Kisah Barbershop Sawargi yang Legendaris di Bandung, Presiden Pertama Indonesia sampai Jenderal Ahmad Yani Pernah Cukur di Sini
Barbershop bernama Sawargi ini menyimpan kisah sejarah yang unik
Barbershop bernama Sawargi ini menyimpan kisah sejarah yang unik
Jenderal Ahmad Yani sampai Soekarno Pernah Cukur di Sini, intip Kisah Barbershop Sawargi yang Legendaris di Bandung
Tak sulit rasanya menemukan tempat cukur rambut atau barbershop di Kota Bandung, Jawa Barat. Banyak di antaranya yang menawarkan konsep unik nan modern, sehingga mampu menarik minat kalangan anak muda.
-
Dimana Mbah Kakung potong rambut? Mbah Kakung potong ing salon modern
-
Siapa yang jadi pemimpin pertama Semarang? Pangeran Made Pandan kemudian diangkat sebagai pemimpin daerah tersebut dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Siapa Gubernur Jawa Barat pertama? Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama
-
Apa yang Saifuddin Zuhri lakukan di Palagan Ambarawa? Saat masa revolusi, ia memimpin laskar Hizbullah untuk bersama-sama pasukan TKR di bawah pimpinan Kolonel Soedirman dan berbagai pasukan lainnya untuk bertempur di peristiwa Palagan Ambarawa.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
Di salah satu sudut Jalan Saad, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, terdapat sebuah barbershop tertua yang masih eksis hingga saat ini bernama Sawargi.
Menurut pengelola, banyak tokoh sejarah yang telah merapikan rambutnya di sini seperti Jenderal Ahmad Yani sampai presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Lokasi ini kemudian menarik untuk dikunjungi sebagai salah satu saksi sejarah kota berjuluk Paris Van Java di masa silam. Berikut selengkapnya.
Berdiri tahun 1949
Mengutip tulisan Nasrulloh Fajar di laman widyatama.ac.id, barbershop Sawargi ini pertama kali berdiri tahun 1949.
Dahulu tempat cukur ini didirikan oleh seorang ahli potong rambut bernama H. Ero Saefullah. Ketika itu Ero pernah bekerja di salon milik orang Jepang.
Kemudian paska kemerdekaan, dia mendirikan Sawargi dengan konsep yang lebih menarik banyak kalangan. Alhasil, tempat cukur tersebut berhasil mendatangkan banyak orang.
Sudah modern di zamannya
Menurut generasi ketiga yang mengelola barbershop Sawargi, Risyad Erawan (44), tempat cukur milik kakeknya ini sudah terbilang modern di zamannya.
Di masanya, tukang cukur belum banyak yang memiliki tempat praktik, dan tak sedikit yang membuka lapak di bawah pohon pinggir kota.
Mendirikan bangunan lantas menjadi ide yang brilian lantaran banyak pengunjung yang merasa nyaman saat dicukur hingga mampu mendatangkan berbagai kalangan.
Alasan di Balik Nama Sawargi
Diungkapnya Risyad, penamaan Sawargi secara tak langsung akan memberikan rasa betah untuk mencukur di tempatnya.
Ini karena pengunjung bisa lebih santai, tidak merasa diburu-buru layaknya di rumah sendiri. Belum lagi pelayanan yang ramah juga menambah rasa dekat antara sang pemilik dengan pelanggan.
Dalam bahasa Sunda, Sawargi artinya satu keluarga, atau satu persaudaraan yang memiliki ikatan kuat.
Masih pertahankan benda antik
Sampai saat ini, barbershop tersebut masih mempertahankan alat cukur sejak pertama dirintis, seperti tempat bedak, gunting, mesin cukur, alat semprot sampai kursi klasik.
Mempertahankan benda-benda bersejarah itu menjadi salah satu cara untuk mempertahankan originalitas dari barbershop Sawargi.
Cara lainnya dalam mempertahankan sejarah adalah dengan tidak membuka cabang di tempat lain, lantaran dikhawatirkan mengecewakan pelanggan lewat alat yang berbeda.
Banyak tokoh yang mencukur di sini
Sisi legendaris barbershop Sawargi semakin kuat setelah sejumlah tokoh penting silih berganti mencukur di tempatnya.
Beberapa tokoh penting yang pernah dibuat klimis di Sawargi adalah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Ibrahim Adjie sampai Presiden Soekarno. Kemudian para pejabat wali kota dan gubernur juga pernah merapikan rambut di sini.
Dahulu, para pelanggannya juga banyak dari tokoh-tokoh di Pangdam Siliwangi, karena H. Ero dahulunya merupakan pejuang kemerdekaan. Sampai saat ini, tempat tersebut masih mempertahankan harga murah yakni Rp35 ribu untuk dewasa