenazah mahasiswa yang meninggal tertembak mulai meninggalkan Gedung Rektorat Universitas Trisakti.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Di mana kebakaran hebat terjadi di Jakarta pada masa kolonial? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Mengapa kebakaran di pabrik Kader merenggut banyak korban jiwa? Para pekerja yang berada di lantai atas diberitahu bahwa api yang ada hanyalah api kecil dan diinstruksikan untuk terus bekerja. Bahkan, alarm kebakaran di gedung pun tidak berbunyi.
Nyaris semua wajah terlihat sangat emosional. Selain mahasiswa Universitas Trisakti, mereka yang hadir adalah para tokoh oposisi dan mahasiswa dari kampus-kampus Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor.
"Merinding bulu kuduk saya mendengar dan melihat suasana seperti itu," ujar alumni Universitas Nasional Jakarta itu.
Begitu rombongan sampai di luar, sambutan histeris kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh masyarakat yang berkumpul di sekitar kampus Universitas Trisakti.
Tidak cukup dengan tangisan, beberapa orang terlihat meneriaki aparat keamanan dengan kata-kata kasar.
Kerusuhan Pecah di Grogol
Belum setengah jam rombongan jenazah berlalu, kawasan Grogol mulai disengat rasa marah. Beberapa anak muda terlihat menghancurkan pot-pot bunga di pinggir jalan, sebagian lagi secara beramai-ramai mencabut tanda rambu lalu-lintas kemudian melemparkannya ke tengah jalan.
Pengalaman Dien, nyaris sama dengan apa yang dilihat Richard Lloyd Parry siang itu. Untuk kedua kali, jurnalis Inggris tersebut kembali menjadi saksi saat massa di kawasan Grogol mulai mengamuk dan membentuk kerusuhan masif.
Parry mengisahkan ada ratusan orang yang mondar-mandir di jalanan, depan kampus. Dengan suara keras, mereka memanggil para mahasiswa untuk segera bergabung.
"Keluar! Ayo kita balas dendam kepada aparat!" teriak mereka seperti dikisahkan Parry dalam In the Time of Madness: Indonesia on the Edge of Chaos.
Dalam beberapa jam, persimpangan jalan dekat Universitas Trisakti dijejali oleh ribuan orang. Menurut Parry, dia juga melihat kehadiran kelompok-kelompok keluarga yang terdiri dari perempuan dan anak-anak kecil di sana sini.
Penduduk kampung yang ada di kawasan itu telah bercampur dengan para pekerja kantor yang berpenampilan rapi atau berseragam perusahaan.
Penjarahan Dimulai
Aksi massa dimulai dengan penjarahan dan pembakaran sebuah pompa bensin. Asap hitam membumbung ke angkasa, ketika muncul orang-orang yang membawa bom molotov berisi minyak tanah atau bensin di tangan mereka.
Ada memang petugas polisi dan tentara. Tetapi jumlah mereka terlampau sedikit. Sangat tidak seimbang dengan massa yang setiap jam semakin bertambah dan bertambah.
Massa kemudian merangsek ke sebuah kantor bank: melempari dan menjarah isinya lalu membawa lari komputer-komputer ke jalanan untuk dibakar.
Kerusuhan dimulai dari Jalan Kiyai Tapa di Grogol, Jalan Daan Mogot, Jalan S.Parman, kemudian meluas ke wilayah lain menjelang siang hari.
Di beberapa pusat perbelanjaan seperti kawasan elektronik Glodok dan Mangga Dua, penjarahan berlangsung secara brutal. Bukan hanya barang-barang saja yang disasar tetapi juga para pemilik toko diperas, dianiaya bahkan dibunuh. Jakarta perlahan menjadi neraka sejak siang itu.
Jakarta Terbakar Perusuh
Malam tanggal 13 Mei 1998, di beberapa titik kerusuhan masih berlangsung hingga besok harinya. Alih-alih berhenti, penjarahan semakin menggila. Sepanjang Matraman hingga Jatinegara, massa juga berupaya untuk membakar toko-toko. Namun tidak sempat terjadi karena berhasil dicegah warga.
Mereka hanya berhasil merusak beberapa gedung dan menjarah isi Gedung Fuji yang terdiri dari mesin fotocopy, kamera dan barang-barang elektronik.
