Sejarah Penyakit Cacar yang Pernah Menghebohkan Batavia
Merdeka.com - Wabah penyakit cacar pernah menghebohkan Batavia. Penyakit yang disebabkan virus Varicella Zoster dan menjangkiti kulit manusia ini telah berkembang sejak era kolonialisme Belanda. Cacar pertama kali ditemukan pada awal abad ke-19 di Batavia.
Dalam buku Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia Jilid I diceritakan, bibit cacar pertama kali datang ke Batavia pada 1804. Berasal dari 'Isle de Frence' (Mauritius). Penyakit ini dibawa melalui perantara para anak budak yang berusia 6-12 tahun. Pemerintah langsung mengambil langkah taktis mencegah perkembangan penyakit cacar. Upaya preventif melalui vaksinasi.
Pada mulanya vaksinasi hanya ditujukan bagi pribumi yang terbiasa bergaul dengan orang-orang Eropa. Namun, pada akhirnya vaksinasi juga diberikan kepada mereka yang tidak menolak vaksinasi. Hal ini sejalan dengan penjelasan dalam buku Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia.
-
Dimana cacar monyet pertama kali muncul? Penyakit cacar monyet pertama kali muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
-
Siapa yang membawa penyakit cacar ke Peru? Cacar mungkin menyebar dari Eropa ke Peru bersama penakluk Francisco Pizarro pada tahun 1530-an.
-
Siapa yang menemukan Cacar? Salah satu kontribusi signifikan lainnya adalah pemahaman Al-Razi tentang cacar dan campak. Ia adalah salah satu orang pertama yang membedakan antara dua penyakit ini, dan pandangan-pandangannya berperan penting dalam pengembangan pengobatan lebih lanjut.
-
Kapan cacar monyet ditemukan di Indonesia? Di Indonesia sendiri, cacar monyet baru ditemukan pada 20 Agustus 2022 lalu.
-
Apa yang menyebabkan penularan cacar monyet? 'Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur , alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya,' kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox IDI dr.Hanny Nilasari, Sp DVE dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cacar monyet menular? Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Selain itu, cacar monyet juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi virus.
Sebagai upaya tindak lanjut, pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Thomas Stanford Raffles (1811–1816) mengembangkan vaksinasi cacar di wilayah Jawa. Vaksinasi pada saat itu dilakukan oleh para juru vaksin yang dilatih di rumah sakit tentara.
Selain itu, untuk mengawasi proses vaksinasi, pemerintah juga menetapkan tiga orang pengawas (Superintendent) di Betawi, Surabaya dan Semarang. Seperti misalnya di Karesidenan diutus Dr. Grey untuk mengawasi 2 orang juru cacar Belanda dan 14 juru cacar pribumi.
Pada tahun 1820, Peraturan Jawatan Kesehatan Sipil (Reglement voor den BGD) ditetapkan dan diiringi dengan dikeluarkannya Peraturan Pelaksanaan Vaksinasi Cacar (Reglement op de uitofening der koepokvaccinatie in Nederlandsch-Indie).
Peraturan tersebut diantaranya meliputi:
1) Seluruh usaha vaksinasi ditempatkan di bawah seorang Inspektur.2) Di tiap karesidenan diangkat seorang pengawas (opziener), sedapat-dapatnya dokternya setempat.3) Pengawas tiap minggu harus memberi vaksinasi di tempat kedudukannya dan sekitarnya.4) Untuk tempat-tempat yang jauh dari tempat kedudukan pengawas, digunakan juru cacar pribumi, yang sebelumnya dididik oleh pengawas.5) Tiap bulan pengawas harus mengirimkan laporan kepada Residen dan Inspektur, dan tiap 6 bulan memeriksa hasil pekerjaan para juru cacar.6) Inspektur bertanggungjawab atas pengiriman bibit cacar ke seluruh karesidenan.
Dari waktu ke waktu, penyempurnaan pelaksanaan pencacaran mulai dilakukan. Bibit cacar yang tadinya didatangkan dari Eropa, kini mulai dibuat sendiri. Dimulai dengan didirikannya 'Parc vacciogene' di Batutulis pada tahun 1879.
Vaksin Cacar Dr. L. Otten
Kemajuan pembuatan vaksin mulai terlihat ketika dr. A. Schucink Kool berhasil membuat vaksin di Meester Cornelis (Jatinegara) dengan menggunakan sapi sebagai tempat pembiakan.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 Agustus 1890, maka lembaga pembuatan vaksin pun dipindahkan ke Batavia. Selain itu, untuk mengimbangi kebutuhan produksi pemerintah juga mendirikan lembaga vaksinasi (Vaccinogen Instituut Pasteur) di Bandung.
Mulai tahun 1918 lembaga pembuatan vaksin dipindahkan ke Bandung. Organisasi pencacaran terus mengalami penyempurnaan disempurnakan dengan sistem jarak dan secara bertahap diberikan sistem terpisah. Pembuatan vaksin juga disempurnakan dari larutan glycerine menjadi vaksin kering vacuo hasil karya Dr. L. Otten (1926).
Menurut data tahun 1933, usaha vaksinasi ditugaskan kepada 455 mantri cacar yang bekerja di bawah dokter karesidenan. Berkat organisasi vaksinasi yang baik, selama kurang lebih 25 tahun sebelum penjajahan Belanda berakhir, bebas dari cacar.
Penyakit ini timbul secara sporadis di wilayah Hindia-Belanda. Tetapi kemudian, cacar muncul lagi pada tahun 1948 karena pelaksanaan vaksinasi cacar menjadi tidak teratur selama masa pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan ini memberikan pengetahuan baru terkait penyebaran wabah cacar di Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat itu, carok jadi strategi penjajah mengadu domba pribumi dengan jagoan kaki tangan mereka.
Baca SelengkapnyaSurat kabar pertama di Hindia Belanda itu berisikan iklan yang terbit seminggu sekali sebanyak 4 halaman yang seluruhnya ditulis tangan.
Baca SelengkapnyaStudi baru membantah dugaan sebelumnya yang menyatakan malaria muncul sekitar 2.000 sampai 3.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini terutama menyerang anak-anak di bawah 14 tahun dengan pasien berusia 5 tahun paling banyak.
Baca SelengkapnyaWHO kemarin mengumumkan wabah mpox atau cacar monyet kini dalam status darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaDidesain sebagai kota modern pada era VOC, salah satu daerah di Sumenep ini sibuk banget pada zamannya. Aktivitas perdagangan seolah tiada henti.
Baca SelengkapnyaSejak lama lokasi benteng ini menjadi spekulasi. Namun setelah penemuan ini, dipastikan ini adalah benteng budak Inggris pertama di Afrika.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang perlu diwaspadai adalah bahwa penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan bayi, yang memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca Selengkapnya