Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Masjid Jami Kalipasir Tertua di Tangerang, Pilarnya Pemberian Sunan Kalijaga

Kisah Masjid Jami Kalipasir Tertua di Tangerang, Pilarnya Pemberian Sunan Kalijaga Masjid Jami Kalipasir Tangerang. ©2023 YouTube Jelajah Masjid Kita/ Merdeka.com

Merdeka.com - Bangunan rumah ibadah berdinding keramik berwarna coklat itu bernama Masjid Jami Kalipasir. Terletak di di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, lokasi tersebut jadi masjid tertua di Tangerang. Pilar bangunan di sana dikabarkan pemberian dari Sunan Kalijaga.

Informasi ini dituturkan oleh Ketua DKM Masjid Kalipasir, Syarodji. Dituturkannya, bahwa bangunan yang berdiri di tahun 1400-an itu terdapat empat buah tiang sebagai penyangga. Salah satu di antaranya merupakan pemberian dari Sunan Kalijaga.

Menurut kepercayaan ulama setempat, tiang tersebut adalah bentuk dukungan dari sunan agar pusat dakwah di Tangerang bisa berdiri. Konon, tiang tersebut tidak didirikan menggunakan tenaga tangan maupun alat, melainkan dengan kekuatan yang dimiliki Sunan Kalijaga.

“Alhamdulillah di Masjid Jami Kalipasir ini terdapat peninggalan yang hingga saat ini masih tersisa dan kokoh yakni empat tiang penyangga, di mana salah satunya merupakan pemberian Sunan Kalijaga,” katanya, dikutip dari kanal YouTube The Story (10/4).

Sejarah Masjid Jami Kalipasir

masjid jami kalipasir tangerang

©2023 YouTube Jelajah Masjid Kita/ Merdeka.com

Syarodji kemudian memaparkan terkait awal mula bangunan tersebut didirikan. Menurutnya, tidak ada angka pasti mengenai kapan masjid tersebut didirikan. Namun berdasarkan penelusuran ke berbagai manuskrip lawas di Cirebon sampai Sumedang, terdapat jawaban akan kapan masjid tersebut didirikan.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, masjid ini pertama berdiri di tahun 1412. Ketika itu, datanglah seorang penyebar agama Islam dari Kerajaan Galuh Kawali bernama Ki Tengger Jati.

Ia memiliki tujuan awal untuk mengenalkan agama Islam yang saat itu masih asing. Dirinya lantas mendirikan juga sebuah gubug sederhana berbahan batang dan daun kelapa di pinggiran Sungai Cisadane, yang merupakan lokasi masjid itu berdiri.

Kemudian di tahun 1576 bangunan masjid pun didirikan. Ini berdasarkan tingginya animo masyarakat setempat yang ingin mempelajari agama Islam. Bahkan keberadaannya yang di pinggir sungai membuatnya jadi tempat istirahat dan singgah pedagang dari luar daerah.

Bentuk Bangunan yang Unik

masjid jami kalipasir tangerang

©2023 YouTube Jelajah Masjid Kita/ Merdeka.com

Dikutip dari laman Pemkot Tangerang, masjid itu lambat laun menjadi sentra keilmuan dan sejarah tentang agama Islam di Tangerang dan Banten. Tampak jelas, desain bangunannya yang juga memiliki keunikan selain pada empat pilarnya.

Di sana terdapat 11 kolom mirip ladam kuda (membentuk lengkungan setengah lingkaran) yang terbagi 5 di sisi selatan dan enam di sisi timur. Di atas lengkungan itu terpatri list dengan ukuran 2 sampai 3 cm dengan warna-warni.

Uniknya lagi, bagian menaranya memiliki bentuk pagoda dengan ketinggian mencapai 10 meter. Di puncaknya juga terdapat motif lengkungan sebagai tempat speaker untuk memanggil warga saat salat berjemaah.

