Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pembantaian Kampung Tulung, Jadi Hari Paling Mencekam di Magelang

Kisah Pembantaian Kampung Tulung, Jadi Hari Paling Mencekam di Magelang Sejarah Kampung Tulung Magelang. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kondisi Indonesia sebenarnya dilanda chaos. Memanfaatkan keadaan Jepang yang sudah tak berdaya, tentara Belanda dibantu sekutu datang ke Indonesia untuk kembali menjajah. Sementara itu tentara Jepang yang tak lagi punya harapan di negeri jajahan melakukan serangkaian serangan secara membabi-buta yang menandakan keputusasaan mereka.

Hal inilah yang terjadi di Kampung Tulung, Kota Magelang, pada 28 Oktober 1945. Dilansir dari Jurnal berjudul “Percikan Api Revolusi di Kampung Tulung Magelang 1945” karya Syaiful Amin dan Ganda Febri Kurniawan, pada hari itu Tentara Jepang “Kido Butai” menurunkan personelnya di pertigaan jalan Payaman pada jam 08.00. Waktu itu, Tentara Kidou Butai dibagi menjadi dua kelompok untuk menyerang Kota Magelang. Keduanya menyerang Magelang dari dua arah yang berbeda.

Target dalam penyerangan itu adalah markas Tentara Keamanan Rakyat yang berada di Kampung Tulung, Magelang. Hingga akhirnya pertempuran antara kedua pasukan tak dapat terbendung. Berikut selengkapnya:

Menyerang dari Segala Arah

sejarah kampung tulung magelang

©2021 Merdeka.com

Tentara Kidou Butai mengepung Kampung Tulung dari segala arah sehingga tak ada seorangpun warga kampung yang dapat meloloskan diri. Tak hanya itu, sepanjang perjalanan menuju Kampung Tulung, pasukan itu menembaki setiap orang yang berada di hadapannya tanpa belas kasihan.

Begitu pula saat mereka melalui sebuah sekolah, mereka menembaki para siswa yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tercatat ada tiga pelajar yang tewas dalam peristiwa itu. untuk mengenang ketiganya, dibuatlah Monumen Rantai Kencana di lingkungan SMP Negeri 1 Magelang yang dulunya menjadi tempat penembakan itu.

Sesampainya di Kampung Tulung, Tentara Kido Butai langsung membantai dengan kejam penduduk kampung tersebut. Dalam waktu sekejap, pasukan Jepang itu telah sampai di belakang Kantor Kelurahan.

Pada awalnya para pemuda kampung mengira mereka adalah kawan sendiri yang berasal dari Tentara Keamanan Rakyat (BKR). Sontak, para tentara itu membantai para pemuda yang waktu itu tidak dilengkapi senjata.

Hari Paling Mencekam di Magelang

sejarah kampung tulung magelang

©2021 Merdeka.com

Konflik di Kampung Tulung memicu pembantaian-pembantaian dan peristiwa saling serang di Magelang, seperti pembunuhan sekelompok tentara Jepang di Alun-Alun Magelang karena kemarahan rakyat yang sudah memuncak.

Sejak peristiwa huru-hara itu, suasana Kota Magelang sangat mencekam. Belum lagi waktu itu tentara BKR juga tengah menghadapi gabungan tentara Belanda dan sekutu yang juga melakukan penyerangan di Magelang.

Situasi panas ini berlangsung lama sampai Presiden Ir. Soekarno datang sendiri ke Kampung Tulung untuk menyelesaikan konflik. Meja perundingan pun dibuka antara Indonesia, sekutu, dengan Jepang.

Dari perundingan itu diketahui ketiga pihak memiliki kepentingan masing-masing. Kepentingan sekutu adalah untuk mengamankan Indonesia, kepentingan Indonesia adalah untuk memerdekakan rakyat serta mengusir penjajah dan segala potensi kolonialisme lainnya, dan kepentingan Jepang adalah kembali ke negara asal mereka dengan cara terhormat.

Akhir Konflik

ilustrasi presiden soekarno

©2020 Merdeka.com

Keterlibatan pemerintah pusat itu membuahkan hasil yang baik. Sekutu dan Jepang sepakat pergi dari Magelang dan melakukan gencatan senjata demi menjaga kondusifitas. Sementara itu pemerintah menurunkan dokter-dokter psikologis untuk menenangkan warga yang dilanda trauma.

Setelah perundingan ini, Jepang, Sekutu, dan Belanda melanjutkan konvoi ke utara. Dalam perjalanan ini, nantinya akan meletus Peristiwa Ambarawa dengan kronologi yang hampir sama dengan di Magelang. Namun pertempuran itu lebih dahsyat dan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu tragedi Nasional saat masa Revolusi Indonesia. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa Merah Putih, Penyerbuan Markas Militer Belanda oleh Rakyat Manado untuk Pertahankan Kemerdekaan Indonesia

Puncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya

Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok

Dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat

Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.

Baca Selengkapnya
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan

Setelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.

Baca Selengkapnya
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI

TNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?

Baca Selengkapnya