Kisah Geger Pecinan di Kartasura, Persatuan Rakyat Jawa-Tionghoa Melawan VOC
![Kisah Geger Pecinan di Kartasura, Persatuan Rakyat Jawa-Tionghoa Melawan VOC](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2021/07/23/1332879/540x270/kisah-geger-pecinan-di-kartasura-persatuan-rakyat-jawa-tionghoa-melawan-voc.jpeg)
Merdeka.com - Pada tanggal 9-10 Oktober 1740, terjadi pembantaian VOC terhadap orang-orang Tionghoa di Batavia. Dalam peristiwa itu, pasukan VOC membakar rumah-rumah orang Tionghoa dan mengeksekusi mereka tanpa pandang bulu.
Pembantaian terhadap orang-orang Tionghoa di Batavia menjadi awal dari perang besar yang harus dihadapi VOC. Di kemudian hari, mereka harus menghadapi kuatnya persekutuan antara Mataram dengan Laskar Tionghoa.
“Sisa-sisa orang Tionghoa yang melarikan diri ke wilayah Jawa Tengah kemudian bergabung dengan kekuatan Mataram. Perang VOC melawan tentara gabungan Tionghoa-Mataram merupakan perang terbesar sepanjang sejarah VOC,” kata Sejarawan Universitas Negeri Semarang, Prof. Wasino.
-
Apa yang terjadi pada prajurit Mataram saat menyerang Batavia? Misi Sultan Agung berakhir dengan kegagalan karena ratusan prajurit Mataram tewas akibat wabah kolera yang mengganas.
-
Siapa yang memimpin pasukan Mataram menyerang Batavia? Saat itu pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung mengirimkan prajuritnya ke Batavia untuk menyerang Belanda.
-
Dimana pertempuran besar terjadi? Lembah Tollense yang terletak di Mecklenburg-Pomerania Barat terkenal dengan pertempuran besar-besaran yang terjadi sekitar tahun 1250 SM.
-
Apa yang terjadi saat pasukan Mataram menyerang Malang? Pasukan Bupati Ronggosukmo jumlahnya lebih sedikit dari pasukan Tumenggung Alap-alap, namun berhasil mempertahankan daerahnya dari serangan pasukan Kerajaan Mataram.
-
Bagaimana Inggris menguasai Batavia? Kesempatan ini lantas dimanfaatkan Inggris untuk menguasainya sebagai negara jajahan, hingga Belanda terusir dari Batavia.
-
Apa itu peristiwa Talangsari? Peristiwa Talangsari 1989 adalah salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 7 Februari 1989. Kejadian ini berlangsung di sebuah dusun di Desa Rajabasa Lama, Way Jepara, Lampung Timur, dan mengakibatkan tewasnya 130 warga sipil.
Salah satu peperangan antara dua pasukan besar itu terjadi di wilayah Kartasura. Lalu seperti apa jalannya perang besar di wilayah yang saat itu menjadi Ibu Kota Kerajaan Mataram itu?
Perjanjian Jawa-Tionghoa
©2020 Istimewa
Setelah melarikan diri ke Jawa Tengah, para pemimpin orang-orang Tionghoa bersumpah setia pada Raja Mataram, Sunan Pakubuwana II, untuk berjuang bersama mengusir VOC dari tanah Jawa. Sejak saat itulah, orang-orang Jawa Mataram dan Tionghoa berjuang bersama melawan VOC.
Namun pada tahun 1742, sumpah ini dilanggar sendiri oleh Pakubuwana II karena melihat kekalahan pasukan gabungan itu di beberapa tempat. Sang raja yang khawatir kemudian memutuskan untuk berbalik arah berada di pihak VOC.
Niat Pakubuwana II mengubah arah perjuangan ditentang oleh sejumlah petinggi Kraton, Panglima Perang, dan Bupati di bawah Mataram. Walhasil, konflik menjadi lebih rumit. Pasukan Raden mas Garendi dan pemimpin Tionghoa, Kapiten Sepanjang bergerak merebut Kraton Kartasura. Tanpa perlawanan, mereka berhasil menguasai alun-alun Kartasura pada 30 Juni 1742.
Pakubuwana II Melarikan Diri
©2020 buku Geger Pacinan @Penerbit Kompas
Saat penyerangan itu, Pakubuwana bersama para prajuritnya melarikan diri ke Magetan dan kemudian pindah ke Ponorogo. Agar tak tertangkap musuh, dia melarikan diri lewat lubang kecil di belakang istana sembari dikawal VOC. Di tempat pengungsiannya, dia menyusun kekuatannya kembali.