Sementara itu Mal Ramayana di kawasan Jatinegara selamat dari upaya pembakaran dan penjarahan. Kendati sempat didatangi sekelompok massa, namun warga sekitar wilayah itu menjaga-nya secara ketat. Alih-alih ikut menjarah, mereka malah bisa mengusir para pelaku kerusuhan ke arah Matraman.
"Mungkin massa itulah yang kemudian merusak Gedung Fuji dan menjarah isinya," ungkap Djajuli (62), salah seorang warga Jatinegara.
Penjarahan di Klender
Di wilayah Klender, kerusuhan dimulai dengan datangnya sekelompok massa yang mendatangi Yogya Plaza Klender pada 15 Mei 1998 jam 13.00. Yovie Mustika masih ingat bagaimana orang-orang itu secara beringas melempari pusat perbelanjaan tersebut.
Mereka juga berteriak-teriak dengan nada rasis agar warga bergabung dengan aksi mereka.
"Orang-orang itu teriak-teriak. Ayo jarah Yogya! Kita serang dan hancurkan!" tutur lelaki kelahiran tahun 1979 itu.
Provokasi itu tak ayal memancing sebagian warga untuk ikut menjarah. Ratusan orang yang terdiri dari lelaki dan perempuan memasuki Yogya Plaza. Mereka lantas mengangkut keluar apapun yang bisa mereka bawa: makanan, minuman, pensil, buku, alat-alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
"Saya melihat tetangga saya yang seorang remaja ikut menjarah juga. Saya sempat marahi dia untuk tidak melakukan itu," ungkap lelaki yang saat itu berprofesi sebagai sopir bus kota.
Misteri Kelompok Misterius Berbadan Tegap
Seperti Yovie, sebagian warga asli kawasan tersebut, berupaya untuk mencegah terjadinya penjarahan. Namun upaya tersebut sia-sia belaka. Dalam situasi tersebut, tiba-tiba datang sekelompok lelaki berbadan tegap. Tak diketahui siapa dan dari mana mereka.
Mereka membawa jerigen bensin, menumpahkannya di tumpukan kasur dan pakaian yang berserak di bagian tengah mal lantas menyulutnya dengan korek api. Maka berkobarlah api menutupi hampir seluruh ruangan lantai satu.
"Sementara di lantai atas, masih banyak orang-orang yang lagi mengangkut barang," kenang Yovie.
Akibatnya, ratusan orang yang terjebak di lantai atas panik. Para penjarah berupaya dengan berbagai cara untuk keluar dari mal tersebut. Ada yang berusaha menghancurkan dinding kaca bahkan ada beberapa remaja yang nekad melompat dari lantai atas.
Usaha itu jelas sia-sia, api tetap menyambar dan menghabisi mereka, sementara anak-anak muda yang nekad terjun bebas pun semuanya tak selamat.
Banyak orang yang tewas dalam kejadian pembakaran dan penjarahan di Yogya Plaza Klender itu.
Menurut data yang dilansir Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), jumlahnya mencapai 488 orang. Demikian seperti dicatat dalam Detik-Detik Terjadinya Kerusuhan Mei 1998 yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Analisa Tempo. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yossi mengatakan, total ada 12 orang yang menjadi korban terdiri dari 5 korban luka dan 7 korban meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKeempat korban tewas, kata Gatot, ditemukan di tempat terpisah
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis tersebut disaksikan langsung oleh Maya, karyawan di toko Setia Jaya Frame yang terletak tidak jauh dari lokasi kejadian
Baca SelengkapnyaSulitnya pemadaman dilakukan karena benda dan barang-barang yang ada di ruko itu mudah terbakar.
Baca SelengkapnyaKebakaran melanda sebuah rumah dan dua kontrakan di Jalan Papanggo 3 B, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) insiden kebakaran ruko bingkai di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang menewaskan 7 orang
Baca SelengkapnyaKebakaran di Jalan Gang Kober, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat saat ini sedang dalam proses pendinginan oleh petugas pemadam.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami kebakaran yang menewaskan tujuh orang di Mampang Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaDiketahui, dari tujuh orang tersebut empat orang diantaranya merupakan satu keluarga dan tiga lainnya Asisten Rumah Tangga (ART).
Baca SelengkapnyaRS Polri Kramatjati menerima tujuh kantong jenazah korban kebakaran ruko bingkai di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaKebakaran hebat terjadi sejak pukul 19.30 WIB Kamis (18/4) malam dan baru benar-benar padam jelang subuh.
Baca Selengkapnya