Disampaikan Syarodji, pilar-pilar terutama yang terbuat dari kayu dan peninggalan wali sanga tersebut tidak boleh direvitalisasi. Keseluruhannya merupakan murni desain dari para pengurusnya yang merupakan raden dan aria (keturunan petinggi kerajaan setempat) dan tanpa campur tangan dari ahli bangunan.

Ada Makam Keluarga Imam Besar Masjidil Harom

Seperti terlihat, di bagian belakang masjid terdapat kompleks pemakaman tokoh-tokoh berpengaruh Kota Tangerang di masa lampau, seperti bupati pertama yang bernama Raden Akhyar Pena yang menjabat di tahun 1740. Lalu ada juga pengurus masjidnya di masa itu yakni Tumenggung Arya Romadhon dan Aria Tumenggung Sutadilaga di tahun 1823.

Kemudian turut dimakamkan di sana, sepupu ulama termasyhur internasional sekaligus Imam Masjidil Harom, yakni Hj Murtafiah yang merupakan keluarga dari Syekh Muhammad Nawawi Al Jawi Al Bantani di tahun 1813.

Selain itu, terdapat juga makam dari kalangan keturunan Kerajaan Pajajaran dan Raja Kasultanan Sumedang terakhir yakni Pangeran Geusan Ulun.

Ditambahkannya, para jemaah yang singgah sampai saat ini banyak yang dari luar kota. Biasanya mereka juga menyempatkan untuk berziarah di makam-makam kuno tersebut sembari melaksanakan salat di Masjid Jami Kalipasir.

Simbolkan Toleransi Beragama

Selain terkenal karena usianya yang sangat tua, Masjid Jami Kalipasir juga merupakan simbol toleransi beragama di Kota Tangerang. Ini bisa tampak dari harmonisnya ikatan antara masjid dengan Klenteng Boen Tek Bio yang juga berusia lawas.

Sejak dahulu, di sana tidak pernah ada selisih paham soal keyakinan maupun perbedaan-perbedaan yang ada. Keduanya selalu khidmat menjalankan ibadahnya dengan tetap khusyuk dan tentunya menampilkan sisi toleransi dan kekeluargaan.

“Jadi walaupun ada vihara di dekat masjid, kita bisa tetap berteman dan tentunya saling bertoleransi,” katanya.

Sampai saat ini Masjid Jami Kalipasir masih menjadi tempat untuk beribadah sekaligus mempelajari sejarah keislaman di Kota Tangerang maupun sebagian tatar Sunda. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah

Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam
Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam

Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda
Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda

Sebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Sunan Kalijaga di Cirebon, Ada Banyak Kera sampai Sumur Tua
Melihat Jejak Sunan Kalijaga di Cirebon, Ada Banyak Kera sampai Sumur Tua

Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.

Baca Selengkapnya
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo

Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Keberadaan Batu Punden Keramat di Sukoharjo, Dipercaya sebagai Tempat Bertapa Sunan Kalijaga
Kisah di Balik Keberadaan Batu Punden Keramat di Sukoharjo, Dipercaya sebagai Tempat Bertapa Sunan Kalijaga

Batu itu sempat tidak bisa dipindahkan dari tempat asalnya.

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Raya Badiuzzaman, Salah Satu Rumah Ibadah Tertua di Medan Peninggalan Raja Sunggal
Sejarah Masjid Raya Badiuzzaman, Salah Satu Rumah Ibadah Tertua di Medan Peninggalan Raja Sunggal

Di Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya

Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga
Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga

Sampai saat ini mata air tersebut masih terjaga kesuciannya.

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Jamik, Dirancang Bung Karno saat Diasingkan di Bengkulu
Sejarah Masjid Jamik, Dirancang Bung Karno saat Diasingkan di Bengkulu

Keberadaan masjid yang berada di Provinsi Bengkulu ini tak lepas dari peran Bung Karno pada masa pengasingannya.

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian

Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda

Baca Selengkapnya
Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol
Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol

Bangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.

Baca Selengkapnya