Kisah Pembantaian Kampung Tulung, Jadi Hari Paling Mencekam di Magelang
Merdeka.com - Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kondisi Indonesia sebenarnya dilanda chaos. Memanfaatkan keadaan Jepang yang sudah tak berdaya, tentara Belanda dibantu sekutu datang ke Indonesia untuk kembali menjajah. Sementara itu tentara Jepang yang tak lagi punya harapan di negeri jajahan melakukan serangkaian serangan secara membabi-buta yang menandakan keputusasaan mereka.
Hal inilah yang terjadi di Kampung Tulung, Kota Magelang, pada 28 Oktober 1945. Dilansir dari Jurnal berjudul “Percikan Api Revolusi di Kampung Tulung Magelang 1945” karya Syaiful Amin dan Ganda Febri Kurniawan, pada hari itu Tentara Jepang “Kido Butai” menurunkan personelnya di pertigaan jalan Payaman pada jam 08.00. Waktu itu, Tentara Kidou Butai dibagi menjadi dua kelompok untuk menyerang Kota Magelang. Keduanya menyerang Magelang dari dua arah yang berbeda.
Target dalam penyerangan itu adalah markas Tentara Keamanan Rakyat yang berada di Kampung Tulung, Magelang. Hingga akhirnya pertempuran antara kedua pasukan tak dapat terbendung. Berikut selengkapnya:
-
Apa yang terjadi di Lemah Abang pada 19 Desember 1945? Dahulu Kecamatan Lemah Abang pernah dibom bardir oleh pasukan sekutu pada 19 Desember 1945.
-
Apa yang terjadi pada serangan bom di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Dimana serangan bom terjadi di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Kapan Lemah Abang dibom pasukan sekutu? Dahulu Kecamatan Lemah Abang pernah dibom bardir oleh pasukan sekutu pada 19 Desember 1945.
-
Kapan pembantaian terjadi? Berdasarkan penanggalan radiokarbon menunjukkan mereka meninggal sekitar Zaman Perunggu Awal (2200 hingga 2000 SM).
Menyerang dari Segala Arah
©2021 Merdeka.com
Tentara Kidou Butai mengepung Kampung Tulung dari segala arah sehingga tak ada seorangpun warga kampung yang dapat meloloskan diri. Tak hanya itu, sepanjang perjalanan menuju Kampung Tulung, pasukan itu menembaki setiap orang yang berada di hadapannya tanpa belas kasihan.
Begitu pula saat mereka melalui sebuah sekolah, mereka menembaki para siswa yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tercatat ada tiga pelajar yang tewas dalam peristiwa itu. untuk mengenang ketiganya, dibuatlah Monumen Rantai Kencana di lingkungan SMP Negeri 1 Magelang yang dulunya menjadi tempat penembakan itu.
Sesampainya di Kampung Tulung, Tentara Kido Butai langsung membantai dengan kejam penduduk kampung tersebut. Dalam waktu sekejap, pasukan Jepang itu telah sampai di belakang Kantor Kelurahan.
Pada awalnya para pemuda kampung mengira mereka adalah kawan sendiri yang berasal dari Tentara Keamanan Rakyat (BKR). Sontak, para tentara itu membantai para pemuda yang waktu itu tidak dilengkapi senjata.
Hari Paling Mencekam di Magelang
©2021 Merdeka.com
Konflik di Kampung Tulung memicu pembantaian-pembantaian dan peristiwa saling serang di Magelang, seperti pembunuhan sekelompok tentara Jepang di Alun-Alun Magelang karena kemarahan rakyat yang sudah memuncak.
Sejak peristiwa huru-hara itu, suasana Kota Magelang sangat mencekam. Belum lagi waktu itu tentara BKR juga tengah menghadapi gabungan tentara Belanda dan sekutu yang juga melakukan penyerangan di Magelang.
Situasi panas ini berlangsung lama sampai Presiden Ir. Soekarno datang sendiri ke Kampung Tulung untuk menyelesaikan konflik. Meja perundingan pun dibuka antara Indonesia, sekutu, dengan Jepang.
Dari perundingan itu diketahui ketiga pihak memiliki kepentingan masing-masing. Kepentingan sekutu adalah untuk mengamankan Indonesia, kepentingan Indonesia adalah untuk memerdekakan rakyat serta mengusir penjajah dan segala potensi kolonialisme lainnya, dan kepentingan Jepang adalah kembali ke negara asal mereka dengan cara terhormat.
Akhir Konflik
©2020 Merdeka.com
Keterlibatan pemerintah pusat itu membuahkan hasil yang baik. Sekutu dan Jepang sepakat pergi dari Magelang dan melakukan gencatan senjata demi menjaga kondusifitas. Sementara itu pemerintah menurunkan dokter-dokter psikologis untuk menenangkan warga yang dilanda trauma.
Setelah perundingan ini, Jepang, Sekutu, dan Belanda melanjutkan konvoi ke utara. Dalam perjalanan ini, nantinya akan meletus Peristiwa Ambarawa dengan kronologi yang hampir sama dengan di Magelang. Namun pertempuran itu lebih dahsyat dan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu tragedi Nasional saat masa Revolusi Indonesia. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaTercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca SelengkapnyaDi Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.
Baca SelengkapnyaTentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.
Baca SelengkapnyaTNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?
Baca Selengkapnya