Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Husein Djajadiningrat, Orang Indonesia Pertama yang Dapat Gelar Doktor

Mengenal Husein Djajadiningrat, Orang Indonesia Pertama yang Dapat Gelar Doktor Husein Jayadiningrat. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sudah mengenal Prof. Dr. Husein Djadjadiningrat? Beliau merupakan tokoh yang lahir di Kramatwatu, Serang, Provinsi Banten pada 8 Desember 1886. Ia merupakan salah satu orang yang berpengaruh di bidang akademik Republik Indonesia.

Ia dikenal sebagai sosok yang fokus di dunia ke ilmuan, arkeolog sekaligus budaya yang mendapatkan penghargaan gelar doktor dari Universitas Leiden, Belanda di tahun 1913 dalam bidang bahasa dan kebudayaan Indonesia di Universitas Leiden.

Melansir dari www.encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, ilmuan bernama lengkap Pangeran Ario Hussein itu mengungkapkan gagasan majunya tentang kebudayaan di Banten. Ia menyampaikan gagasannya lewat disertasinya yang berjudul 'Critische Beschouwing van de Sadjarah Bantĕn: Bijdrage ter Kenschetsing van de Javaansche Geschiedschrijving' ('Tinjauan Kritis tentang Sadjarah Bantĕn': Sumbangan untuk Mengenal Karakteristik Historiografi Jawa').

Dengan menitik beratkan pendekatan historiografi terkait pandangan kritis terhadap sejarah di Provinsi Banten kala itu.

Husein di Masa Kanak-kanak

husein jayadiningrat

https://toelip.wixsite.com/

©2020 Merdeka.com

Husein Jayadiningrat atau Pangeran Ario Husein merupakan anak dari R. Bagus Jayawinata, wedana yang merupakan bupati Serang. Saat itu ia mampu mengenyam pendidikan barat sampai tingkat Hogere Burger School (HBS) atau sekolah menengah lima tahun yang hanya dapat dinikmati kalangan tertentu saja.

Setelah lulus dari HBS, Husein melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda di Universitas Leiden. Hal itu, lantaran sang ayah kenal dengan salah seorang penasihat pemerintah kolonial untuk urusan pribumi Hindia, yakni Snouck Hurgronje.

Menggemari Karya Tulis

husein jayadiningrat

Disertasi Husein Djajadiningrat

Wikipedia ©2020 Merdeka.com

Dalam kiprahnya, Husein Djajadiningrat sangat mendalami dunia akademis. Bahkan beliau begitu terobsesi saat masa kuliah dengan mengkuti olimpiade karya sastra tulis dan menerbitkan tulisan berjudul Critische overzicht van de geschiedenis van het Soeltanaat van Aceh (1913).

Tulisan tersebut dianggap memiliki nilai kuat hingga memperoleh medali emas dalam lomba mengarang sejarah Aceh berdasarkan sumber naskah Indonesia/Melayu di Universitas Laiden.

Bahkan beliau juga menetap satu tahun dan mempelajari bahasa Aceh untuk menyiapkan kamus Aceh; karya tersebut diselesaikan di Jakarta dengan bantuan Teuku Mohammad Nurdin, H. Abu Bakar Aceh, dan Dr. Hazeu.

Fokus di Bidang Jurnalistik

husein jayadiningrat

Husein saat di Leiden University

Wikipedia ©2020 Merdeka.com

Setelah lulus kuliah dan menetap di Belanda selama kurang lebih 10 tahun, Husein kembali ke Indonesia dan bergelut di dunia ilmu pengetahuan. Dirinya saat itu langsung bekerja sebagai peneliti bahasa di Indonesia pada Kantoor voor Inlandsche Zaken (kantor Urusan Bumiputra) hingga tahun 1918.

Selain itu, ia juga bekerja di Kantoor voor Inlandsche dan juga mendalami bidang jurnalistik serta sastra kebudayaan Jawa dengan mendirikan Java Institut (1919) dan menerbitkan majalah bulanan 'Djawa' di tahun 1921 dan menjadi redakturnya.

Menjadi Guru Besar Di Bidang Agama dan Sastra

husein jayadiningrat

Patung Husein Djajadiningrat di Leiden University sebagai penghargaan kampus karena berhasil mempertahankan disertasinya

Wikipedia ©2020 Merdeka.com

Dalam perjalanannya, Husein Djajadiningrat juga mendalami ilmu Agama Islam yang kemudian diangkat menjadi guru besar di Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta).

