Jogja Kembali Hadapi Potensi Darurat Sampah, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Masalah darurat sampah di Kota Jogja sampai saat ini belum benar-benar terselesaikan. Masalah ini bahkan sudah seperti hantu, seketika muncul lalu hilang, dan begitu seterusnya hingga bertahun-tahun.
Biasanya, masalah ini muncul saat warga di sekitar pembuangan sampah Piyungan melakukan penutupan akses jalan. Baru-baru ini, mereka kembali menutup akses jalan itu.
“Bisa dihitung sendiri berapa volume sampah yang saat ini menumpuk di depo dan tempat pembuangan sementara serta tertahan di armada sampah karena belum bisa dibuang ke Piyungan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, dikutip dari ANTARA pada Senin (9/5). Berikut selengkapnya:
-
Apa yang sedang terjadi di Jogja terkait sampah? Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih ditutup dan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Kenapa sampah di Kota Jogja dibiarkan menumpuk? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet.
-
Sampah apa yang menumpuk di Kota Jogja? Tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kenapa sampah di Jogja susah diberesin? 'Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,' kata Takim, kepada Merdeka.com, Minggu (8/9).
-
Bagaimana sampah di Kota Jogja dibersihkan? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
Potensi Darurat Sampah
©2020 liputan6.com
Sugeng mengatakan bahwa rata-rata sampah yang dibuang ke depo dan tempat pembuangan sampah saat ini mengalami kenaikan sekitar 15 persen dari volume sampah yang dihasilkan tiap hari di Kota Yogyakarta. Kenaikan itu dipicu oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta selama libur Lebaran.
“Kami mampu menahan sampah di seluruh depo, tempat pembuangan sampah sementara, dan armada sampah selama maksimal lima hari. Lebih lama dari itu akan terjadi darurat sampah,” ujar Sugeng.
Lebih lanjut, rata-rata volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta mencapai sekitar 370 ton dan sebanyak 260 ton di antaranya dibuang ke TPA Piyungan. Sementara sisanya diserap oleh bank sampah dan pemulung.
Pengambilan Sampah Dihentikan Sementara
©2020 liputan6.com
Terkait penutupan di TPA Piyungan, DLH Kabupaten Bantul menghentikan sementara pengambilan sampah karena tidak punya alternatif lain tempat penampungan sampah.
Kepala DLH Bantul, Ari Budi Nugroho mengatakan bahwa pihaknya mengaku terus berkoordinasi dengan Pemerintah DIY terkait penutupan TPA Piyungan. Dia mengaku belum dapat info dari Pemda DIY sampai kapan kondisi ini akan terus begini.
“Kalau komunikasi jelas ada. Cuma kalau kebijakan lebih lanjutnya nunggu DIY. Karena yang jelas pada waktu aksi damai di lokasi kita bareng-bareng dengan teman-teman DIY. Cuma setelah itu kebijakannya seperti apa kami masih menunggu,” kata Ari, mengutip dari ANTARA.
Kelola Sampah Secara Mandiri
istimewa
Selain itu, DLH Bantul juga mengimbau pada masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, syukur-syukur bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Sementara untuk sampah organik, warga bisa menyimpannya dalam sebuah lubang sebagai solusi sementara.
Ari berharap, pengelolaan sampah secara mandiri ini dilakukan tidak hanya semata-mata saat TPA Piyungan ditutup, namun juga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan Kabupaten Bantul.
“Sampah yang dibuang ke Piyungan dari DLH Bantul kurang lebih 90-100 ton per hari. Tapi sampah di Bantul ada yang dikelola pihak swasta, sehingga seharusnya total per hari 170-180 ton yang dibuang ke TPA Piyungan,” kata Ari.
Warga Piyungan Keluhkan Limbah
©2021 Merdeka.com/Muhammad Biondy
Seperti diketahui, pada Sabtu (7/5) warga di sekitar TPA Piyungan menuntut audiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X untuk menolak pembuangan sampah di sana. Mereka mempertanyakan izin penggunaan TPA yang menurut mereka sudah habis pada Maret 2022.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan dampak dari limbah sampah yang sudah mengalir melalui parit-parit kecil. Mereka menilai kondisi TPA Piyungan sudah semakin memprihatinkan dan sudah tidak bisa lagi dipaksakan untuk pembuangan sampah. Bahkan sumur-sumur rumah warga yang rumahnya di sekitar tempat pembuangan itu sudah tercemar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 2018 berdiri, paguyuban ini mempraktikan cara mengubah sampah organik sisa dapur menjadi kompos, protein tumbuhan sampai cairan ecoenzyme
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaDiketahui genangan banjir ini telah melanda kawasan tersebut selama lebih dari lima bulan.
Baca SelengkapnyaPemkot) Surabaya mengklaim sampah plastik di wilayah setempat menurun. Namun, fakta menunjukkan bahwa sampah organik naik berkali-kali lipat.
Baca SelengkapnyaPenanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet
Baca SelengkapnyaDaerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaKondisi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti makin parah. Volume sampah di sana sudah mencapai 15.434.994 meter kubik
Baca SelengkapnyaKondisi pembuangan sampah di Jogja makin mengkhawatirkan usai TPST Piyungan ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaVolume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaPetugas juga kesulitan melakukan pemadaman karena tingginya tumpukan sampah yang terbakar, sehingga bagian bawah sulit dipadamkan.
Baca SelengkapnyaPemkot Bandung membuka peluang pemanfaatan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cibeureum.
Baca Selengkapnya