Sejarah Guci Tua Berusia Ribuan Tahun di Temanggung, Berasal dari Era Dinasti Tang
Merdeka.com - Sebuah guci tua yang terbuat dari keramik, dipamerkan kepada para pengunjung Museum Peranakan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah pada 18 Desember 2022 silam.
Sang pemilik guci yang juga pengelola Museum Peranakan Parakan, Chris Darmawan, menjelaskan bahwa guci kuno koleksinya itu berasal dari tahun 800-an Masehi. Bila dihitung sampai saat ini, benda itu telah berusia lebih dari 1.200 tahun!
Ia bercerita bahwa guci itu ia peroleh dari Handoko, seorang temannya yang juga kolektor benda-benda kuno pada tahun 2002 silam.
-
Apa jenis keramik yang ditemukan di Museum Peranakan Temanggung? Di Museum Peranakan Temanggung, Jawa Tengah, terdapat sebuah guci tua yang konon sudah berusia ribuan tahun.
-
Dimana tembikar kuno itu ditemukan? Pecahan kendi yang terdapat sidik jari dan bekas cakar kucing ini berasal dari periode Abbasiyah (sekitar tahun 750), ditemukan selama penggalian Gunung Zion yang dipimpin Prof. Shimon Gibson dari Departemen Sejarah di Universitas North Carolina di Charlotte , Amerika Serikat, bersama dengan Dr Rafael Lewis dari Departemen Studi dan Arkeologi Tanah Israel di Universitas Bar-Ilan.
-
Bagaimana bentuk artefak kuno ini? Batu kuno yang ditemukan di Kastil Uwatsuki memiliki bentuk heksagonal berukuran diameter 4,8 cm dengan tebal 1 cm. Sedangkan 17 batu yang ditemukan di Owada jin’ya berukuran 8 cm hingga 14 cm dengan tebal 1,5 cm hingga 3 cm.
-
Apa yang ditemukan di tembikar? Seorang ahli keramik menemukan sebuah sidik jari pada tembikar berusia 5.000 tahun.
-
Dimana tembikar tertua ditemukan? Arkeolog menemukan 82 pecahan tembikar yang berusia antara 2000 dan 3000 tahun di Gugusan Pulau Kadal (Jiigurru), di lepas pantai Queensland Utara Jauh.
-
Apa saja benda kuno yang ditemukan di Tembok Besar? Para arkeolog menemukan ranjau darat batu, senjata api impor, dan sisa makanan milik penjaga Tembok Besar pada Dinasti Ming (1368-1644), seperti dikutip dari laman People's Daily Online, Rabu (31/7).
Saat dihubungi Merdeka.com pada Rabu (11/1) lalu, Chris tak mengetahui dengan pasti bagaimana Handoko memperoleh benda itu. Namun yang ia tahu temannya itu suka menampung barang-barang lama. Banyak pedagang dan makelar yang suka menawarkan benda-benda kuno padanya.
“Saya kira dapatnya dari sesama pedagang. Karena guci seperti itu sebenarnya banyak,” ujar Chris.
Berasal dari Era Dinasti Tang
Wikipedia.org
Menurut Chris, guci tua itu berasal dari negeri Tiongkok era Dinasti Tang (618-907 M). Dia mengatakan waktu zaman itu ada relasi perdagangan antara pedagang-pedagang dari negeri Tiongkok dengan penduduk di Nusantara. Para pedagang itu datang menggunakan kapal layar dari dataran Tiongkok antara bulan April hingga September dan menetap di Nusantara selama 3-6 bulan.
“Paling banyak temuan benda-benda seperti itu ditemukan di Sungai Musi yang dulunya menjadi bekas peradaban Kerajaan Sriwijaya. Sampai sekarang masih ditemukan. Bahkan orang-orang di sana masih suka menyelam dan mencari benda-benda kuno di dasar sungai,” terangnya.
Ditemukan di Banyak Tempat
©Merdeka.com/Shani Rasyid
Terkait keberadaan guci kuno berusia ribuan tahun ini, Arkeolog yang juga Peneliti Ahli Madya BRIN, Sugeng Riyanto, mengatakan bahwa benda-benda yang berasal dari era Dinasti Tang memang banyak ditemukan di berbagai tempat. Bahkan temuan serupa banyak dijumpai di sekitar Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan juga Liyangan.
“Kalau soal fungsinya kita bisa tahu berdasarkan di mana tempat benda itu ditemukan. Kalau ditemukan di sekitar perkampungan kuno seperti Liyangan, berarti untuk keperluan sehari-hari. Tapi kalau ditemukan di sekitar candi seperti yang di Borobudur maupun Prambanan, berarti untuk kegiatan peribadatan. Simpel saja,” kata Sugeng saat dihubungi Merdeka.com pada Selasa (17/1).
Masyarakat Umum Bisa Memiliki
©Merdeka.com/Shani Rasyid
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan kalau benda-benda seperti itu banyak ditemukan di museum-museum. Walau begitu ia tidak memungkiri banyak masyarakat umum yang mengoleksinya.
“Kalau menurut undang-undang benda-benda seperti itu bisa dimiliki perorangan, asal diregistrasikan ke lembaga negara yang berwenang,” ujarnya.
Dalam menjaga benda itu, Chris mengaku tak perlu perawatan khusus. Guci keramik itu hanya perlu diletakkan di tempat aman dan sebisa mungkin jangan sampai jatuh lalu hancur. Kepada Merdeka.com, Chris mengaku bangga bisa memiliki benda kuno yang punya nilai sejarah itu.
“Tak ada alasan lain saya mengoleksi benda ini selain kagum. Barang berumur 1.000 tahun kok masih utuh. Pasti bukan barang sembarangan,” pungkasnya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan keramik di Indonesia banyak yang berasal dari Dinasti Tang, tepatnya sekitar 1.200 tahun silam.
Baca SelengkapnyaRuang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen
Baca SelengkapnyaPrasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaPada masa Hindu, wilayah Demak sudah berkembang menjadi permukiman Hindu.
Baca SelengkapnyaDi dalam Museum Sadurengas berbagai koleksi benda kuno peninggalan sejarah Kesultanan Paser tertinggal di sini.
Baca SelengkapnyaDi museum ini pengunjung seakan diajak menapaki jejak masa silam kejayaan peranakan Tionghoa di Tangerang.
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaDi sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca SelengkapnyaBentuk gergaji kuno dengan versi modern tidak jauh beda, hanya saja material yang digunakan untuk membuatnya agak berbeda menurut arkeolog.
Baca SelengkapnyaHarta karun itu ditemukan di wilayah Kazakhstan dan berasal dari China.
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca Selengkapnya