Di sekolah tersebut Husein kerap memberikan materi kuliah yang berkaitan dengan Hukum Islam, bahasa Jawa, Melayu, dan Sunda. Bahkan di tahun 1940 ia menjabat sebagai Direktur Pengajaran Agama. Pada zaman Jepang menjadi Kepala Departemen Urusan Agama.

Tahun 1948 diangkat menjadi Menteri Pengajaran, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan pada masa pemerintahan presiden Sukarno. Sampai pada 1952, di mana beliau kembali menjadi guru besar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang dilanjutkan menjadi pemimpin umum Lembaga Bahasa dan Budaya (LBB), merangkap sebagai anggota Komisi Istilah di lembaga tersebut pada tahun 1957. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia
Riwayat Habib Ali Kwitang, Keturunan Rasulullah di Betawi yang Membantu Terbentuknya Indonesia

Soekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Sosok Sutan Muhammad Zain, Profesor Pakar Bahasa Indonesia Asal Sumbar
Sosok Sutan Muhammad Zain, Profesor Pakar Bahasa Indonesia Asal Sumbar

Ia dikenal sebagai Pribumi Indonesia pertama yang memiliki ijazah tertinggi dalam penguasaan Bahasa Melayu serta diakui di kalangan para tokoh ilmiah.

Baca Selengkapnya
Saat Kecil Namanya 'Pasaran' Sampai Ditandai Guru, Anak PNS ini Setelah Besar jadi Tokoh Berpengaruh di RI
Saat Kecil Namanya 'Pasaran' Sampai Ditandai Guru, Anak PNS ini Setelah Besar jadi Tokoh Berpengaruh di RI

Sosok orang berpengaruh di RI dan asal-usul dibalik nama panggilannya yang populer hingga kini.

Baca Selengkapnya
Mengenal Abdul Rivai, Dokter Sekaligus Wartawan Perintis Surat Kabar Bahasa Melayu
Mengenal Abdul Rivai, Dokter Sekaligus Wartawan Perintis Surat Kabar Bahasa Melayu

Namanya hingga kini tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang menerima gelar Doktor di Universitas Gent, Belgia.

Baca Selengkapnya
Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda

Karena fokus ke ajaran Nasrani, sosoknya pernah dikhawatirkan murtad oleh kalangan ulama di masa silam.

Baca Selengkapnya
Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno
Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno

Setelah tak aktif dalam kabinet pemerintahan, ia lebih banyak terlibat dalam pengorganisasian para penghayat kepercayaan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Adnan Kapau Gani, Pahlawan Nasional Bergelar Dokter Kelahiran Sumatra Barat
Mengenal Sosok Adnan Kapau Gani, Pahlawan Nasional Bergelar Dokter Kelahiran Sumatra Barat

Sosok Adnan Kapau Gani, pahlawan nasional asal Sumatra Selatan bergelar Dokter.

Baca Selengkapnya
Mengenal Soebandi Dokter Pejuang Kemerdekaan yang Gugur Ditembak Belanda, Tak Banyak yang Tahu Kisahnya
Mengenal Soebandi Dokter Pejuang Kemerdekaan yang Gugur Ditembak Belanda, Tak Banyak yang Tahu Kisahnya

Namanya diabadikan jadi nama rumah sakit hingga kampus di Jember.

Baca Selengkapnya
Cornelis van Vollenhoven, Antropolog Belanda yang Melestarikan Hukum Adat di Hindia Belanda
Cornelis van Vollenhoven, Antropolog Belanda yang Melestarikan Hukum Adat di Hindia Belanda

Kecintaannya dalam mengkaji hukum adat hingga hukum tata negara di Hindia Belanda membuat dirinya dijuluki sebagai "Bapak Hukum Adat".

Baca Selengkapnya
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman
Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman

Seorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Djuanda Kartawidjaja, Pahlawan Nasional Pencetus Deklarasi Djuanda Asal Jawa Barat
Mengenal Sosok Djuanda Kartawidjaja, Pahlawan Nasional Pencetus Deklarasi Djuanda Asal Jawa Barat

Namanya diabadikan sebagai nama bandara di Surabaya dan menghiasi gambar uang pecahan Rp50 ribu.

Baca Selengkapnya