Mengenal Tradisi Ganti Welit Khas Trusmi Cirebon, Punya Makna Mendalam
Merdeka.com - Ganti welit menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Biasanya upacara ini digelar berbarengan dengan peringatan doa bersama untuk leluhur yang ada di sana.
Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun, dengan cara mengganti atap alang-alang di kompleks makam Buyut Trusmi. Warga saling bahu-membahu untuk merakit dan memasangnya ke atas bangunan. .
“Tradisi ini biasa disebut memayu, artinya mengganti atap welit (alang-alang) yang sudah rusak,” kata Pemangku Adat di Trusmi, Tony Syah seperti dilansir dari ANTARA.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa saja yang dilakukan dalam tradisi Wiwitan? Acara utama dalam tradisi itu adalah pembacaan doa dan dilanjutkan makan bersama.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan di tradisi Rebo Wekasan di Tegal? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
-
Apa saja tradisi Rebo Wekasan di berbagai daerah? Misalnya, di Bantul biasanya membuat lemper raksasa untuk dibagikan, di Banyuwangi melakukan tradisi petik laut, atau di Banten yang melaksanakan salat khusus di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Tradisi ini diketahui sudah berkembang sejak tahun 1950-an, dan jadi salah satu hajat desa yang selalu ramai didatangi oleh warga.
-
Siapa yang terlibat dalam tradisi ini? Setelah itu, tuan rumah akan mengundang tetangga untuk mengikuti acara kepungan dengan menyantap tumpeng tawon.
Saling Bergotong Royong
©2022 YouTube Mbah Googel Gondrong Gelungan/ Merdeka.com
Dalam tradisi ganti welit, warga sekitar maupun dari luar daerah turut hadir untuk bersama-sama mengganti atap welit atau alang-alang.
Mulanya mereka mengumpulkan atap-atap ilalang yang sudah tersusun rapi. Kemudian masing-masing warga berbagi peran, ada yang berdiri di atap untuk memasang, dan ada yang berbaris sembari menyerahkan welit. Semuanya saling bekerja sama tanpa memandang latar belakang.
Tujuan pergantian atap ini agar atap yang lama tergantikan dengan yang baru, sehingga lebih kuat dan mampu menghalau air hujan. Selain itu, atap baru akan memperindah bangunan karena warnanya terlihat segar.
Membimbing Manusia Agar Berlaku Baik
Tony melanjutkan, ada makna tersendiri dari tradisi mengganti welit ini, yakni bagaimana diri sendiri membimbing akal dan pikiran agar tetap bersih. Menurut dia, ketika hati manusia suci, akan bisa membimbing langkah dan tingkah laku sehari-hari, layaknya pergantian atap yang rusak dengan welit yang baru.
Kemudian, pergantian welit juga bermakna penemuan jati diri dari manusia. Sudah seperlunya manusia mencari jati diri, namun dengan bimbingan hati dan tingkah laku yang bersih.
“Nantinya, akal dan pikiran kita akan dimayu (diganti), oleh diri sendiri agar hati kita bersih. Lalu hati dimayu oleh diri sendiri agar laku lampah kita benar dan laku lampah dimayu oleh diri sendiri agar kita bertemu dengan jati diri,” lanjutnya.
Jadi Ajang Silaturahmi
Sementara itu, warga sekitar bernama Kamil, mengaku datang ke lokasi makam buyut Trusmi dan mengikuti tradisi memayu welit sebagai ajang untuk silaturahmi. Warga sekitar bisa bertemu dengan masyarakat lainnya dari luar trusmi, dan saling mengenal untuk membentuk persaudaraan.
Kemudian, dirinya juga mengatakan bahwa ini adalah bagian dari tradisi khas masyarakat di Trusmi, Kabupaten Cirebon agar bisa tetap lestari.
“Alasannya untuk datang ke sini adalah salah satunya untuk silaturahmi, saling bertemu sesama warga, kemudian ini juga melestarikan tradisi, karena sejak zaman dulunya begini,” kata Kamil.
Dalam kegiatan itu, tak sedikit warga juga yang hadir dan membawa makanan dan dikumpulkan di dalam kompleks makam tersebut. Kemudian di akhir acara pemasangan welit ini masyarakat seluruhnya akan makan bersama. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaksanaan Upacara Memayu dan ider-ideran bertujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Trusmi terhadap leluhur yang telah banyak berjasa.
Baca SelengkapnyaTradisi Wiwitan rutin diadakan setiap tahun oleh para petani di Jogja. Acara itu dirangkai dengan berbagai kegiatan kesenian
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaDi balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaUpacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur yang dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu.
Baca SelengkapnyaTradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaJajanan ini mulai populer sejak tahun 1960-an dan dipercaya para petani membuat hasil panen melimpah.
Baca SelengkapnyaSebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca Selengkapnya