Sementara itu di Kartasura, Raden Mas Garendri dinobatkan sebagai Raja Mataram dengan gelar Sunan Amangkurat IV. Selain itu, dia juga mendapat julukan “Sunan Kuning”. Namun dengan keberhasilan pasukan Tionghoa-Jawa menduduki Kartasura, perang ternyata belum berhenti. Di saat bersamaan, Pakubuwana II, VOC, dan pasukan Madura yang dipimpin Cakraningrat sedang menyusun kekuatan.
Serangan Balasan
©2020 Istimewa
Setelah kekuatan gabungan terbentuk, pasukan gabungan Pakubuwono II, VOC, dan Madura menyerang Kartasura dari tiga penjuru. Cakraningrat menyerang dari arah Bengawan Solo, Pakubuwana II dari Ngawi, dan pasukan VOC dari Ungaran dan Salatiga.
Karena serangan bertubi-tubi itu, Sunan Kuning dan pasukannya yang tersisa mengungsi ke arah selatan. Setelah itu, Kraton Kartasura berhasil direbut oleh pasukan Cakraningrat. Setelah berdebat dengan VOC, Cakraningrat akhirnya mau menyerahkan kembali Kraton Kartasura ke tangan Pakubuwana II.
Karena harus berutang budi, kedudukan Pakubuwana II jadi lemah di mata VOC. Mulai saat itu, seluruh patih dan bupati yang akan diangkat olehnya harus terlebih dahulu mendapat izin VOC. Tak hanya itu, Mataram juga dipaksa menyerahkan sejumlah daerah yang dianggap strategis kepada VOC.
Terjadi di Berbagai Tempat
©2020 merdeka.com
Tak hanya di Kartasura, perlawanan pasukan Tionghoa-Jawa terjadi di berbagai tempat, baik itu sebelum meletus geger pecinan di Kartasura maupun sesudahnya. Tercatat, pertempuran antara Jawa-Tionghoa dengan VOC terjadi di Jepara, Rembang, Demak, Semarang, dan merambah hingga wilayah Jawa Timur.
“Mereka bertempur dengan sengit hingga banyak korban berjatuhan. Laskar Tionghoa mengandalkan kungfu dan silat, sementara tentara Mataram mengandalkan kuda dan pedang,” jelas sejarawan Tionghoa asal Semarang, Tjong Ki Thio. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/24/1721796099532-q9fwg.jpeg)
Pemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
Baca Selengkapnya![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/18/1705554748096-verjl.jpeg)
Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur
Baca Selengkapnya![Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/10/5/1696499848709-ortrw.jpeg)
Setelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.
Baca Selengkapnya![Mengenang Perang Batak, Perjuangan Mempertahankan Wilayah Leluhur dari Gempuran Kolonial Belanda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/11/7/1699321322564-7gcqf.jpeg)
Perang Batak, perjuangan mempertahankan tanah leluhur dari pasukan Belanda.
Baca Selengkapnya![Potret Kehidupan di Probolinggo pada Zaman Kerajaan, Perbatasan Dua Kerajaan Besar yang Jadi Lokasi Perang Saudara](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/2/7/1707278577582-lry77.jpeg)
Seiring perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan pada zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger mengalami perubahan.
Baca Selengkapnya![Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/3/1691047198922-1ucogk.jpeg)
Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca Selengkapnya![Kisah Gedung Karesidenan Banten yang Bergaya Kerajaan Belanda, Saksi Bisu Runtuhnya Pemerintahan Sultan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/28/1716869087234-1g62gk.jpeg)
Dari bangunan megah berbentuk kerajaan Belanda ini dapat dilihat perubahan pemerintahan Banten dari kesultanan menjadi karesidenan.
Baca Selengkapnya![Kisah di Balik Lumbung Padi di Purwakarta, Ternyata Bikinan Kerajaan Mataram](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/8/12/1723441404224-hopewf.jpeg)
Ketika itu, Mataram membangun lumbung padi hingga ke wilayah Barat salah satunya Kabupaten Purwakarta yang saat itu masih masuk ke wilayah Kabupaten Karawang.
Baca Selengkapnya![15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/14/1705214764918-dazcj.jpeg)
74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca Selengkapnya![Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/3/10/1710063930402-bewd.jpeg)
Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca Selengkapnya![Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/26/1693034189424-r4kj7.jpeg)
Pemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya![Kisah Kawasan Jatinegara yang Belum Banyak Diketahui, Punya Dua Versi Nama dan Warganya Keturunan Banten](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/11/1718097392983-cm3cf.jpeg)
Ada banyak kisah di Jatinegara, mulai dari dua versi nama sampai warganya keturunan Banten.
Baca Selengkapnya