Berkembang di Masa Kerajaan Mataram, Ini 4 Fakta Sejarah Kota Pekalongan
Merdeka.com - Pekalongan merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di pesisir utara. Sebelum menjadi kota yang cukup besar, pada zaman dulu, tepatnya pada abad ke-17, wilayah Pekalongan secara administratif merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam.
Pada saat VOC Belanda masuk ke Batavia, daerah Pekalongan menjadi kantong mengumpulkan perbekalan pasukan Mataram sebelum melakukan penyerangan ke Batavia. Namun sebelum masa Mataram Islam, wilayah Pekalongan belum tercatat dalam sejarah.
Bahkan dalam catatan kota-kota di pesisir utara Jawa pada abad ke-16, terdapat nama kota-kota seperti Cirebon, Tegal, Kendal, Demak, Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik, dan Surabaya, namun tak ada nama Pekalongan di sana.
-
Apa yang diresmikan di Pekalongan? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana ikut menghadiri peresmian Monumen Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso di Stadion Hoegeng, Kota Pekalongan, Sabtu, 11 November 2023.
-
Kenapa Kerajaan Mataram Kuno menguasai wilayah Jawa Timur? Pada abad kesembilan, Kanjuruhan mulai mengalami kemunduran karena Mataram Kuno mulai mengembangkan pengaruhnya di Jawa Timur.
-
Siapa pendiri Kerajaan Mataram Islam? Panembahan Senapati (Danang Sutawijaya atau Dananjaya) adalah pendiri Kerajaan Mataram Sultanate.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
-
Kapan pemukiman itu menjadi kota besar? Hasil penelitian menunjukkan pemukiman tersebut mulai mengalami proses urbanisasi sekitar 5000 tahun lalu dan berkembang menjadi kota besar pada periode sekitar 4000 tahun lalu.
-
Dimana pusat Kerajaan Pajajaran? Pusat kerajaannya ada di wilayah perbatasan antara Kecamatan Tamansari dan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, persisnya di kaki Gunung Salak.
Seiring waktu, Pekalongan menjadi kota penting di pesisir utara Jawa, terutama pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Lantas seperti apa sejarah perkembangan kota yang terkenal dengan batiknya itu? berikut selengkapnya:
Terbentuknya Kota Pekalongan
©2021 wikipedia/ editorial Merdeka.com
Pada masa abad ke-16, wilayah Pekalongan diduga telah menjadi daerah yang dilewati dua kerajaan Islam yaitu Demak dan Cirebon. Pada tahun 1628, wilayah Pekalongan menjadi tempat pasukan Kerajaan Mataram Islam menyusun kekuatan dan perbekalan sebelum menyerang VOC di Batavia.
Pada saat penyerangan itu, Pangeran Manduraredja dan Pangeran Bahureksa ditunjuk sebagai panglima perang. Dilansir dari Pekalongankab.go.id, dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa dulu Pekalongan merupakan daerah yang telah dipersiapkan dalam rangka penyerangan ke Batavia.
Sayangnya penyerangan itu mengalami kegagalan. Pangeran Bahurekso dan pasukannya kemudian kembali ke Pekalongan secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui Pemerintah Sultan Agung. Kemudian di sana ia melakukan Tapa Ngalong. Istilah ini kemudian sering dikaitkan dengan asal mula kata “Pekalongan”.
Asal Mula Nama Pekalongan
©Wikipedia.org
Menurut penuturan R. Basuki, keturunan Pangeran Manduraredja, Bupati Pekalongan pertama, kata “Pekalongan” sendiri memiliki arti Halong-Along yang artinya Hasil. Dalam kisah Babad Sultan Agung, nama Pekalongan ditulis dengan nama “Pengangsalan” yang artinya pembawa keberuntungan.
Sementara itu menurut seorang pangeran Mataram bernama Raden Mas Aryo Porwo Lelono yang datang ke wilayah itu pada tahun 1865, nama Pekalongan sebenarnya merupakan turunan dari kata “Along” yaitu satu kata yang dekat dengan dunia nelayan, yang berarti memperoleh hasil tangkapan ikan.
Pekalongan di Masa Hindia Belanda
©Wikipedia.org
Di masa Hindia Belanda, Pekalongan menjadi daerah penting di pesisir utara Jawa. Mereka mendirikan benteng di pinggir Kali Kupang. Pada masa pemerintahan Daendles, Kota Pekalongan menjadi kota strategis yang dilalui Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan. Keberadaan jalan raya ini membuat Pekalongan semakin berkembang secara ekonomi maupun politik.
Pada tahun 1905, pemerintahan Pekalongan diubah menjadi sistem pemerintahan kota praja. Hal ini membuat wilayah Pekalongan terdiri atas pemerintahan Kota dan Kabupaten yang berdiri sendiri-sendiri. Ketetapan itu baru ditandatangani Sekretaris Gubernur Jenderal Hindia Belanda De Groot pada 21 Februari 1906. Hal itulah yang masih berlaku hingga sekarang.
Lambang Kota Pekalongan
©Wikipedia.org
Para era Hindia Belanda, Kota Pekalongan menggunakan lambang logo coat of arms bergaya Belanda dengan hiasan di tengah berupa tiga ekor ikan di jaring. Lambang ini merupakan representasi dari keberadaan Kota Pekalongan yang dulunya merupakan pusat penangkapan ikan utama di pesisir utara Jawa Tengah.
Pada 30 Januari 2015, Wali Kota Pekalongan, Basyir Ahmad, meluncurkan logo baru dengan bentuk yang lebih modern. Dilansir dari laman Wikipedia, logo itu membentuk lingkaran dengan unsur-unsur seperti orang bekerja, canting, ikan, dan orang beribadah.
Logo ini kemudian mendapat komplain dari warga Kota Pekalongan karena bentuknya terlalu abstrak dan tak terkesan formal. Akhirnya pemerintah memutuskan untuk kembali menggunakan logo coat of arms yang dibuat pada tahun 1958. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota kuno Kotagede dibangun dengan konsep filosofi "Catur Gatra" dengan empat elemen penting yaitu keraton, pasar, alun-alun, dan masjid.
Baca SelengkapnyaBekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaPenetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Baca SelengkapnyaKerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.
Baca SelengkapnyaKerajaan tua itu bahkan sudah ada sebelum era Padjadjaran
Baca SelengkapnyaSejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPurwakarta telah berevolusi cukup lama hingga dikenal sebagai kota pensiunan. Kisahnya penuh perjuangan sejak masa pra sejarah.
Baca SelengkapnyaDahulu Bandung bernama Tatar Ukur, dengan daerah administratif sampai Garut dan Sukabumi
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaKetika itu, Mataram membangun lumbung padi hingga ke wilayah Barat salah satunya Kabupaten Purwakarta yang saat itu masih masuk ke wilayah Kabupaten Karawang.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaMenurut catatan sejarah, keduanya memiliki pengaruh yang besar sebagai pelestari kebudayaan nenek moyang Kalimantan dengan angkatan militer laut yang kuat.
Baca Selengkapnya